Pembedahan Bariatrik Bukan Jalan Pintas Turunkan Lebihan Berat
Selain diet dan olahraga, operasi bariatrik sangat ditahui sebagai solusi penurunan berat badan jangka panjang dan efektif.
TRIBUNJAMBI.COM - Di Indonesia, 15.4 persen orang Indonesia menderita obesitas atau kegemukan.
32.9 persen obesitas lebih banyak diderita oleh wanita dan 19.7 persen pria.
Hal ini menyebabkan munculnya penyakit kronis terkait dalam beberapa tahun terakhir seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke dan beberapa kanker.
Selain diet dan olahraga, operasi bariatrik sangat ditahui sebagai solusi penurunan berat badan jangka panjang dan efektif.
Dr Lim Huay Cheen, ahli bedah bariatrik dan ahli bedah umu menjelaskan bahwa penurunan berat badan setelah operasi bariatrik sebenarnya merupakan proses bertahap yang memakan waktu hingga 1,5 hingga 2 tahun setelah operasi dan membutuhkan pola makan sehat yang konsisten serta olahraga teratur.
Selain itu, tujuan utama operasi bukan untuk menurunkan berat badan karena harus mengikuti indikasi tertentu, tergantung kondisi pasien.
“Kita perlu memahami apa yang terjadi selama operasi bariatrik dan bagaimana hal itu bermanfaat bagi kesehatan seseorang. Ini digunakan untuk mengobati pasien obesitas yang menderita diabetes, tekanan darah tinggi, sleep apnea dan penyebab lainnya. Operasi tersebut bahkan dapat menurunkan risiko kematian dini seseorang hingga 30 hingga 50 persen. Singkatnya, operasi hanya untuk pasien yang terlalu gemuk dan memiliki pembacaan BMI lebih dari 32 dengan kondisi tertentu untuk memenuhi syarat operasi bariatrik,” katanya saat dihubungi belum lama ini.
Memahami Prosedur
Selama operasi bariatrik, Dr Lim menjelaskan bahwa ahli bedah akan melakukan perubahan pada sistem pencernaan, misalnya lambung dan/atau usus kecil, yang memengaruhi seberapa banyak makanan yang dapat dimakan dan seberapa banyak nutrisi yang diserap.
“Ini karena saat kita makan, makanan masuk ke saluran cerna melalui mulut. Kemudian melewati kerongkongan atau pipa makanan dan masuk ke perut. Dari sini, ia bergerak ke usus kecil," katanya.
“Sepanjang jalan, cairan pencernaan dan enzim yang berbeda bercampur dengan makanan. Nutrisi diserap oleh usus kecil, dan limbah serta makanan yang tidak tercerna masuk ke usus besar dan kemudian dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu penting bagi pasien untuk memahami proses sebelum operasi karena akan ada perubahan yang relevan dalam konsumsi makanan sehari-hari mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan, ada berbagai jenis operasi bariatrik atau metabolik, yang meliputi bypass lambung Roux-en-Y dan gastrektomi Lengan.
“Ukuran bekas operasi perut akan mengecil menjadi seukuran kenari nuts, yang kemudian ditempelkan ke bagian usus kecil yang disebut 'Roux' (karena itulah namanya). Akibatnya, makanan melewati sebagian besar lambung dan bagian atas usus, dan orang tersebut menyerap lebih sedikit kalori dan lebih sedikit lemak dari makanan, tetapi juga lebih sedikit nutrisi. Ini adalah jenis operasi bariatrik yang paling umum," ujarnya.
“Untuk yang terakhir, sekitar 80 persen perut diangkat selama operasi, dan yang tertinggal adalah kantong seperti tabung atau berbentuk pisang. Oleh karena itu, orang tersebut tidak dapat makan makanan sebanyak sebelumnya. Operasi ini juga menurunkan produksi hormon yang disebut ghrelin, yang mengakibatkan berkurangnya nafsu makan,” jelasnya sambil menambahkan dengan bypass lambung dan gastrektomi lengan, pasien dapat kehilangan sekitar 40-50 persen berat badannya.
Kehidupan Setelah Operasi
Prajurit TNI Kembali Jadi Korban KKB Papua, Tertembak di Puncak |
![]() |
---|
Hari Ini Gelar Perkara Mobil Rantis Brimob Linda Driver Ojol , Pengemudi Terancam Dipecat |
![]() |
---|
Ratusan Ditangkap saat Demo Rusuh di Jatim: 479 Dibebaskan, 89 Tersangka, Ada Anak di Bawah Umur |
![]() |
---|
Daftar 15 Pejabat yang Dilantik di Merangin Jambi, Mulai Sekwan hingga Kepala Bappeda |
![]() |
---|
Sisi Lain Demo di Jambi, Pelajar Digandeng Diajak Pulang Emaknya saat Akan Ikut Demo di Telanaipura |
![]() |
---|