Berita Jambi

Banyak Tikungan Tajam dan Lubang, Jalan Ness Jadi Jalur Berbahaya di Jambi

Jalan Ness yang menghubungkan Kabupaten Muaro Jambi dan Batang Hari dikenal sebagai salah satu ruas yang kerap terjadi kecelakaan lalu lintas

Penulis: Rifani Halim | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi.com/ Srituti Apriliani Putri
ILUSTRASI JALAN NESS - 3 Mobil Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jalan Ness Batanghari, Korban Alami Luka-luka 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Jalan Ness yang menghubungkan Kabupaten Muaro Jambi dan Batang Hari dikenal sebagai salah satu ruas yang kerap terjadi kecelakaan lalu lintas.

Polisi menyebut, ada sejumlah faktor yang menyebabkan jalur ini rawan kecelakaan.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jambi, Kompol Tesmirizal, mengatakan ruas jalan tersebut memang tampak lurus, namun memiliki banyak tantangan bagi pengendara.

“Jalan Ness itu memang lurus, tapi sempit dan ada tikungan-tikungan tajam serta beberapa tanjakan. Sekarang juga sudah ramai kendaraan yang melintas, tidak seperti dulu,” ujar Kompol Tesmirizal kepada Tribun Jambi, Jumat (10/10/2025).

Baca juga: Kecelakaan Mobil vs Sepeda Motor di Jalan Ness Jambi, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Menurutnya, kondisi jalan yang sempit membuat pengendara kerap harus berhati-hati ketika berpapasan. Bahkan, ada istilah “melipat spion” agar bisa lewat.

Namun, kebiasaan itu justru bisa membahayakan.

“Melipat spion itu berisiko, karena sesuai aturan kendaraan harus lengkap perlengkapannya. Spion itu wajib,” tegasnya.

Selain kondisi jalan yang sempit, Tesmirizal menyoroti minimnya rambu-rambu dan penerangan jalan, terutama pada malam hari.

Beberapa titik juga memiliki jarak pandang terbatas serta permukaan jalan yang berlubang.

“Ada lubang di beberapa titik. Pengendara sering menghindar, akhirnya melebar ke kanan dan bisa tabrakan,” katanya.

Dari sisi faktor manusia, Tesmirizal menilai banyak pengemudi yang kurang hati-hati dan cenderung memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi di jalan lurus.

“Kadang ada yang ngebut sampai 80 km/jam, padahal kondisi jalan seperti itu seharusnya maksimal 40–50 km/jam. Kecepatan tinggi di jalan sempit sangat berbahaya,” jelasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar meningkatkan konsentrasi saat melintas di jalur tersebut, terutama saat hujan.

"Kalau hujan, jalan licin dan rawan selip. Bisa keluar aspal, banting setir, lalu tabrakan dengan kendaraan dari arah berlawanan,” katanya.

Untuk mengurangi risiko kecelakaan, Tesmirizal menyebut pihaknya bersama jajaran terkait akan terus melakukan patroli di jam-jam rawan, serta mendorong pemerintah daerah melakukan pelebaran jalan.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved