Berita Kota Jambi
UIN Menggalakkan Konsep Mendidik Anak Dengan Transintegrasi Ilmu
Trans Integrasi ilmu saat ini sedang di galakan di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Trans Integrasi ilmu saat ini sedang di galakan di Universitas Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Dimana ilmu dan agama tidak dapat di pisahkan dan saling melengkapi.
Konsep yang di telurkan oleh Rektor UIN Sutha Jambi, Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph.D. ini nyatanya tidak hanya di jadikan selogan belaka, konsep ini sudah di praktekan di kampus UIN, tidak hanya sampai di sana, konsep ini juga di adopsi oleh dosen UIN dalam mendidik putra -putri mereka, seperti yang di lakukan Fiqi Nurmanda Sari, M.Pd yang juga aktif di pusat kajian disabilitas UIN Sutha ini.
Kepada Tribunjambi.com Fiqi Nurmanda menceritakan semakin berkembangnya zaman dan pesatnya arus informasi telekomunikasi menjadi tantangan bagi orang tua generasi alpha ( merujuk anak yang dilahirkan pada tahun 2011-2024.red).
"Generasi alpha sangat dekat dengan gawai dalam aktivitas sehari-hari, jika tidak di bekali dengan ilmu agama, bisa kebablasan," ujarnya Jumat ( 15/7/2022).
Akrabnya generasi alpha dengan gawai seolah tidak bisa di pisahkan bahkan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi semua hampir tidak lepas dari teknologi.
Untuk mengimbangi hal tersebut, orang tua harus dapat mengambil peran dalam perkembangan yang terjadi.
Menjadi orang tua di abad 21 bukanlah hal mudah. Orang tua harus dapat mengajarkan ilmu pengetahuan dan agama secara simulta.
Baca juga: CATATAN Kerugian NA yang Dinikahi Erayani Juli 2021, Kisah Pilu Korban Pernikahan Sesama Jenis
Baca juga: Emak-emak Diserang Buaya di Jambi Ngaku Belum Pernah Lihat Buaya di Sekitar Rumah
Baca juga: Keterangan Polisi Atas Perkembangan Kasus Nikita Mirzani dengan Dito Mahendra
Fiqi yang memiliki dua putri ini memang terlihat begitu piawai memberikan pendidikan yang menggabungkan dua jenis ilmu ini ke buah hatinya.
Menurutnya Ilmu pengetahuan dan agama harus diajarkan beriringan sejak anak usia dini. Hal ini sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wa ta’ala pada Q.S. Al-Mujadilah:11 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.
"Surah ini menjelaskan keutamaan orang yang beriman dan berilmu. Artinya, menanamkan iman dan mengajarkan ilmu kepada anak merupakan sebuah kewajiban bagi para orang tua. Selain memenuhi kebutuhan dari segi materi dan kasih sayang, orang tua juga tidak lepas dari kewajiban mengajarkan ilmu dan agama kepada anak-anaknya," ungkap dosen UIN Sutha Jambi ini.
Lebih lanjut dia mengatakan Ilmu dan agama seperti dua sisi mata uang. Jika kita hanya belajar ilmu pengetahuan tetapi tidak belajar ilmu agama, aplikasi di kehidupan akan tidak terkontrol dan terarah. Apabila mengetahui agama saja tanpa ilmu, akan sia-sia amalan yang dilakukan karena tidak benar dalam pelaksanaan ibadah. Oleh sebab itu, keduanya harus berjalan seimbang.
"Selain kampus, transintegrasi ilmu juga dapat diterapkan oleh orang tua kepada anak sejak dini. Rumah, adalah tempat pertama bagi anak untuk belajar. Dari rumah, anak diberi bekal awal untuk menghadapi kehidupannya,' ujar fiqi.
Untuk buah hatinya Fiqi memiliki metodenya sendiri dalam memadupadankan dua terapan ilmu ini.Fiqi menceraikan dia mengunakan metode komunikasi dua arah dalam memberikan pendidikan untuk anak-anaknya, dengan mengedepankan dialog yang menyenangkan.
Setiap peristiwa dan kejadian yang di lihat anaknya selalu di ajak diskusi agar anak-anaknya mendapatkan pemahaman