Ini Dampak Petani Sawit Jika Gunakan Pupuk "Aspal"

Banyak pupuk dengan kandungan KCL yang beredar di Provinsi Jambi diduga tidak sesuai yang tertera dalam kemasan.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Teguh Suprayitno
SHUTTERSTOCK/CRINIGER KOLIO
Ilustrasi pupuk urea. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI-Penggunaan pupuk dengan kandungan KCL (Kalium Clorida) kebanyakan digunakan oleh petani kelapa sawit. Adapun tujuan pengunaan ini untuk memperbanyak pertumbuhan buah kelapa sawit.

Namun saat ini, banyak pupuk dengan kandungan KCL yang beredar di Provinsi Jambi diduga tidak sesuai yang tertera dalam kemasan. Terlebih lagi, saat ini subsidi pupuk untuk kelapa sawit telah dicabut.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal menyebut bahwa saat ini mulai beredar pupuk asli tapi palsu. Adanya peredaran pupuk "aspal" ini sangat merugikan petani kelapa sawit yang sama sekali tidak mengetahui hal tersebut.

"Imbasnya adalah apa yang menjadi harapan petani terhadap pupuk dengan kandungan KCL sebagai untuk pertumbuhan banyak buah ini malah mereka tetap trek, buahnya sedikit," terangnya.

Disisi lain, Agusrizal juga menyebutkan bahwa untuk memastikan pupuk tersebut asli atau tidaknya perlu dilakukan pengujian. Sementara, untuk dilakukan pengujian tersebut perlu biaya yang cukup mahal.

"Jadi memang sulit kita untuk pupuk-pupuk yang beredar saat ini apalagi ada banyak merek-merek baru yang keluar," pungkasnya.

Baca juga: Subsidi Dicabut, Disbun Indikasi Pupuk "Aspal" Beredar di Jambi

Baca juga: Subsidi Pupuk untuk Kelapa Sawit Dicabut, Disbun Provinsi Jambi Sebut Beredar Pupuk Palsu

Baca juga: Petani Kelapa Sawit di Jambi Tidak Lagi Dapat Pupuk Subsidi

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved