Ahmad Terpaksa Tutup Usaha Rumah Makan, Dampak Proyek IPAL Debu Berterbangan

Dampak proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di beberapa ruas di Kota Jambi menjadi keluhan warga, Ahmad terpaksa tutup

|
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Fifi Suryani
Tribunjambi.com/Abdullah Usman
Proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Jln. Brigjen Katamso RT 12 Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur. Kota Jambi yang sudah ditumbuhi rerumputan. Kondisi jalan tanah membuat usaha di pinggir jalan diselimuti debu hingga hampir 3 tahun lamanya. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Dampak proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di beberapa ruas di Kota Jambi menjadi keluhan warga, Ahmad terpaksa tutup usaha rumah makan karena debu, Minggu (6/8).

Seperti pembangunan IPAL yang berada di Jln. Brigjen Katamso RT 12 Kelurahan Kasang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.

Di sepanjang ruas jalan tersebut, terdapat empat titik pembangunan IPAL. Dua diantaranya sudah ditimbun kembali dan masih menyisakan dua lagi yang masih berdiri dan ditumbuhi rumput liar.

Ahmad, satu dari warga RT 12 yang terpaksa harus menutup usaha rumah makannya sementara waktu akibat rumah makannya terdampak debu pembangunan proyek IPAL.

"Tengoklah rumah makan sayo tu tutup sekarang, kayak mana mau buka debu macam ni mano ado orang mau beli," tuturnya sedikit kecewa.

Selain rumah makan, usaha cucian di sekitar lokasi juga sempat terdampak dan beberapa bangunan rumah di sekitar juga dulu sempat terdampak namun sudah tuntas penyelesaiannya.

Namun untuk dampak bagi pedagang kelontong dan rumah makan seperti Ahmad sejauh ini belum ada tindak lanjut. Sempat ada wacana untuk kompensasi atau ganti rugi namun hingga kini juga masih belum ada kabar.

"Kito minta cepatla diselesaikan, kalau berbicara kerugian dan dampak dak akan ado ujungnyo. Solusinyo selesaikan lah cepat," tandasnya.

Polemik debu dampak pengerjaan pembangunan IPAL di Jln. Brigjen Katamso Kasang Jambi, dikatakan Ketua RT sudah berjalan hampir tiga tahun belum ada kejelasan.

Dikatakan Sugeng Ketua RT 12 Kelurahan Kasang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi, terkait keluhan warga tersebut memang benar adanya.

Tidak hanya pelaku usaha kaki lima, terutama dagangan kelontong, namun juga warga sekitar lokasi termasuk fasilitas umum juga berdampak dengan proyek yang tidak kunjung selesai tersebut.

"Lebih kurang sudah dua tahunan hampir tiga tahun, belum juga selesai. Tentu debu dan dampak lainnya sangat mengganggu warga sekitar," ujar Sugeng.

Menurutnya, dari awal progres pembangunan hingga saat tercatat baru satu kali pertemuan, itu pun terkait keluhan warga di mana waktu itu banyak rumah mereka yang retak dampak pemasangan pancang proyek.

"Kalau saat ini warga berharap agar pihak terkait dapat segera menyelesaikan proyek ini, karena selain dampak yang ditimbulkan semakin mengganggu juga ekonomi warga juga berdampak," jelasnya.

Sejauh ini ada dua titik dari empat titik pancang yang dipasang disini sudah ditutup kembali. Namun penutupan tersebut apakah permanen atau sementara pihaknya tidak tahu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved