Tari Bedeti, Lantunan Doa Lewat Syair dari Suku Anak Dalam

TRIBUNJAMBI.COM - Lima orang wanita dengan menggunakan selendang menari berayun kiri dan kanan bergantian. Pada posisi depan, seorang menyenandungkan serupa syair yang berirama.

Syair itu terdengar lirih dan penuh pengharapan. Nadanya konstan dan dengan lirik yang berulang.

Tarian itu adalah Tari Bedeti dari Suku Anak Dalam (SAD) Desa Dwi Karya Bakti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.

Pemimpin tarian itu ialah Mak Nur, dengan empat anak muda yang mengiringinya bersenandung.

"Bedeti artinya bedeke atau berdoa," ungkap Mak Nur, Rabu (16/8/2023).

Menurutnya, syair-syair yang dilantunkan itu hanya bisa dilafalkan orang-orang tertentu saja. 

Satu penari muda, Amira, menjelaskan bahwa syair-syair yang dilantunkan itu tidak diajarkan tapi pada orang-orang tertentu itu tiba-tiba bisa.

"Yang tahu itu orang tua tertentu. Tau-tau bisa dewek (sendiri) dak pake belajar. Mau kayak gimana pun kito belajar tetap dak biso," jelasnya.

Ada tiga jenis tari bedeti, yaitu tari bedeti mandi anak, tari bedeti penikahan dan tari bedeti persembahan.

Syair-syair yang dilantunkan rupanya bukan hanya pada saat menari bedeti. Saat kegiatan sehari-hari seperti menganyam pun syair tersebut bisa dilantunkan.

Bahkan syair itu dulunya bisa digunakan untuk membuat buah panen. 

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kisah Angga Remaja Suku Anak Dalam yang Jadi Paskibra di Pelepat Kabupaten Bungo

Baca juga: Suku Anak Dalam Jadi Paskibraka di Kabupaten Bungo

Baca juga: Makna Kemerdekaan Bagi Suku Anak Dalam