WAWANCARA EKSKLUSIF

Kisah Tukang Muat Sawit Asal Jambi Jadi Sekjen Tidar Gerindra, Rocky Candra dan Milenial Berpolitik

Bagaimana politik ini di mata anak muda? Berikut ini wawancara Tribun Jambi dengan tokoh pemuda, Rocky Candra, yang akan maju DPR RI di Pileg 2023

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Duanto AS

Apa perbedaan antara politikus muda dengan senior?

Yang paling terlihat mungkin ya kalau senior lebih cepat capek lah kali ya. Kadang kita kalau misalnya pembahasan anggaran sampai subuh, kita masih segar-segar, minta istirahat dulu besok lagi dilanjut, kira-kira begitu.

Terus juga mungkin dalam menyampaikan pendapat cenderung lebih tenang, kalau kita lebih berapi-api, emosinya lebih terlihat dalam menyampaikan pendapat, mungkin itu perbedaan yang sangat-sangat mencolok ketika kita melaksanakan rapat-rapat lah ya.

Apa inspirasi Anda terjun ke dunia politik dan memilih Gerindra?

Saya termasuk orang yang dulu apolitis. Saya orang yang enggak peduli dengan politik, saya hanya peduli dengan usaha kerja saya, apa yang saya lakukan, saya bisa bantu orang, sesederhana itu keseharian saya.

Sampai di satu titik, di Facebook waktu itu, waktu masih Facebook yang ramai, ya wara-wiri waktu Pilpres 2014, bagaimana pemilihan Presiden Prabowo Subianto dengan Pak Jokowi, saya mengikuti itu. Waktu itu mengikuti melihat dan menyaksikan.

Saya akhirnya mengulik, nih bagaimana sih Pak Jokowi bagaimana sih Pak Prabowo, saya ulik, saya cari tahu, oh ini, saya pahami dari PDIP ideologinya seperti ini, dari Gerindra ideologinya seperti ini, saya pahami itu dulu dasar-dasar yang saya cari.

Kenapa saya memilih Gerindra, awalnya dari situ kan, waktu zaman itu masih enak gitu kita nyari tinggal buka Google, kita cari kita baca kita lihat historinya perjuangannya apa, ketertarikan saya kepada Prabowo Subianto ini sangat mendalam, dengan narasi-narasi yang dia bangun, ideologi yang dia bangun terhadap partai ini, sudah itu juga apa yang sudah dia perjuangkan, apalagi dia kalau untuk sosok pemimpin menurut saya, dia sempurna.

Ini yang menjadi inspirasi saya lah pada saat itu, mencari jalan ke mana, ya, supaya saya bisa bersentuhan dengan Pak Prabowo Subianto, bisa mengikuti jejaknya, kira-kira begitu kan, bisa menjadi bagian dari perjuangan walaupun istilahnya saya dari bumi beliau ada di awan, kira-kira begitu kan.

Tapi saya meyakini, nanti sewaktu-waktu saya akan mendekat kira-kira begitu, kan beliau di awan, saya sudah di atas gedung lain, makin dekat makin dekat.

Saya waktu itu masuklah di Tidar menjadi caleg Gerindra, saya langsung terhubung dengan keponakan-keponakan beliau waktu itu sebagai Ketua Tidar, ada Aryo Djojohadiksumo ada Bachtiar Sebayang yang dulu mentoring saya di sana, saya makin dekat sampai hari ini saya menjadi Sekjed Tidar lebih dekat lagi.

Jadi apa yang saya impikan dari saya mulai berpolitik ini kan perlahan dan bertahap dia mendekatkan diri dengan apa yang saya impikan, Prabowo saya lihat dari dekat hari ini beberapa kegiatan saya sudah diajak bisa melihat beliau lebih dekat, bisa bersalaman dengan beliau yang awalnya bersalaman itu bergetar, sudah bisa tegur sapa, dia sudah mungkin udah kenal dengan wajah saya.

Tentunya ketika kita berorganisasi, berpartai tentunya kita memiliki ideologi memiliki sumber-sumber pemikiran yang cukup, dasar landasan yang cukup kenapa kita mengikuti partai tersebut, dan apalagi saya juga mengidolakan waktu itu seorang Ahmad Dahlan sebagai tokoh Islam yang moderat beliau berpikir keras akhirnya saya masuk juga ke Pemuda Muhammadiyah.

Banyak anak muda yang maju DPR memiliki previlege,. Kalau Anda, previlege apa yang dimiliki?

Saya, ya, Allah lah ya, saya karena bukan berlatar belakang dari keluarga pejabat.

Saya memang anak seorang petani, jadi apa yang saya buat, saya create ya saya belajar sendiri, mungkin meminta bantuan dari senior-senior masukkan, nasihat jaringan ya, previlege yang saya punya ya teman-teman saya, kader-kader saya, jiwa sosial saya.

Hari ini kan kalau kita bicara previlege kita nggak bisa meminta dilahirkan oleh siapa, cuma kita harus pandai memanfaatkan apa yang kita punya. Saya dengan segala keterbatasan, kelebihan dan kekurangan, saya pandai memanfaatkan itu, pun juga yang mempunyai previlege kalau tidak pandai memanfaatkan juga yang enggak bisa jadi apa-apa, dan juga harus pandai memanfaatkan itu, baik dia nanti saat berjuang ataupun nanti setelah dia duduk.

Sebelum terjun ke dunia politik, apa aktivitas Anda?

Saya usaha ya, saya usaha di perkebunan, sebelum usaha ya menjadi sopir truk, sebelum jadi sopir truk yang menjadi kuli, banyak lah.

Berarti pernah merasakan berada di bawah?

Sebenarnya, dibilang bukan pernah, memulainya memang dari bawah, jadi perjalanan hidup itu menurut saya ya enggak ada yang bisa menebak. Saya pun bisa menjadi seperti ini itu dulu enggak berani bermimpi sebenarnya ya.

Cuma dengan ketekunan dengan doa orang tua, dengan keteguhan hati ya bisa jadi seperti ini.

Saya dari dulu tukang muat sawit, terus juga jadi sopir, jadi tukang panen, pelan-pelan merangkak menjadi pengusaha, terus juga punya beberapa perusahaan sampai akhirnya jadi anggota dewan itu juga ya rezeki saya dan usaha-usaha dan doa orang tua yang sangat men-support saya sampai hari ini.

Sebagai bacaleg DPR RI, apa aspirasi yang ingin dibawa ke parlemen?

Untuk saya melangkah ke DPR RI sendiri sebenarnya motivasinya bagaimana keterwakilan suara anak muda di Provinsi Jambi itu bisa tersuarakan.

Terutama kita bicara terkait dengan fasilitas olahraga lah, yang ada di Provinsi Jambi ini sangat minim, kita melihatnya juga lumayan miris lah. Itu kan bagian dari kepedulian kita terhadap anak-anak muda yang berprestasi.

Lalu juga bagaimana dengan pendidikan, hari ini bagaimana PPDB selalu bermasalah, bagaimana kita bisa menarik dana pusat agar bisa membangun sekolah-sekolah yang saya lihat hari ini yang paling bagus itu sekolah teknologi, apakah kampusnya, karena banyak dana dari pusat yang saya lihat, ini yang harus kita dorong juga.

Yang paling penting adalah bagaimana anak muda di Jambi ini melek terhadap teknologi, tapi tidak melupakan budaya, ini juga yang harus diperhatikan, kolaborasi dan kerja sama seluruh pihak, pemerintah provinsi, lembaga adat, sekolah, orang tua, jangan teknologi mereka bisa tapi dengan adat budaya kesantunan, kejambian kita itu dilupakan, itu sih yang ingin kita suarakan dan kita rajut supaya lebih baik.

Pesan yang ingin Anda sampaikan kepada anak muda?

Anak-anak muda, pesan saya memang harus peduli terhadap politik, karena politik ini yang nanti akan mengatur semuanya, mengatur bagaimana biaya pendidikan, mengatur bagaimana membuka lapangan pekerjaan, kebijakan-kebijakan terkait kesehatan, terus juga harga pangan, semuanya itu nanti di politik.

Makanya anak muda yang peduli akan masa depannya harus juga peduli dengan politik. Apa yang harus mereka lakukan?

Mereka harus memulai, mereka harus bergerak, mereka harus pahami bagaimana cara memilih pemimpin yang baik dan benar, dan saya rasa kelebihan dari anak-anak muda hari ini mereka jauh lebih idealis, jauh lebih punya pendirian mungkin yang bisa menguatkan mereka terhadap pilihannya. (danang noprianto/*)

 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved