Wawancara Eksklusif

Blak-blakan dengan Keturunan Sultan Thaha, Raden Wawan Ingin Kembalikan Pulau Berhala

Raden Wawan Fitrah Nugraha sudah mendeklarasikan diri sebagai Sultan Jambo. Lalu siapakah dari mereka yang layak menyandang gelar sultan?

Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
TRIBUN JAMBI/IST
Raden Wawan Fitrah Nugraha bergelar Sultan Mudo Mangkunegoro (kanan) 

Apa yang ingin diberikan Sultan Jambi kepada Jambi?

Kemarin kita sudah sowan ke Pak Al Haris (Gubernur Jambi). Kita sudah ketemu, banyak visi dan misi yang sudah saya bagi ke Pak Haris. Contoh bagaimana merebut kembali Pulau Berhala. Memang jalur pemerintahan sudah saklek, tapi kita akan mencoba jalur kesultanan.  Kita juga sudah sowan ke Kesultanan di Riau, mereka mengakui Pulau Berhala itu punya Jambi.

Yang jadi pertanyaan banyak masyarakat itu, di mana dulu letak kerajaan Kesultanan Jambi?

Raja-raja di luar juga menanyakan di mana sih letak bangunannya, letak kerajaannya. Kita ceritakan  kerajaan kita di Tanah Garo. Kerajaan Sultan Thaha dihancurkan oleh Belanda itu saya ceritakan. Salah satu program kita ingin membangun atau membuat lagi replikanya di Kota Jambi dan membuat aslinya di Tanah Garo. Untuk yang di Tanah Garo kalau sejarahnya bukan dihancurin Belanda sih, kita punya sejarah bahwa sebenarnya dari Raden Inu Kertapati dulu sebenarnya posisinya itu memang dihancurkan karena ingin dipindahkan.

Kalau cerita-cerita bahwa Kerajaan Jambi juga berada di tanah yang kini berdiri Masjid Agung Al Falah di Kota Jambi?

Ya berada, bahwa di situ adalah tempat di mana Sultan Thaha dulu berembuk. Sebenarnya dia sekaligus bukan hanya tempat berembuk, di juga musala kecil tempat beribadah berkumpul bareng.

Baca juga: KISAH Orang Kayo Hitam & Keris Siginjai yang Melegenda hingga Terbunuhnya si Pembuat Keris Sakti

Sultan Thaha sudah menjadi pahlawan nasional. Selaku anak keturunan, sejak kapan diceritakan mengenai Sultan Thaha?

Kalau saya semenjak dari SD papa udah cerita, siapa sebenarnya kami, keturunan siapa. Tapi itu sebatas cerita belaka. Tahunya dulu pas SMP kami dibawa ke museum siapa sih Sultan Thaha ini, saya Tanya orang tua itu datuk mu.

Cerita apa yang diwariskan dari keluarga mengenai sosok Sultan Thaha?

Sultan Thaha itu seseorang yang tidak mau berembuk dengan pemerintah Belanda. Jadi kalau ada di kemudian hari tiba-tiba ada orang atau mengklaim bahwa susur galur Sultan Thaha itu dikeluarkan oleh Belanda tahun berapa pun itu saya sangat tidak setuju, karena dalam sejarah Sultan Thaha tidak mau ketemu Belanda.

Baca juga: Bukan Cuma Eksotis, Ini Keistimewaan Pulau-Pulau Timur di Provinsi Jambi

Kalau kita baca sejarah  Jambi, dalam Kesultanan Jambi ada pepatih dalam, pepatih luar. Bagaimana sekarang?

Kita sudah bikin struktur, tapi kita belum publikasikan. Ada sendiri tata caranya. Kita juga sowan, siapa yang akan kita pilih dari Tanjab Barat, dari Tanjabtim dari Batanghari juga siapa dari Suku Anak Dalam.

Pesan apa yang ingin Anda sampaikan ke masyarakat Jambi?

Oke, jadi pesan saya sekali lagi saya hanya Sultan Kesultanan Melayu Pelestarian jadi di sini saya bertujuan untuk mengangkat adat istiadat Jambi. Jadi tidak lain tidak bukan ingin jadi Raja Jambi. Tapi saya ingin kita menyatu untuk membangkitkan kembali adat istiadat Jambi. (deddy rachmawan)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved