WAWANCARA EKSKLUSIF
Kisah Tukang Muat Sawit Asal Jambi Jadi Sekjen Tidar Gerindra, Rocky Candra dan Milenial Berpolitik
Bagaimana politik ini di mata anak muda? Berikut ini wawancara Tribun Jambi dengan tokoh pemuda, Rocky Candra, yang akan maju DPR RI di Pileg 2023
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 didominasi kalangan milenilal atau anak-anak muda.
Tren itu mulai terlihat dengan munculnya aktivitas politik kalangan muda.
Anggota DPRD Provinsi Jambi yang juga Sekjend PP Tidar, Rocky Candra, mengatakan anak muda mulai terbuka ikut serta berkontestasi di pemilihan legislatif, terutama untuk mengangkat aspirasi dan mengembangkan kreativitasnya.
Bagaimana politik ini di mata anak muda? Berikut ini wawancara Tribun Jambi dengan tokoh pemuda, Rocky Candra, yang juga akan maju DPR RI di Pemilu 2024.
Sebagai pemuda, menurut Anda, bagaimana pemuda memandang politik hari ini?
Keterlibatan anak muda boleh dibilang sangat penting menentukan masa depan Jambi ke depannya.
Karena suara pemilih itu mayoritas didominasi anak muda, milenial gen Z itu mendominasi banget.
Dan anak muda hari ini kalau kita lihat keterwakilannya belum begitu banyak di parlemen baik itu DPRD kota dan provinsi.
Anak muda ini menjadi mayoritas, harusnya pemuda jugalah yang bisa menjadi wakilnya di parlemen nanti, karena apa? Yang paham pemuda itu ya anak muda, yang paham pemikirannya anak muda yang paham kreativitas mereka, ya, anak muda.
Bagaimana kita mengejawantahkan itu nanti di parlemen, ya anak-anak muda yang bisa mengkritik itu nanti, ya, anak-anak muda. Saya rasa begitu ya.
Penting dan sangat-sangat penting bagi anak-anak muda se-Provinsi Jambi untuk memilih keterwakilannya.
Tapi hari ini yang kita lihat dari pengamatan saya ada semacam kejenuhan, ada semacam ketidak tertarikan mereka terhadap politik.
Karena mungkin pemberitaan-pemerintaan yang negatif, ada black campaign ada negative campaign dan juga mungkin ada tata cara kampanye yang itu-itu aja, monoton, jadi makanya sebagai anak muda ya wajib kreatiflah dalam menyampaikan visi misi dan pesan-pesannya kepada para pemilih.
Anda sosok pemuda. Pada Pemilu 2019, Peraih suara terbanyak di Kota Jambi untuk DPRD Provinsi Jambi. Apakah sosok Anda sebagai pemuda menjadi keuntungan sendiri?
Yang paling pasti ya, untuk mendekatkan diri kepada anak-anak muda yang kita harus menjadi muda ya, terlebih memang kita betul-betul anak muda jadi enggak dibuat-buat seolah-olah, bukan gimik tapi memang real, jadi program yang kita buat kegiatan-kegiatan yang kita lakukan, gaya komunikasi kita kepada mereka memang betul-betul bisa diterima itu yang paling penting.
Terkadang ada orang-orang yang dibuat-buat muda, gitu kan nah ini yang enggak bisa, jadi kita menyampaikan pesan itu menjadi diri sendiri, jadi ketika kita menjadi diri sendiri masyarakat bisa menilai komunitas bisa menilai anak-anak muda di Jambi bisa menilai di situlah mereka mungkin bisa memilih saya pada saat 2019 kemarin.
Dari 10 caleg kemarin, dapil Kota Jambi, saya yang paling muda, saat itu saya masih berusia 31 tahun.
Apakah Partai Gerindra mengakomodasi anak muda untuk terjun ke dunia politik?
Ya, saya mengawali karier politik saya sebagai Ketua Tidar ya di Provinsi Jambi. Tidar itu salah satu sayap Partai Gerindra di bagian kepemudaannya, segmennya memang kepemudaan, untuk menjadi kader Tidar itu usianya di bawah 35 tahun, dan hari ini saya menjadi Sekjend Pusat Tidar, jadi saya sekarang mengelola Tidar se-Indonesia.
Jadi memang saya berawal berproses dari Tidar, ketua pemudanya Gerindra kira-kira begitu, dari situ saya berproses lalu saya naik menjadi caleg dari Gerindra, Gerindra sendiri memang memprioritaskan, karena bicara organisasi, bicara partai politik, regenerasi itu suatu kepastian, Gerindra mempersiapkan itu dari Tidar tadi, jadi ada keterwakilan anak-anak muda di partai politik di Gerindra yaitu Tidar tadi.
Di Tidar tidak melulu kita bicara tentang politik, kita bicara tentang usaha di sana, kita bicara tentang percintaan di sana, kita bicara banyak hal, kita diskusikan ya selayaknya perkumpulan anak muda lah, nggak selalu berbicara tentang politik, tapi bahwasanya kita akan menuju jenjang berikutnya ke arah partai politik ya itu sah-sah saja
Ada tren politik, banyak anak muda maju sebagai caleg di 2024 mendatang, pandangan anda seperti apa?
Menarik ya, sebenarnya. Jadi yang saya lihat banyak sekali tokoh-tokoh muda Jambi yang sekarang bermunculan, ini suatu kemajuan sebenarnya partai politik terbuka terhadap anak-anak muda, tinggal bagaimana anak-anak muda ini merepresentasikan anak muda nggak nantinya, ini yang menjadi PR bahwasanya anak-anak muda yang berproses dari bawah ini nantinya kan dia mempunyai cara-cara, mempunyai gaya komunikasi yang betul-betul gaya anak muda, jangan dibuat-buat.
Anak muda ini menjadi warna tersendiri di parlemen dengan pemikiran-pemikirannya, dengan pergerakannya, dengan isu-isu yang dibangun nantinya.
Mereka cenderung lebih idealis dalam pemikirannya, lebih lentur dalam pergerakannya, ini memang menjadi warna tersendiri.
Jadi keterwakilan anak muda ini saya rasa sangat penting dan banyak sekali ya saya lihat sekarang warna-warna anak muda, kita lihat dari desain-desain yang bertebaran di kota Jambi hari ini dengan begitu banyak spanduk, baliho ya saya rasa lumayan banyak keterwakilan anak muda dan ini sangat-sangat positif bagi masyarakat Jambi nantinya, terlebih pemilihnya juga lebih banyak anak muda gitu kan.
Ada berapa persen keterwakilan anak muda di DPRD Provinsi Jambi saat ini?
Kalau hari ini kurang lebih 10 persen lah. Di sana ada saya (Rocky Candra), Ezzaty, Rendra, Ibnu Sina, hari ini ada Pinto yang mungkin masih tergolong muda kan, dari 55 orang anggota dewan ada lima ya sekitar 10 persen kurang sedikit lah.
Ini saya bilang sedikit itu sedikit ya, menurut saya yang minimal anak muda di parlemen itu 30 persen lah standar, karena sekarang lebih dari 55 persen pemilih anak muda yang ada di provinsi Jambi, kalau bisa anak muda 50 persen juga deh, jadi kita berdiskusi dalam rapat kan enak gitu dinamikanya gitu kan kalau sama-sama anak muda.
Bukan kita mendiskreditkan yang lebih tua ya, tapi memang yang lebih tua dengan caranya sendiri, mengayomi, memberikan pemahaman-pemahaman kepada kita dan segala macamnya, yang anak muda dengan gayanya sendiri pasti juga akan memberikan warna yang berbeda dan kebijakan yang berbeda.
Anda kan di 2024 akan maju DPR RI, apa yang membuat sepertinya terlalu percaya diri di periode kedua terjun ke politik langsung ke RI?
Sebenarnya, berangkatnya dari kita berorganisasi, dengan semangat organisasi, dengan petunjuk dari senior-senior dan perintah dari pimpinan dan saran-saran dari tokoh-tokoh juga menyarankan saya untuk maju DPR RI.
Kenapa? Pertama, memang kita kekurangan keterwakilan anak muda di DPR RI ya dari Jambi, itu yang pertama, mungkin yang kedua ada target-target tersendiri dari partai kami kenapa saya di calonkan sebagai DPR RI dan saya sangat bersemangat, mungkin namanya penugasan, di manapun saya pasti akan siap, untuk maju DPR RI ya saya harus siap, yang namanya kita sebagai kader militan dan di tempa dengan begitu banyak sekali dinamika ya apapun kita siap.
Ini bukan karena kita kepedean, tidak, tapi kita menginginkan Gerindra lebih besar di Provinsi Jambi dengan target 2 kursi DPR RI.
Saya rasa itu sangat masuk akal dengan popularitas, aksentabilitas Pak Prabowo hari ini yang begitu besar sebagai calon presiden kami, saya rasa masyarakat Jambi juga dengan liniernya kepemimpinan Pak Prabowo sebagai calon presiden dan calegnya pun akan memilih dari Gerindra, terutama anak-anak muda yang ada di Provinsi Jambi.
Orang banyak menyebut Rocky Candra muda, pengusaha. Apa predikat yang sering disematkan ke orang?
Apa ya? Lucu sih kadang kadang saya dibilang, susah saya juga enggak mendengar langsung ya karena ya ada yang bilang saya kreatif, ada yang saya bilang saya humanis, saya perhatian sama anak muda, sering nongkrong sama anak-anak muda, sering diskusi sama anak-anak muda, jadi terlepas dari kelebihan dan kekurangan negatif positif tentunya saya butuh banyak perbaikan-perbaikan diri, melalui momentum perjalanan hidup saya dan juga pertarungan politik ini kan momentum juga kita meng-upgrade diri sebenarnya.
Jadi apa yang kita lakukan terus kita koreksi kita perbaiki koreksi perbaiki selalu seperti itu, jadi enggak semuanya bicara positif dan enggak semuanya bicara negatif.
Kita nggak akan bisa memuaskan sekian banyak orang dengan kebijakan kita dengan pergerakan kita tapi yang jelas kita tidak pernah menyakiti orang.
Dengan minimnya anak muda di legislatif, apakah ada senioritas?
Pastinya senioritas itu pasti ada, tetapi bagaimana kita menempatkan senioritas tentunya kalau dalam pengambilan keputusan hak suara kita sama-sama ya oke mereka satu kita satu tentu dalam pengambilan dalam kita bermusyawarah berpendapat juga sama senioritas ini kita artikan sebagai ya kita lebih sopan lebih santun mungkin mereka lebih banyak pengalaman yang kita minta pengalamannya lebih sering diskusi gitu kan tapi dalam hal strategis pengambilan keputusan itu semuanya sama senioritas kita gunakan ya hanya sebagai kita berbagi pengalaman berbagi cerita saling hormat menghormati
Tentunya, kami yang anak-anak muda sendiri yang ada di parlemen itu mempunyai pendirian sendiri. Di parlemen itu kita nggak terbagi senior A senior B oligarki A oligarki B.
Kita di sana terbagi per fraksi, setiap kebijakan, setiap pendapat, setiap keputusan yang kita ambil semuanya kita rapatkan di fraksi.
Kayak misalnya di Gerindra ada 7 orang anggotanya, kita rapat di sana, berarti keterwakilan anak muda di fraksi Gerindra, ya, saya.
Jadi untuk pengambilan keputusan semuanya, kita di fraksi. Apa yang diputuskan di fraksi, nanti kita diskusi, kita tukar pendapat, jadi enggak ada keputusan yang diambil tanpa musyawarah di fraksi.
Nanti ada juga dengan pendapat pribadi, pendapat pribadi ini tidak mewakili fraksi, kita punya hak imunitas untuk berpendapat, kita punya hak imunitas untuk mengkritisi pemerintah, nah ini ada jalur-jalur, ruang-ruang yang memang disiapkan oleh undang-undang untuk kita bisa berkreasi dalam berpendapat dan juga mengambil keputusan.
Apa perbedaan antara politikus muda dengan senior?
Yang paling terlihat mungkin ya kalau senior lebih cepat capek lah kali ya. Kadang kita kalau misalnya pembahasan anggaran sampai subuh, kita masih segar-segar, minta istirahat dulu besok lagi dilanjut, kira-kira begitu.
Terus juga mungkin dalam menyampaikan pendapat cenderung lebih tenang, kalau kita lebih berapi-api, emosinya lebih terlihat dalam menyampaikan pendapat, mungkin itu perbedaan yang sangat-sangat mencolok ketika kita melaksanakan rapat-rapat lah ya.
Apa inspirasi Anda terjun ke dunia politik dan memilih Gerindra?
Saya termasuk orang yang dulu apolitis. Saya orang yang enggak peduli dengan politik, saya hanya peduli dengan usaha kerja saya, apa yang saya lakukan, saya bisa bantu orang, sesederhana itu keseharian saya.
Sampai di satu titik, di Facebook waktu itu, waktu masih Facebook yang ramai, ya wara-wiri waktu Pilpres 2014, bagaimana pemilihan Presiden Prabowo Subianto dengan Pak Jokowi, saya mengikuti itu. Waktu itu mengikuti melihat dan menyaksikan.
Saya akhirnya mengulik, nih bagaimana sih Pak Jokowi bagaimana sih Pak Prabowo, saya ulik, saya cari tahu, oh ini, saya pahami dari PDIP ideologinya seperti ini, dari Gerindra ideologinya seperti ini, saya pahami itu dulu dasar-dasar yang saya cari.
Kenapa saya memilih Gerindra, awalnya dari situ kan, waktu zaman itu masih enak gitu kita nyari tinggal buka Google, kita cari kita baca kita lihat historinya perjuangannya apa, ketertarikan saya kepada Prabowo Subianto ini sangat mendalam, dengan narasi-narasi yang dia bangun, ideologi yang dia bangun terhadap partai ini, sudah itu juga apa yang sudah dia perjuangkan, apalagi dia kalau untuk sosok pemimpin menurut saya, dia sempurna.
Ini yang menjadi inspirasi saya lah pada saat itu, mencari jalan ke mana, ya, supaya saya bisa bersentuhan dengan Pak Prabowo Subianto, bisa mengikuti jejaknya, kira-kira begitu kan, bisa menjadi bagian dari perjuangan walaupun istilahnya saya dari bumi beliau ada di awan, kira-kira begitu kan.
Tapi saya meyakini, nanti sewaktu-waktu saya akan mendekat kira-kira begitu, kan beliau di awan, saya sudah di atas gedung lain, makin dekat makin dekat.
Saya waktu itu masuklah di Tidar menjadi caleg Gerindra, saya langsung terhubung dengan keponakan-keponakan beliau waktu itu sebagai Ketua Tidar, ada Aryo Djojohadiksumo ada Bachtiar Sebayang yang dulu mentoring saya di sana, saya makin dekat sampai hari ini saya menjadi Sekjed Tidar lebih dekat lagi.
Jadi apa yang saya impikan dari saya mulai berpolitik ini kan perlahan dan bertahap dia mendekatkan diri dengan apa yang saya impikan, Prabowo saya lihat dari dekat hari ini beberapa kegiatan saya sudah diajak bisa melihat beliau lebih dekat, bisa bersalaman dengan beliau yang awalnya bersalaman itu bergetar, sudah bisa tegur sapa, dia sudah mungkin udah kenal dengan wajah saya.
Tentunya ketika kita berorganisasi, berpartai tentunya kita memiliki ideologi memiliki sumber-sumber pemikiran yang cukup, dasar landasan yang cukup kenapa kita mengikuti partai tersebut, dan apalagi saya juga mengidolakan waktu itu seorang Ahmad Dahlan sebagai tokoh Islam yang moderat beliau berpikir keras akhirnya saya masuk juga ke Pemuda Muhammadiyah.
Banyak anak muda yang maju DPR memiliki previlege,. Kalau Anda, previlege apa yang dimiliki?
Saya, ya, Allah lah ya, saya karena bukan berlatar belakang dari keluarga pejabat.
Saya memang anak seorang petani, jadi apa yang saya buat, saya create ya saya belajar sendiri, mungkin meminta bantuan dari senior-senior masukkan, nasihat jaringan ya, previlege yang saya punya ya teman-teman saya, kader-kader saya, jiwa sosial saya.
Hari ini kan kalau kita bicara previlege kita nggak bisa meminta dilahirkan oleh siapa, cuma kita harus pandai memanfaatkan apa yang kita punya. Saya dengan segala keterbatasan, kelebihan dan kekurangan, saya pandai memanfaatkan itu, pun juga yang mempunyai previlege kalau tidak pandai memanfaatkan juga yang enggak bisa jadi apa-apa, dan juga harus pandai memanfaatkan itu, baik dia nanti saat berjuang ataupun nanti setelah dia duduk.
Sebelum terjun ke dunia politik, apa aktivitas Anda?
Saya usaha ya, saya usaha di perkebunan, sebelum usaha ya menjadi sopir truk, sebelum jadi sopir truk yang menjadi kuli, banyak lah.
Berarti pernah merasakan berada di bawah?
Sebenarnya, dibilang bukan pernah, memulainya memang dari bawah, jadi perjalanan hidup itu menurut saya ya enggak ada yang bisa menebak. Saya pun bisa menjadi seperti ini itu dulu enggak berani bermimpi sebenarnya ya.
Cuma dengan ketekunan dengan doa orang tua, dengan keteguhan hati ya bisa jadi seperti ini.
Saya dari dulu tukang muat sawit, terus juga jadi sopir, jadi tukang panen, pelan-pelan merangkak menjadi pengusaha, terus juga punya beberapa perusahaan sampai akhirnya jadi anggota dewan itu juga ya rezeki saya dan usaha-usaha dan doa orang tua yang sangat men-support saya sampai hari ini.
Sebagai bacaleg DPR RI, apa aspirasi yang ingin dibawa ke parlemen?
Untuk saya melangkah ke DPR RI sendiri sebenarnya motivasinya bagaimana keterwakilan suara anak muda di Provinsi Jambi itu bisa tersuarakan.
Terutama kita bicara terkait dengan fasilitas olahraga lah, yang ada di Provinsi Jambi ini sangat minim, kita melihatnya juga lumayan miris lah. Itu kan bagian dari kepedulian kita terhadap anak-anak muda yang berprestasi.
Lalu juga bagaimana dengan pendidikan, hari ini bagaimana PPDB selalu bermasalah, bagaimana kita bisa menarik dana pusat agar bisa membangun sekolah-sekolah yang saya lihat hari ini yang paling bagus itu sekolah teknologi, apakah kampusnya, karena banyak dana dari pusat yang saya lihat, ini yang harus kita dorong juga.
Yang paling penting adalah bagaimana anak muda di Jambi ini melek terhadap teknologi, tapi tidak melupakan budaya, ini juga yang harus diperhatikan, kolaborasi dan kerja sama seluruh pihak, pemerintah provinsi, lembaga adat, sekolah, orang tua, jangan teknologi mereka bisa tapi dengan adat budaya kesantunan, kejambian kita itu dilupakan, itu sih yang ingin kita suarakan dan kita rajut supaya lebih baik.
Pesan yang ingin Anda sampaikan kepada anak muda?
Anak-anak muda, pesan saya memang harus peduli terhadap politik, karena politik ini yang nanti akan mengatur semuanya, mengatur bagaimana biaya pendidikan, mengatur bagaimana membuka lapangan pekerjaan, kebijakan-kebijakan terkait kesehatan, terus juga harga pangan, semuanya itu nanti di politik.
Makanya anak muda yang peduli akan masa depannya harus juga peduli dengan politik. Apa yang harus mereka lakukan?
Mereka harus memulai, mereka harus bergerak, mereka harus pahami bagaimana cara memilih pemimpin yang baik dan benar, dan saya rasa kelebihan dari anak-anak muda hari ini mereka jauh lebih idealis, jauh lebih punya pendirian mungkin yang bisa menguatkan mereka terhadap pilihannya. (danang noprianto/*)
Saksi Kata, Anggota HMI Dikeroyok di UIN STS Jambi hingga Kepala Bocor |
![]() |
---|
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.