Impor Beras Disetop! Zulhas: 16 Februari Itu Terakhir

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan, pemerintah bakal menyetop impor beras per tanggal 16 Februari 2023. Menurut Zulhas,

Editor: Fifi Suryani
Tribunjambi/Musawira
Mentri Perdagangan Zulkifli Hasan usai acara peletakan batu pertama pabrik minyak sawit masa depan di Desa Simpang Jelutih, Batin XXIV pada Selasa (2/8/2022) kemarin. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan, pemerintah bakal menyetop impor beras per tanggal 16 Februari 2023. Menurut Zulhas, penghentian impor beras itu dilakukan setelah sisa beras impor sebesar 300 ribu ton masuk ke Indonesia di bulan Februari 2023.

"Ya sudah fix (stop impor berasnya) Tanggal 16 Februari. Kan kemarin udah masuk 190 ribu ton sekarang sisanya 300 ribu ton, sisanya masuk 16 Februari," ujar Zulhas, Minggu(5/2).

Zulhas menegaskan, setelah sisa beras 300 ribu ton itu masuk, pemerintah tak akan lagi melakukan impor. Sebab, Indonesia bakal memasuki masa panen di bulan Maret 2023.

"16 Febuari itu terakhir masuk dan suruh habisin langsung agar harganya turun karena Maret sudah panen," tegasnya.

Zulkifli Hasan mengatakan alasan pemerintah impor beras sebesar 500 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP). Menurutnya, kelangkaan beras di pasar justru berbanding terbalik dengan data yang disampaikan oleh Kementerian Pertanian, bahwa stok beras Indonesia aman bahkan surplus sebanyak 7 juta ton.

"Ini sudah Minggu kedua, gabah beli Rp 6.000 enggak ada, orang belum panen mana ada gabah. Beli beras juga belum panen mana ada beras. Mau beli beras Rp 10.000 pun enggak ada juga. Di pabrik-pabrik enggak ada sampai bulan keempat (April 2023)," ujar Mendag Zulhas.

Di sisi lain, Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan, tak ada lagi impor beras menjelang panen raya yang akan berlangsung mulai Maret 2023.

"Setelah itu (impor beras) kita semua panen raya, tidak ada alternatif untuk impor lagi, kita akan stop," kata Arief.

Arief memastikan, panen raya tahun ini disebut bakal surplus. Untuk itu, Badan Pangan Nasional gencar memaksimalkan produksi beras untuk cadangan dalam negeri hingga 70 persen. Arief mengatakan, cadangan beras pemerintah juga bakal ditopang oleh penyerapan panen sporadis disejumlah daerah di Pantura dan Sulawesi.

"Setiap tengah bulan ada, kemarin saya lihat kalau di Pantura masih 1,5-2 bulan lagi yang jalur Selatan, Sulawesi ada penyerapan panen," ucap dia.

"Tapi ini belum panen raya, panen raya itu ketika kebutuhan 2,5 juta panennya lebih dari 3-4 juta, kalau ini panen sporadis tetap kita siapkan itu juga tetap kita menyokong," lanjutnya.

Meski demikian, Arief menyampaikan, saat ini pemenuhan cadangan beras pemerintah sedianya dilakukan secara bergandengan tangan, melalui kementerian lembaga terkait. "Kalau Kementan sedang cari di daerah mana yang panen tetap kita apresiasi misalnya di mana ada produksi, ini waktunya hand in hand," tegasnya.

Sumber: Tribunnews
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved