Menuju Data Yang Berkualitas di Era Big Data

kini Badan Pusat Statistik telah diamanahkan sebagai “pemasok tunggal” data bagi pemerintah

Editor: Rahimin
Istimewa
Badan Pusat Statistik mulai melaksanakan Survei Angkatan Kerja Nasional 

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik telah menerapkan metode berbasis digital dalam pengumpulan data. Jika sebelum pandemi, kegiatan sensus dan survei bisa dilakukan dengan interaksi langsung dengan masyarakat, kini telah dilakukan adaptasi dan perubahan dalam melakukan sensus dan survei karena adanya keterbatasan pertemuan tatap muka. 

Untuk memudahkan kegiatan riset di tengah pandemi Covid-19, yang memerlukan rancang ulang sensus dan survei untuk pengumpulan datanya, .BPS juga telah mengkombinasikan antara metode digital/dalam jaringan (online) dengan metoda wawancara langsung.

Pemanfaatan dan penguasaan teknis metode digital akan terus dilakukan oleh Badan Pusat Statistik salah satu caranya adalah dengan pemanfaatan big data. Big Data adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada teknologi dan teknik untuk memproses dan menganalisa sekumpulan data yang memiliki jumlah yang sangat besar, baik yang terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur. 

Sumber big data amat melimpah, antara lain berupa data ponsel, transaksi keuangan, pencarian dalam jaringan (online), citra satelit, sensor di kota, transportasi dan rumah, sensor di alam, pertanian dan air, data biometrik, Internet of Things (IoT), data media sosial, catatan kesehatan dan konten radio.

Untuk dapat memberikan nilai yang bermanfaat, data harus melalui berbagai tahapan pemrosesan terlebih dahulu. Mulai dari pencatatan/pembuatan, pengumpulan, penyimpanan, pengayaan, analisis dan pemrosesan lebih lanjut, hingga penyajian. Aspek yang paling penting dari big data sebenarnya bukan sekedar pada berapa besarnya data yang bisa disimpan dan diolah, akan tetapi kegunaan atau nilai tambah apa yang dapat diperoleh dari data tersebut. 

Jika kita tidak dapat mengekstrak nilai tambah tersebut, maka data hanya akan menjadi sampah yang tidak berguna. Nilai tambah ini dapat digunakan untuk berbagai hal, seperti meningkatkan kelancaran operasional, ketepatan penjualan, peningkatan kualitas layanan, prediksi atau proyeksi pasar, dan lain sebagainya.

Implementasi big data di Badan Pusat Statistik telah dilakukan sejak 2015 mengunakan berbagai sumber big data yang ada. Pemanfaatan Mobile Positioning Data (MPD) terus dikembangkan untuk mendukung estimasi jumlah wisatawan mancanegara, untuk event analysis seperti Asian Games 2018, memantau mobilitas pelaku komuter, pergerakan Wisatawan Nusantara, Wisatawan Nasional (Tourism Statistics), dan mendukung penyusunan delineasi Metropolitan Statistical Area. 

Citra satelit digunakan dalam kegiatan Kerangka Sampel Area guna mendapatkan data pertanian yang akurat. 

Sumber big data lainnya dan inisiatif Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence) juga diimplementasikan sebagai bagian dari percepatan proses bisnis statistik di Badan Pusat Statistik.

 Hari ini ke depan Badan Pusat Statistik diharapkan bisa memperbanyak kerjasama dengan semua pihak baik kementrian/lembaga, pemerintah daerah, lembaga-lembaga penelitian, dunia usaha dan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian dan publikasi bersama. 

Kualitas Data BPS yang sudah kredibel dan representative, perlu ditindak lanjuti secara terus menerus dengan melakukan inovasi di sisi penyajian data dan informasi yang menarik, akses yang lebih mudah, dan kualitas data yang terjamin. Hari ini ke depan, Badan Pusat Statistik akan terus menghadapi tantangan jaman karena datanya akan selalu dibandingkan dengan data big data. Dan saya yakin BPS akan mampu mengatasinya.(*)

 

https://meranginkab.bps.go.id/

Biodata Penulis

Asro Al Murthawi

Statistisi pada Kantor BPS Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved