Cegah Penyebaran Penyakit Ngorok, Komisi II DPRD Merangin Himbau Warga Vaksinasi Ternaknya
Ratusan kerbau milik masyakarat Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu Kabupaten Merangin mati mendadak.
Penulis: Solehan | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, MERANGIN - Ratusan kerbau milik masyakarat Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu Kabupaten Merangin mati mendadak.
Kematian ternak ini diduga akibat terjangkit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok.
Kerbau yang mati ini, dipastikan belum mendapatkan vaksinasi oleh Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin, karena masyarakat menolak dengan alasan kerbaunya dalam keadaan sehat.
Untuk mencegah pertambahan kerbau yang mati, Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merangin, Saut Tua Samosir mengimbau masyarakat, untuk mempersilahkan jika ada pihak Disnakbun melakukan vaksinasi terhadap kerbau.
"Karena ini vaksinasi terhadap kerbau ini sangat penting, pihak Disnakbun sudah siap secara keseluruhan, termasuk obat-obatan," kata Saut, Rabu (23/11/2022).
Diberitakan sebelumnya, 120 kerbau di Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu Kabupaten Merangin, mati mendadak diduga akibat terjangkit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok.
Baca juga: 120 Kerbau di Merangin Mati Mendadak Diduga Terjangkit Penyakit Ngorok
Kepala Bidang Pertenakan Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin, Agus Salim mengatakan, kematian ratusan kerbau ini, terjadi dalam kurun waktu tujuh hari.
"70 kerbau mati mendadak di Kecamatan Tabir, dan 50 lainnya di Kecamatan Tabir Ulu. Dari hasil pemeriksaan sementara, diduga akibat penyakit SE atau ngorok," kata Agus, Rabu (23/11/2022).
Untuk mencegah bertambahnya kerbau yang mati akibat penyakit ngorok, Agus menyebut, pihaknya gencar melakukan vaksinasi di dua kecamatan tersebut.
"Untuk kerbau satu kali menjalani vaksinasi dalam setahun," lanjutnya.
Menurut Agus, penyebab ratusan kerbau mati diduga terjangkit penyakit ngorok, akibat dari budaya masyakarat yang tidak menginginkan kerbau nya menjalani vaksinasi, dengan alasan sudah dalam keadaan sehat.
Baca juga: 25 Kerbau di Tebo Tengah Mati Mendadak, Kerugian Warga Capai Rp 500 Juta
"Vaksinasi terhadap kerbau itu sama dengan sedia payung sebelum hujan. Artinya, dari awal sudah mengingatkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi terhadap kerbau, namun ditolak," pungkasnya. (Tribunjambi.com/Solehan)
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News