Berita Tebo

Assosiasi Masyarakat dan Sopir Tebo Tak Puas dengan Hasil Rakor Bersama Polres dan Pemegang IUP

Asosiasi masyarakat dan supir Kabupaten Tebo mengaku tak puas dengan Rapat Koordinasi yang digelar di Polres Tebo, kemarin, Selasa (9/5).

Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi.com/Wira
Assosiasi Masyarakat dan Sopir Tebo Tak Puas dengan Hasil Rakor Bersama Polres dan Pemegang IUP 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Asosiasi masyarakat dan supir Kabupaten Tebo mengaku tak puas dengan Rapat Koordinasi yang digelar di Polres Tebo, kemarin, Selasa (9/5).

Rapat yang digelar Polres Tebo bersama assosiasi dan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) awalnya untuk mencari solusi atas polemik pengangkutan batu bara.

Salim, perwakilan assosiasi menyebut ketidakpuasan pihaknya disebabkan karena tidak adanya titik terang dan kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan tersebut.

Pihaknya yang sebelumnya sudah melakukan unjuk rasa hingga rapat tersebut digelar, belum menemukan ketegasan pemerintah soal beroperasinya angkutan batu bara menggunakan tronton.

"Kami sudah bosan dengan perjanjian terus. Kami minta ketegasan dari pemerintah soal angkutan batu bara jenis tronton yang lancar melintas di wilayah Kabupaten Tebo" kata Salim, saat dikonfirmasi, Rabu (10/5).

Ia menegaskan bahwa kehadiran perusahaan di Tebo harus memiliki dampak bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

Pihaknya meminta agar pemerintah secara tegas menjalankan aturan terkait pengangkutan batu bara, di mana menurut salim soal tonase sudah ada aturan dan edaran dari pemerintah.

Ia pun mengatakan agar pemerintah daerah dapat melakukan penertiban dalam pengangkutan batu bara yang ada di Kabupaten Tebo.

"Kita boleh saja memikirkan perusahaan dalam dunia investasi. Tapi kita juga pikirkan orang lain yang menggunakan jalan. Harus berimbang dong," ujarnya.

Terpisah, Kapolres Tebo, AKBP Fitria Mega menyebut rapat itu digelar karena adanya polemik dalam hal pengangkutan batu bara di Kabupaten Tebo.

"Sebenarnya sudah ada pertemuan sebelumnya, awalnya adanya penutupan jalan di tembesi karena jalan rusak. Kemudian dari aliansi supir ini mengadakan unjuk rasa di kantor bupati, karena mereka harus berhenti, tidak mengangkut batu bara," katanya.

Setelahnya difasilitasi pertemuan oleh pemerintah, namun karena belum adanya solusi, aliansi supir kemudian berencana kembali melakukan unjuk rasa.

Kapolres pun menyebut tujuan dari pertemuan yang diinisiasi itu untuk mencari jawaban atas permasalahan aliansi.

"Mereka ingin ada jawaban dari perusahaan, mereka boleh enggak sih mengangkut batu bara bukan hanya ke Jambi tapi juga ke Sumatera Barat. Intinya jawaban dari perusahaan, mereka belum bisa mengakomodir ke Sumatera Barat," katanya.

Perusahaan disebut memiliki banyak pertimbangan dan biaya apabila mengakomodir keinginan para aliansi supir.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved