Berita Jambi

Duku, Buah Primadona dari Kumpeh yang Pernah Terserang Kabut Asap dan Terancam Punah

Kondisi penjual duku di jalanan Kota Jambi pun berbeda, tak seramai tahun-tahun sebelumnya.

Penulis: Muzakkir | Editor: Deni Satria Budi
tribunjambi/syamsul bahri
Safarudin, warga Desa Jambi Tulo, Kecamatan Sekernan, Muarojambi menunjukan buah duku yang terkena hama saat musim buah 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Provinsi Jambi pernah mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) besar beberapa tahun lalu. Satu di antara dampaknya dirasakan pemilik pohon duku di Kabupaten Muarojambi.

Saat itu, pada 2016, hasil panen perkebunan warga merosot tajam. Terjadi pergeseran waktu panen, dari semestinya Februari yang semestinya puncak panen duku, waktunya mundur jauh.

Kondisi penjual duku di jalanan Kota Jambi pun berbeda, tak seramai tahun-tahun sebelumnya.

Warga Desa Tarikan, Kabupaten Muarojambi, menuturkan musim panen awal tahun tak lagi bisa menjanjikan.

Dalam satu hektare lahan yang berisi sekira 120 batang duku, hanya bisa menghasilkan sekira dua ton. Padahal pada panen-panen sebelumnya bisa menghasilkan hingga 20 ton.

"Karena waktu musim karhutla kemarin putiknya banyak yang gugur. Duku ini dak bisa terlalu panas udaranya dan dingin nian juga dak bisa. Kalau waktu musim kabut asap kan terasa hawanya panas," kata seorang pemilik kebun duku.

Kondisi itu pun dialami hampir semua pemilik kebun duku di sepanjang jalan, mulai Kumpeh Ulu hingga Kumpeh Ilir.

Kejadian serupa pernah terjadi pada 1997, saat karhutla menghasilkan asap yang menutup langit Jambi.

"Sama seperti itu, tanaman dak berbuah," pungkasnya.

Kemudian, pada 2020, ratusan pohon duku di Desa Puding, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, mati mendadak. Kondisi seperti itu telah terjadi sejak 2019 lalu.

Pohon duku yang awalnya sehat tiba-tiba mengering pada bagian ranting. Diduga penyakit pada pohon duku itu ditandai dengan munculnya serbuk-serbuk kecil.

Sulaiman, warga RT 02, Desa Puding, menuturkan warga sekitar tidak mengetahui penyebabnya. "Masyarakat hanya mengetahui ciri-ciri ketika duku sudah mulai terserang penyakit," katanya.

"Jadi kita tidak tahu apa-apa. Jadi awalnya itu daunnya mulai kuning, kemudian sudah itu rontok, dahannya juga mulai kening sudah itu batangnya itu ngelupas, terus dahannya mati. Setelah mati pindah ke dahan lain terus habis batang," sebutnya.

Informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Muaro Jambi, duku yang mati di Kumpeh sama kasusnya dengan yang ada di Desa Sekernan, karena jamur. (zak/caw)

Baca juga: Duku Kumpeh Diprediksi Punah 2031, Kena Serangan Jamur Phytophthora Palmivora

Baca juga: Duku Kumpeh Terancam Punah, Banyak yang Beralih Menjadi Kebun Sawit

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved