Artificial Intelligence

Penerapan AI di Bidang Kesehatan untuk Diagnostik Kanker Payudara, Temukan Kasus Lebih Banyak

Tenologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini dimanfaatkan dalam bidang kesehatan yakni radiologi terkait risiko kanker payudara.

Editor: Darwin Sijabat
Ist/Kolase Tribun Jambi
Ilustrasi peduli kanker payudara dan teknologi AI. Tenologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. 

Hasilnya, sistem tersebut mengurangi angka positif palsu sampai 5,7 persen di AS dan 1,2 persen di Inggris serta penurunan 9,4 persen palsu di AS dan 2,7 persen di Inggris.

Baca juga: Tidak Dukung Anies, Golkar Memiliki Pilihan Sempit Prabowo atau Ganjar

Para peneliti kemudian melatih model AI hanya pada data dari perempuan di Inggris dan kemudian mengevaluasinya pada set data dari perempuan di AS.
Dalam percobaan terpisah ini, ada penurunan 3,5 persen pada positif palsu dan pengurangan 8,1 persen pada negatif palsu.

Dalam kedua percobaan tersebut, model AI Google ditemukan lebih akurat dalam mendiagnosis kanker payudara dibandingkan seorang radiolog manusia.
Lalu, pada 2021, penelitian lain mendapati kecerdasan buatan juga dipakai untuk mendeteksi kanker payudara menggunakan data ultrasonografi (USG) payudara, bukan mammogram.

Saat diuji terpisah, 44.755 data yang sudah diperiksa ultrasonografi-nya itu didapati menaikkan hingga 37 persen akurasi diagnosis kanker payudara.

Tes ini juga menurunkan kebutuhan sampel jaringan melalui biopsi untuk konfirmasi tumor yang dicurigai sebagai kanker sampai 27 persen.

"Kecerdasan buatan dapat membantu ahli radiologi membaca pemeriksaan USG payudara pasien yang menunjukkan tanda-tanda nyata kanker payudara untuk menghindari biopsi kasus yang ternyata tumor jinak," kata Krzysztof Geras, peneliti studi ini.

Pemeriksaan USG yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi ini dapat melewati jaringan untuk membuat gambar payudara atau jaringan lain secara realtime.

Meski tidak umum digunakan sebagai alat skrining kanker payudara, alat ini bisa berfungsi sebagai alternatif mamografi atau tes diagnostik lanjutan bagi banyak perempuan.

Selain itu USG lebih murah, lebih banyak tersedia di klinik, dan tidak melibatkan paparan radiasi.

USG juga lebih baik daripada mamografi untuk menembus jaringan payudara yang padat dan membedakan sel-sel padat tetapi sehat dari tumor-tumor padat.

Meskipun, risiko positif palsu tetap harus menjadi perhatian.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Satpol PP Tanjabtim Imbau Peserta Pemilu Tak Pasang Baliho Sembarang di Tahun Politik

Baca juga: CARA Mudah Buat Akun Kartu Prakerja, Buruan Klik Prakerja.Go.Id

Baca juga: Sinopsis Suzzanna: Malam Jumat Kliwon, Dibintangi Luna Maya dan Megantara

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 49, Kota Tanpa Buku

Artikel ini diolah dari Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved