Berita Kota Jambi
Berkat Dorongan Hati, Tamrin si Pengolah Sampah, Kini Meraup Penghasilan Rp45 jt Perbulan
Sampah sendiri merupakan hal yang tidak pernah lepas dari manusia. Jika manusia masih bernafas pasti akan menghasilkan sampah.
Penulis: anas al hakim | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUN JAMBI.COM, JAMBI - Sampah sendiri merupakan hal yang tidak pernah lepas dari manusia. Jika manusia masih bernafas pasti akan menghasilkan sampah.
Namun, apakah ada yang tahu bagaimana cara mengumpulkan sampah dan sulitnya menggeluti pekerjaan ini, Salah satu orang yang menggeluti pekerjaan sebagai pengolahan sampah adalah Pak Tamrin.
Berawal dari dorong hati dan juga kesadaran akan kebersihan, serta berkat bantuan dari pemerintah, Tamrin kini sukses menjadi salah satu pengolah sampah di Kota Jambi.
Tamrin, pria kelahiran Sarolangun 11 November 1964 kini sukses menjadi salah satu penggerak dari program pemerintah yakni Kelompok Pengolahan Sampah 3R Berbasis Swadaya Masyarakat Sulur Berkah 2, yang didirikan sejak 2016 lalu, bertempat di jalan Depati Purbo RT.17 Lrg. Masjid Al-Anshor Kelurahan Pematang Sulur, Kecamatan Telanaipura.
"Sebelum menggeluti pengolahan sampah ini, saya sebenarnya tukang banguan, atau bisa dibilang pemborong lah,"ujarnya Tamrin, Rabu (8/3/2023).
Selanjutnya Tamrin menceritakan kepada tribunjambi.com kenapa tertarik dengan pengolahan sampah ini.
"Saya perhatikan sejak 2016 lalu, bahwa Kota Jambi ini sudah darurat sampah, dimana-mana terjadi penumpukan sampah, dan kesadaran wargapun kurang terkait sampah ini, sehingga mereka dengan leluasa membuang sampah," Lanjut Tamrin.
Dengan adanya Kelompok Pengolahan Sampah 3 R ini, secara tidak langsung memberikan motivasi dan manfaat kepada warga untuk menjaga kebersihan. Dan juga bisa menampung tenaga kerja dari lingkungan sekitar.
Tamrin, saat ini memiliki pelanggan 1450 kk dengan volume sampah 4 ton perhari, saat ini pelanggan dikenakan biaya Rp.25 ribu perbulan. Dan memperkerjakan 10 orang karyawan.
Selanjutnya, Tamrin menceritakan awal mula pertama ke jambi yakni 1982 dan langsung ikut membangun Taman Tugu Juang, dengan upah yang ia terima saat itu Rp.2500 perhari dan kurang lebih 1 tahun, kemudian menjadi tukang dengan penghasilan Rp.3000 perhari, kalau sekarang setara dengan Rp. 125.000 ribu.
"Kalau dibanding kan penghasilan bangunan dengan pengolahan sampah, tentunya lebih besar penghasilan tukang bangunan, namun pekerjaan sekarang ini merupakan panggilan hati" ujarnya Tamrin.
Di setiap pekerjaan tentunya ada hikmah yang pasti didapatkan. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang berharga yang didapat oleh Tamrin dari profesi barunya ini.
"Yang dulu nya tidak tau dengan pupuk kompos, namun sekarang tau, ternyata mengolah pupuk kompos itu tidaklah sulit. Hanya saja tidak semua orang mau bergelimpang disampa," kata Tamrin.
Menurut Tamrin, penghasilan saat ini perbulan mencapai Rp45 jt, namun dari hasil sekarang belum bisa digunakan untuk kepentingan pribadi, karena dari tahun ketahun selalu membenahi dari kebutuhan tempat usaha ini.
"Sekarang belum bisa menggunakan untuk kepentingan pribadi, lebih ke tempat usaha ini, seperti pasang CCTV, Wifi, biaya perawatan mobil dan yang lainnya,"tutup Tamrin.
Baca juga: Bersinergi Meningkatkan Keamanan Pangan, BPOM Advokasi Program Prioritas Bersama Pemkab Muaro Jambi
Baca juga: Kejari Merangin Jelaskan Kemungkinan Adanya Tersangka Baru Dalam Kasus Korupsi Dana Desa Koto Renah
Melonjak, DPMPPA Catat 62 Kasus Kekerasan Anak di Kota Jambi Sepanjang 2025 |
![]() |
---|
Duel Lawan Perampok, Pria di Jambi Alami Luka Sayat Saat Gagalkan Pencurian Bengkel |
![]() |
---|
Duel Lawan Perampok, Warga Beliung Indah Kota Jambi Berhasil Tangkap Satu Pelaku |
![]() |
---|
Wali Kota Jambi Buka Drag Race dan Drag Bike 2025, Jalan Sekitar Tugu Keris Dialihkan, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Info Lalu Lintas: Ada Pengalihan Arus Pada 6-7 September di Kawasan Tugu Keris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.