Berita Jambi

Kasus PSK di Bawah Umur Semakin Marak di Kota Jambi

Selain geng motor, kasus PSK di bawah umur khususnya pelajar yang menjadi PSK online juga marak di Kota jambi.

Penulis: anas al hakim | Editor: Suci Rahayu PK
Tribunjambi.com/Anas Alhakim
Ketua Lembabaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Jambi Mery Marwati 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Selain geng motor, kasus PSK di bawah umur khususnya pelajar yang menjadi PSK online juga marak di Kota jambi.

Dua kasus ini merupakan kasus yang cukup menonjol di Kta Jambi.

Ketua Lembabaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Jambi Mery Marwati mengatakan kasus PSK di bawah umur ini sangat memprihatinkan.

Sepanjang tahun 2022 yang melapor ke LPA Kota Jambi sebanyak 72 kasus yang terdiri dari, Fisik 15 kasus, Psikis 19 kasus dan Seksual 30 kasus, dan baru-baru ini telah dilakukan penangkapan lebih kurang 36 kasus PSK di bawah umur.

Pihak LPA Kota Jambi merencakan untuk melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah yakni SMP, SD dan seterusnya sampai ke bawah.

"Sekarang lagi rentannya bagi anak-anak SMP atau SMA yang mudah terpengaruh terhadap kasus-kasus sex bebas, maka akan kita lakukan penyuluhan supaya mereka tidak lagi menjadi PSK online serta terjerumus kesana," ujarnya pada Rabu (4/12/2023).

Baca juga: Siap Maju Pilwako 2024, Maulana: Komunikasi Politik Terus Jalan

Baca juga: KPU Tanjabtim Lantik 55 Orang PPK, Sekretariat Akan Segera Dibentuk

"Untuk saat ini banyak anak-anak dibawah umur yang tertangkap atau terlibat kasus PSK online yakni usia 12-14 tahun, maka harus adanya penyuluhan dari LPA agar mereka tidak lagi ikut dalam seks bebas," tambahnya Mery.

Sedangkan kasus penelantaran anak di Jambi, semua faktornya dari keluarga yang broken home atau orang tuanya bercerai, namun mereka tidak memikirkan bagaimana kondisi psikis anak, akhirnya anak tersebut terbengkalai.

Menurut Mery, anak-anak yang broken home jika umurnya 14-16 tahun, akan mudah melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti menjual diri, mencari kepuasan untuk diri sendiri, serta bagaimana mereka bisa bangga dengan apa yang telah dilakukan.

"Broken home adalah salah satu faktor utama yang membuat anak berani dan nekat untuk melakukan hal-hal yang buruk, dan terkadang orang tua tidak memikirkannya, maka dari itu, pemahaman yang paling utama terhadap anak adalah agama, dan orang tua harus peduli untuk menggiring ke pendidikan yang baik, maka hasilnya pun akan lebih baik,"kata Mery.

Pesan terhadap orang tua,"Harus lebih hati-hati terhadap gadget, ini pengaruhnya sangat luar biasa, karena meningkatnya kasus trafiking di Kota Jambi dikarenakan oleh gadget itu sendiri,"tutup Mery. (Tribunjambi.com/Anas Alhakim)


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Siap Maju Pilwako 2024, Maulana: Komunikasi Politik Terus Jalan

Baca juga: 157 Kasus Kerbau Ngorok di Kabupaten Batanghari Tercatat di iSIKHNAS

Baca juga: Antusias Masyarakat Sambut Kedatangan Edi Purwanto di Stand UMKM Jambi Mantap Expo

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved