LIPUTAN KHUSUS

Petani Karet Jambi Tak Panen 3 Tahun Terakhir, Alih Profesi ke Sopir dan Buruh, 4 Pabrik Terdampak

Padahal, angka yang diharapkan petani untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yaitu Rp12.000 per kilogram

|
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI
Petani karet di Muara Bulian saat menyadap kebun karetnya. 

"Ada PT Angkasa Raya, PT Jambi Waras, PT Remco, PT Batanghari Tembesi dan PT Kocktong," kata Agus Rizal

"Satu yang tutup total. Tapi yang empat sudah mulai mengurangi karyawan dan ada yang tutup sementara,” tambahnya.

Agus memaparkan, pabrik yang berhenti operasional yaitu PT Angkasa Raya. Sedangkan PT Batanghari Tembesi sudah tidak berjalan, tapi masih ada kemungkinan jalan lagi. "Untuk pastinya akan kami inventarisasi ulang," ujarnya.

Sisa lahan masyarakat

Di sisi lain, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi juga mencatat adanya peralihan kebun karet menjadi kebun sawit.

"Pada 2023, peralihan dari kebun karet ke kebun sawit hanya mencapai 200 sampa-300 hektare," katanya.

"Kemungkinan, peralihan perkebunan tersebut akan bertambah terus," lanjutnya.

Saat ini, sisa lahan karet milik masyarakat sekira 659 ribu hektare. Lahan paling luas ada di Kabupaten Batanghari, Merangin, Muara Bungo, Sarolangun dan lainnya. 

Langkah Kemitraan

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal, mengatakan pemprov telah berupaya membentuk Pemasaran Bahan Olah Karet Bersih (UPPB) guna memfasilitiasi kemitraan dengan pihak pabrik.

"Kita sudah coba mengusahakan dengan membuat kelompok melalui UPPB supaya bisa bermitra dengan pabrik. Tapi, harganya tak pernah naik, sementara petani kita kan sudah ada kebun sawit juga," ucapnya.

Sebaiknya koordinasi

Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto, mengatakan sejauh ini belum ada peranan pemerintah dalam menyusun konsep strategis soal harga karet Jambi.

Edi menyebut pemprov dan dinas terkait harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Di sisi lain, DPRD provinsi komisi terkait akan melakukan diskusi bersama pemerintah.

"Kita Jambi ini masuk sebagai penghasil karet di Indonesia, namun jika kondisi ini terus dibiarkan, tentu ada semacam peralihan atau transisi komoditas. Namun di sisi lain masih banyak masyarakat yang bertahan dengan mengutamakan karet sebagai sumber mata pencaharian,"ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved