Berita Jambi

Harimau Sumatera Bernama Surya Mati di Hutan Kerinci

Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Haidir jelaskan soal kematian harimau sumatera jantan bernama Surya.

Kolase
Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS), Jumat (22/7/2022) membeberkan kematian Harimau Sumatra (HS) Citra Kartini. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Haidir jelaskan soal kematian harimau sumatera jantan bernama Surya.

Haidir mengatakan matinya Harimau Surya diketahui pada 1 maret 2023 lalu. Dia menjelaskan pihaknya sebelumnya terus melakukan monitor.

"Itu sehari kita bisa puluhan kali kita melihat kondisinya," ujar dia, Senin (20/3).

Sejak 20-27 Februari, dia masih bergerak dari pantauan pihaknya melalui titik GPS collar dengan radius pergerakan pendek yaitu 10 hingga 50 meter.

"Kita kan menganggap, karena pengalaman sebelumnya pergerakan pendek seperti itu ada mangsa. Kita menduga waktu itu, tapi ternyata sudah seminggu masih pergerakan pendek, masih belasan meter. Akhirnya kita turunkan tim 28 Februari, tapi belum ketemu karena cuaca buruk," jelasnya.

Akhirnya pada besoknya pada 1 Maret Harimau Surya ditemukan mati dengan kondisi tinggal bakai, kulit dan tulang belulang.

"Jadi perkiraannya selama satu minggu itu dia sebetulnya sudah mati, tapi di layar monitor kita yang dikirim GPS collar masih bergerak, jadi bukan terlambat itu. Itu ada persoalan teknis di alat," ujarnya.

Dari dugaan sementara pihaknya, Harimau Surya itu mati secara natural atau alami.

"Karena akibat pemburu kan kulit sama tulangnya mestinya hilang juga," ujarnya.

Haidir mengatakan pelepasan Harimau Surya itu dilakukan bersamaan dengan Harimau Sumatera betina bernama Citra pada 7 dan 8 Juni 2022. Harimau Citra diketahui lebih duluan diketahui mati pada Agustus 2022 lalu.

Terpisah, Kepala Seksi Konservasi dan SDA Dishut Provinsi Jambi Sapta menambahkan bahwa Harimau Surya tersebut ditemukan mati di Renah Kayu Embun TNKS.

Harimau Surya saat dilepasliarkan di zona inti TNKS berbobot 122 kilogram dan tinggi 75 centimeter.

"Untuk sekarang ini sedang dalam kajian pihak BKSDA dan TNKS untuk mengetahui penyebab kematiannya," pungkasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMJyVjg persen20swm--gAw?ceid=ID:id&oc=3

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Masih Ada Masyarakat di Nipah Panjang Kesulitan Mendapatkan Sinyal

Baca juga: Belum Tetapkan Siaga Darurat Banjir, BPBD Batanghari Terus Pantau Debit Air Sungai Batanghari

Baca juga: Pemkab Tanjabtim Minta Tongkang Tabrak Dermaga Puding Diperbaiki Seperti Semula

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved