Tips Kesehatan

Manfaat Olahraga Bisa Mengurasi Risiko Depresi, Lakukan Tiga Kali Seminggu

Berolahraga tiga kali seminggu mengurangi kemungkinan mengembangkan depresi sekitar 16%. Olahraga bukan hanya untuk mengurangi berat badan.

Editor: Nurlailis
Vallartasport.com
Manfaat olahraga untuk kesehatan mental 

TRIBUNJAMBI.COM - Olahraga memiliki manfaat untuk kesehatan.

Ada banyak orang yang melakukan olahraga untuk mengurangi berat badan.

Hal itu tidak salah, namun ada manfaat lain dari olahraga yaitu mengurangi risiko depresi.

Di zaman yang serba cepat ini kemungkinan untuk depresi juga jadi lebih meningkat.

Berolahraga tiga kali seminggu mengurangi kemungkinan mengembangkan depresi sekitar 16 %, kata para ilmuwan pada Rabu (18/05/2022) dikutip Reuters, dan untuk setiap sesi aktivitas ekstra mingguan, risikonya semakin menurun.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan sebagai bagian dari konsorsium penelitian kesehatan masyarakat, para ilmuwan yang berbasis di Inggris mengatakan hubungan yang mereka temukan antara depresi dan olahraga menunjukkan cara untuk secara bersamaan meningkatkan kesehatan mental dan fisik.

"Dengan asumsi hubungan itu kausal, aktivitas fisik waktu luang memiliki efek perlindungan terhadap depresi," kata Snehal Pinto Pereira dari Institut Kesehatan Anak University College London (UCL), yang memimpin penelitian.

Baca juga: Tips Puasa untuk Meningkatkan Kesehatan Mental, Usahakan Hindari Gula

"Jika orang dewasa berusia antara dua puluhan dan empat puluhan yang tidak aktif secara fisik menjadi aktif tiga kali seminggu, mereka akan mengurangi risiko depresi sekitar 16 %."

Depresi adalah salah satu bentuk penyakit mental yang paling umum, mempengaruhi lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya sebagai penyebab utama kecacatan secara global.

Perawatan untuk depresi biasanya melibatkan pengobatan atau psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Namun banyak pasien gagal untuk menjadi lebih baik dan menderita serangan penyakit berulang.

Tim Pereira mengikuti 11.135 orang yang lahir pada tahun 1958 hingga usia 50 tahun, mencatat gejala depresi dan tingkat aktivitas fisik mereka secara berkala saat dewasa.

Untuk menilai depresi, mereka melihat tanggapan terhadap Malaise Inventory, kuesioner yang dirancang untuk mengukur tekanan psikologis, pada usia 23, 33, 42, dan 50 tahun. Peserta juga ditanya seberapa sering mereka berolahraga.

Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang meningkatkan aktivitas mingguannya melaporkan gejala depresi yang lebih sedikit, tetapi mereka yang memiliki gejala depresi lebih banyak kurang aktif, terutama pada usia yang lebih muda. Setiap sesi aktivitas tambahan per minggu mengurangi kemungkinan depresi sebesar 6 %.

Para ilmuwan mencatat bahwa hubungan antara olahraga dan gejala depresi terlihat di seluruh populasi dan tidak hanya pada mereka yang berisiko tinggi mengalami depresi klinis.

Baca juga: Ternyata Prilly Latuconsina dan Aliando Syarief Sama-sama Alami Gangguan Kesehatan Mental

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved