120 Kerbau di Merangin Mati Mendadak Diduga Terjangkit Penyakit Ngorok
Sebanyak 120 kerbau di Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu Kabupaten Merangin mati mendadak, diduga akibat terjangkit Septicaemia Epizootica.
Penulis: Solehan | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, MERANGIN - Sebanyak 120 kerbau di Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu Kabupaten Merangin mati mendadak, diduga akibat terjangkit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok.
Kepala Bidang Pertenakan Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin, Agus Salim mengatakan, kematian ratusan kerbau ini terjadi dalam kurun waktu tujuh hari.
"70 kerbau mati mendadak di Kecamatan Tabir, dan 50 lainnya di Kecamatan Tabir Ulu. Dari hasil pemeriksaan sementara, diduga akibat penyakit SE atau ngorok," kata Agus, Rabu (23/11/2022).
Untuk mencegah bertambahnya kerbau yang mati akibat penyakit ngorok, Agus menyebut, pihaknya gencar melakukan vaksinasi di dua kecamatan tersebut.
"Untuk kerbau satu kali menjalani vaksinasi dalam setahun," lanjutnya.
Menurut Agus, penyebab ratusan kerbau mati diduga terjangkit penyakit ngorok, akibat dari budaya masyakarat yang tidak menginginkan kerbau nya menjalani vaksinasi, dengan alasan sudah dalam keadaan sehat.
"Vaksinasi terhadap kerbau itu sama dengan sedia payung sebelum hujan. Artinya, dari awal sudah mengingatkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi terhadap kerbau, namun ditolak," pungkasnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: 25 Kerbau di Tebo Tengah Mati Mendadak, Kerugian Warga Capai Rp 500 Juta
Baca juga: Guna Pendataan Pasti, Disbunnakkan Tebo Pasang Tanda Pada Telinga Sapi dan Kerbau