Detik-detik 20 Siswa Kota Jambi Terbang dari Bak Truk, 2 Orang Tewas Akibat Tabrakan
Puluhan tubuh pelajar Kota Jambi bergeletakan di jalan setelah terlempar dari bak truk, sementara seorang sopir terjepit di kabin
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, BATANGHARI - Puluhan tubuh pelajar Kota Jambi bergeletakan di jalan setelah terlempar dari bak truk, sementara seorang sopir terjepit di kabin.
Kecelakaan maut yang menelan tiga nyawa terjadi di jalan lintas Jambi-Muara Bulian, wilayah RT 05, Desa Lopak Aur, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Kamis (1/6) pagi.
Kasatlantas Polres Batanghari, AKP Eko Sudiharsono, menuturkan kecelakaan di Pemayung melibatkan truk roda enam berpelat nomor BH 8491 HL dan truk roda enam BH 8417 BO.
Kronologi kejadian, bermula saat truk BH 8417 BO melaju dari arah Jambi.
"Sesampainya di Simpang Rimbo (Kota Jambi), truk diberhentikan oleh 20 orang penumpang yang ingin berangkat menuju Padang," jelasnya.
Mereka menaiki bak truk, juga di atas kabin kepala truk.
"Sampai di lokasi, di RT 05, Desa Lopak Aur, pengemudi roda enam truk Hino diduga mengemudi dengan kecepatan tinggi dan dalam keadaan mengantuk, hingga out control berbelok ke kanan jalan," ujar Eko.
"Akhirnya truk yang ditumpangi puluhan orang itu menabrak bagian samping kanan truk BH 8491 BO yang melaju dari arah Muara Bulian menuju Jambi dalam keadaan muatan kosong," lanjutnya.
Akibat kejadian tersebut, dua orang meninggal dunia, dua luka berat dan satu luka ringan.
AKP Eko belum bisa memberikan keterangan detail terkait siapa saja korban dalam kecelakaan tersebut.
Penelusuran Tribun Jambi, 20 pelajar Kota Jambi terlibat kecelakaan, yaitu 17 orang dari SMKN 3, 1 orang dari SMAN 1 Kota Jambi, 1 orang dari SMK PGRI 2 dan 1 orang dari SMAN 5 Muarojambi.
Sopir terjepit
Informasi yang dihimpun Tribun Jambi di lapangan, hingga Kamis (1/6) pukul 20.00 WIB, ada dua orang korban meninggal dunia, yaitu satu pelajar SMKN 3 Kota Jambi dan seorang sopir .
Sopir truk tersebut kondisinya terjepit, sebelum meninggal dunia.
Irul, warga sekitar, menceritakan mendapat kabar kecelakaan dari seorang sopir yang melintas. Tak lama, dia ke lokasi yang tak jauh dari kediaman keluarganya.
Saat itu, dia melihat sopir truk BH 8417 BO terjepit di dalam mobil. "Sopir terjepit, mungkin sekitar setengah jam. Informasinya, sopir itu warga Kabupaten Batanghari," ujarnya.
"Sementara para pelajar yang menumpang truk itu bergeletakan di jalan," lanjutnya.
Sempat minta hentikan
Sementara itu, seorang pemilik warung di lokasi kecelakaan, Meli menuturkan cerita pelajar yang selamat dari kecelakaan.
Meli mengatakan pelajar itu sudah waswas sebelum kecelakaan terjadi. Mereka sudah meminta sopir truk untuk berhenti.
"Ada siswa itu cerita mereka sudah merasa nggak enak. Mereka sudah meminta sopir untuk berhenti. Begitu cerita orang yang selamat, " kata Meli,
Pemdes belum tahu
Informasi yang dihimpun, pelajar SMKN 3 Kota Jambi korban meninggal akibat kecelakaan maut di Pemayung, berasal dari Desa Kasang Pudak, Kabupaten Muarojambi.
Dari penelusuran Tribun, hingga kemarin malam Pemerintah Desa Kasang Pudak belum mendapatkan laporan terkait hal itu.
Kepala Desa Kasang Pudak, Mulyatin, mengatakan belum mendapatkan informasi ada warganya meninggal akibat kecelakaan di Batanghari.
"Belum ada kabarnya. Malah saya baru tahu," katanya via telepon seluler.
Dia sudah mengecek informasi tersebut di grup WhatsApp desa, namun belum ada yang mengetahuinya.
Sekretaris Desa Kasang Pudak, Sunaryono, pun mengungkapkan hal senada. "Belum dapat informasi saya," katanya, kemarin malam.
Sunaryono baru mengetahui adanya kejadian tersebut setelah dihubungi oleh wartawan Tribun Jambi. "Coba nanti saya cari tahu dulu," katanya.
Masih Berseragam
Sebanyak 20 pelajar yang mengalami kecelakaan maut di Pemayung, Kabupaten Batanghari, masih mengenakan baju seragam olahraga saat peristiwa terjadi
Hairul, saksi mata yang turut mengevakuasi, menuturkan saat kejadian baru pulang urut, hendak menuju rumah.
"Dalam perjalanan pulang dari arah Bulian itu, saya melihat ada kecelakaan dan langsung menolong korban," katanya, Kamis (1/6) malam.
Dia menceritakan para korban terkesan menutup-nutupi saat ditanya tentang sekolah dan nomor telepon guru.
Mereka ada yang mengatakan ponselnya nge-drop, rusak, dan tidak menyimpan nomor ponsel guru. "Banyak sekali alasan mereka, terlihat sekali menutup-nutupi," katanya.
"Sepertinya mereka takut pihak sekolah tahu mereka mengalami kecelakaan," timpalnya.
Bukan hanya menolong di lokasi, Hairul juga mengeluarkan mobil pikap hitamnya untuk mengantar korban ke Puskesmas Pemayung dan berkordinasi dengan kepolisan. Dia juga ikut mengevakuasi sopir truk yang terjepit di bak truk.
Disdik Belum Dapat Informasi
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Zet Herman, mengatakan belum menerima keterangan lebih lanjut dari pihak sekolah terkait peristiwa itu.
"Meskipun saya belum dapat konfirmasi dari pihak sekolah mengenai kejadian itu, tapi saya turut prihatin berkenaan peristiwa itu," katanya.
Dia meminta peristiwa tersebut harus diungkap terang-benderang, seperti apa sebenarnya peristiwa yang terjadi. "Apa tujuan mereka (siswa; red) hari libur konvoi menumpangi truk," ujarnya.
"Hari ini (kemarin; red) libur, belum bisa saya memberikan tanggapan. Yang jelas, ini adalah musibah. Nanti akan dimintai informasi. Saya masih mencari informasi berkenaan dengan itu," kata Zet Herman.
"Nanti kita panggil kepala sekolahnya, saya sekarang pun juga sudah komunikasi, tapi keadaan lagi panik, kepala sekolahnya tentu di hari libur ini tetap mengurusi segala bentuk atas kejadian ini," pungkasnya.
Tanpa Sepengetahuan Sekolah
Kepala SMKN 3 Kota Jambi, Tholib, buka suara terkait siswanya yang terlibat kecelakaan maut di Pemayung.
Secara keseluruhan ada 20 siswa di Kota Jambi yang berada di bak truk. Mereka yaitu 17 dari SMKN 3, 1 dari SMAN 1 Kota Jambi, 1 dari SMK PGRI 2, 1 dari SMAN 5 Muarojambi.
Tholib menjelaskan tindakan siswa yang menyetop kendaraan di Simpang Rimbo untuk menuju ke Sumatra Barat, ternyata tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Hal itu terungkap berdasarkan keterangan dari beberapa korban.
"Satu orang meninggal itu siswa kita, satu orangnya lagi sopir batu bara," katanya.
Dia mengetahui kejadian sekira pukul 10.00 WIB. Mendapat kabar itu, Tholib bersama sejumlah guru menuju lokasi kejadian untuk memastikan anak didiknya dalam kondisi selamat.
"Hari ini anak-anak ini libur, namun yang disayangkan mereka pakai baju praktik, baju olahraga sekolah, padahal hari ini libur dan tidak ada kegiatan," ungkapnya.
"Untuk yang meninggal sudah dijemput oleh orang tuanya, di antaranya yang luka ringan sudah kita bawa pakai mobil sekolah dan luka berat dua diantaranya kita rujuk ke RSUD Hamba Muara Bulian dan orang tuanya sudah kita hubungi," pungkasnya. (cut/zak/cay/caw)
Baca juga: KISAH Sahlan Nabung Rp4 Ribu Per Hari Selama 25 Tahun Akhirnya Naik Haji
Baca juga: Rebutan Sumur Migas dan Tapal Batas Tanjabbar-Tanjabtim, Akhirnya Ada Empat Poin Kesepakatan
Rumah BUMN Kota Jambi Ikut Meriahkan Festival Batanghari 2025 Guna Dukung UMKM |
![]() |
---|
Ratusan Karamba Warga Desa Aro Batang Hari Mendadak Hanyut Semua, Teriakan Panik |
![]() |
---|
Diguyur Hujan, Debit Sungai Batanghari di Jambi Naik, Tapi Tidak Signifikan |
![]() |
---|
Kabupaten Batanghari Gelar Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih Peringatan HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Momen Pilu 17 Agustus 2025, Seorang Anak di Desa Pulau Kayu Aro Tenggelam di Sungai Batanghari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.