Gempa Maroko

Cerita Korban Selamat Gempa di Maroko: Saya Tertidur Saat Gempa, Terjebak, Diselamatkan Tetangga

Berikut kisah korban gempa bumi bermagnitudo 6,8 terjadi di Maroko, Jumat (8/9/2023) malam waktu setempat.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Capture YT Kompas TV /Kolase Tribun Jambi
Berikut kisah korban gempa bumi bermagnitudo 6,8 terjadi di Maroko, Jumat (8/9/2023) malam waktu setempat. 

TRIBUNJAMBI.COM - Berikut kisah korban gempa bumi bermagnitudo 6,8 terjadi di Maroko, Jumat (8/9/2023) malam waktu setempat.

Dampak gempa tersebut, ribuan orang dikabarkan meninggal dunia dan jumlah diperkirakan bertambah.

Sebab saat ini tim masih melakukan evakuasi di setiap puing-puing ribuan bangunan rusak.

Dilaporkan bahwa gempa bumi yang bermagnitudo 6,8 ini merupakan terkuat yang melanda maroko dalam 120 tahun terakhir.

Gempa merobohkan sejumlah bangunan.

Tim penyelamat berusaha menjangkau ke daerah-daerah terpencil yang juga terdampak gempa bumi tersebut.

Bahkan petugas pemadam kebakaran di Moulay Brahim, sebuah desa dekat kota Marrakech, Maroko, terus mencari korban di puing-puing reruntuhan bangunan.

Salah seorang korban selamat, Fatna Bechar menceritakan bahwa dia sedang tertidur saat gempa itu terjadi.

Baca juga: Sejumlah Pesepak Bola Bantu Gempa Maroko, Ronaldo Sulap Hotelnya Jadi Tempat Pengungsi

Baca juga: Update Gempa di Maroko: 2000 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Baca juga: Foto-foto Dampak Gempa di Maroko, 2000 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Dia mengungkapkan dirinya terjebak diantara reuntuhan bangunan yang menimpanya.

"Saya tertidur saat gempa terjadi. Saya tidak bisa menyelamatkan diri karena atap menimpa saya. Saya terjebak," ujar Fatna Bechar dilansir dari KompasTV, Minggu (10/9/2023).

Dia berhasil lepas dari jepitan reruntuhan atap rumahnya setelah dievakuasi oleh tetangganya.

"Saya diselamatkan oleh tetangga saya yang membersihkan puing-puing dengan tangan kosong. Sekarang saya tinggal di rumah mereka karena rumah saya hancur total," ungkapnya.

Para keluarga korban sudah mulai memakamkan saudaranya yang meninggal dunia akibat gempa bumi tersebut.

Sementara itu korban lainnya, Rokaya  mengungkapkan bahwa saat gempa itu terjadi keluarganya sedang makan bersama.

Saat padam listrik itu, mereka tidak tahu apa yang terjadi dan tidak menyadari adanya gempa bumi.

"Gempa terjadi, kami sedang makan malam sebelum listrik padam dan kami tidak tahu apa yang terjadi. Anak-anak kami dan keluarga kami tidak lagi tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati ," ungkap Rokaya.

Baca juga: Update Gempa di Donggala Sulawesi Tengah: 3000 Warga Mengungsi, Dirikan Tenda Mandiri

Baca juga: Alasan Gerindra Copot Joko Santoso Sebagai Ketua DPC Semarang

Dia berharap para dermawan dapat membantu korban gempa bumi yang terjadi di Maroko tersebut.

"Kami berharap semoga para dermawan mau membantu kami, semoga Tuhan membalas kebaikan hati mereka.

Raja Maroko, Muhammad ke-6, memobilisasi angkatan bersenjata, serta tim penyelamat khusus. Rumah sakit lapangan juga didirikan untuk membantu korban gempa.

Di Provinsi Hauze, wilayah pegunungan mengalami dampak kerusakan yang parah.

Akses antar-desa di wilayah itu, terputus. Layanan listrik dan telpon, rusak total.

Data dari Kementerian Dalam Negeri Maroko, menyebutkan lebih dari 1.300 orang tewas, dan 1.800 orang terluka.

Namun, jumlah korban jiwa masih bisa bertambah karena tim penyelamat masih berjuang mencari korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.

Jumlah Korban Jiwa

Jumlah korban tewas dalam gempa Maroko yang dilaporkan pemerintah terus bertambah, terakhir dilaporkan jumlah korban jiwa yakni 296 orang.

Gempa tersebut terjadi pada Sabtu (9/9/2023) sekitar pukul 23.00 waktu setempat atau pada Minggu (10/9/2023) pukul 05.00 WIB.

Data korban akibat gempa tersebut terus diperbaharui seiring ditemukannya korban dalam bencana itu.

Kementerian Dalam Negeri Maroko pada melaporkan gempa tersebut telah menewaskan 2.012 orang. 

Korban tersebut terbanyak berada di Provinsi Haos, dengan jumlah 1293 orang.

Baca juga: Penjelasan BMKG Soal Gempa Bumi yang Guncang Donggal Sulteng: Ada Aktivitas Sesar Palu Koro

Disamping itu, korban yang mengalami luka akibat gempa bumi tersebut dilaporkan mencapai ribuan orang.

Disebutkan jumlah penduduk yang terluka akibat gempa juga mencapai 2.000 orang lebih. 

"Sedikitnya 2.012 orang dipastikan tewas, sementara 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi kritis," ungkap Kementerian Dalam Negeri Maroko dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP. 

Dari jumlah korban tewas tersebut, 1.293 di antaranya tercatat berada di Provinsi Al-Haouz sebagai pusat gempa, dan 452 orang di Provinsi Taroudant. 

Itu adalah dua daerah yang paling parah terkena dampak gempa. 

"Pihak berwenang masih mengerahkan pasukan untuk meningkatkan operasi penyelamatan dan mengevakuasi para korban," tambah pernyataan Kementerian tersebut dilansir dari Kompas.com.

Untuk diketahui bahwa gempa bumi tersebut bermagnitudo 6,8.

Sebelumnya diberitakan, Maroko diguncang gempa bermagnitudo 6,8 pada Jumat (8/9/2023) malam pukul 23.11 waktu setempat atau Sabtu (9/9/2023) pukul 05.11 WIB.

Update terbarunya, 632 orang dilaporkan tewas hingga Sabtu siang.

Gempa pada Sabtu, pusat gempa berada di Pegunungan Atlas Tinggi, sekitar 71 kilometer barat daya Kota Marrakesh.

Tepatnya, pada kedalaman 18,5 kilometer.

Sekitar 19 menit sejak bencana berkekuatan besar ini mengguncang, gempa susulan kembali menerjang dengan magnitudo 4,9.

Dari data sementara, ratusan orang tewas di Marrakesh dan beberapa daerah di sekitarnya.

Korban tersebar di wilayah Kotamadya al-Haouz, Marrakesh, Ouarzazate, Azilal, Chichaoua, dan Taroudant.

Tim penyelamat juga dilaporkan mengalami kesulitan untuk mencapai daerah yang terkena dampak paling parah akibat jalan-jalan yang rusak.

Tak Ada Korban WNI

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha menyampaikan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa magnitudo 6,8 di Maroko.

Informasi tersebut diterima dari KBRI Rabat yang telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan komunitas Indonesia.

"Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban WNI," kata Judha kepada wartawan, Sabtu (9/9/2023).

Judha menyampaikan, delegasi Indonesia di Marakesh yang mengikuti The 10th International Conference on UNESCO Global Geoparks 2023 juga terpantau aman.

Saat ini, ada sekitar 500 WNI yang menetap di Maroko.

"KBRI Rabat akan terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak mengenai kemungkinan adanya WNI terdampak," ucap Judha.

Judha mengimbau masyarakat menghubungi nomor KBRI Maroko jika terjadi kendala.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Viral Buat Konten di Tiktok, Adi Sudirja Mengaku Ayamnya Ditawar Rp50 Juta

Baca juga: Terminal Muara Bulian Kembali Dipenuhi Angkutan Batubara

Baca juga: Kumpulan Lagu Nostalgia Nike Ardilla dan Indah Yastami, Download Lagu MP3 di MP3 Juice Gratis

Baca juga: Dianggap Melanggar Mekanisme, Proyek Senilai Rp 10 Miliar Dinas PUPR Jambi Jadi Sorotan Dewan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved