China Cuma Butuh Waktu Sebulan untuk Kendalikan Virus Corona Varian Delta

Infeksi Covid-19 varian delta memang membuat banyak negera kelimpungan. Gegara varian Delta pula, pandemi Covid-19 di dunia semakin berat dan panjang

Editor: Suci Rahayu PK
INSTAGRAM/HUMASPEMKOTJAMBI
Tim Pemulasaraan Satgas Covid-19 Kota Jambi saat mempersiapkan pemakaman jenazah, baru-baru ini. Kasus Covid-19 di Jambi masih terus terjadi. 

TRIBUNJAMBI.COM - Infeksi Covid-19 varian delta memang membuat banyak negera kelimpungan.

Gegara varian Delta pula, pandemi Covid-19 di dunia semakin berat dan panjang.

China ada salah satu negara di dunia yang juga harus mengalami serbuan Covid-19 varian Delta.

ILUSTRASI Covid-19 varian Delta Plus
ILUSTRASI Covid-19 varian Delta Plus (Free/crowf)

Jadi China baru saja bernapas lega akibat pandemi Covid-19 awal, di 2021 kembali harus mengalami hal mengerikan ke dua akibat Covid-19 varian Delta.

Diakui oleh Pemerintah China, Covid-19 varian Delta menyebar ke banyak provinsi, dalam waktu kurang daro sebulan.

Bayangkan saja, karena varian Delta Pada Juli 2021 China melaporkan 328 orang terinfeksi varian Delta.

Karenanya Pemerintah China memaksa daerah negara yang terpapar Covid-19 varian Delta menerapkan tindakan pembatasan yang lebih ketat dengan segera.

Baca juga: Cara Membuat Teh Bawang Putih untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Baca juga: Beda Gejala Demam Karena DBD dan Covid-19, Jangan Sampai Salah Diagnosa!

Untuk diketahui, saat itu ada 260 kasus dalam wabah baru-baru ini terkait dengan klaster di kota Nanjing, di provinsi timur Jiangsu, di mana tujuh pekerja kebersihan dalam penerbangan internasional tertular virus corona varian Delta pada 20 Juli 2021

Akibatnya, ribuan orang di provinsi itu dikurung, masyarakat Nanjing melakukan tes dua kali untuk seluruh populasinya yang berjumlah 9,2 juta.

Virulensi yang kuat dan penyebaran yang cepat dari mutasi Delta dikombinasikan dengan puncak musim turis dan lalu lintas yang tinggi di bandara, telah menyebabkan wabah Covid-19 varian Delta cepat meluas ke provinsi lain, seperti Fujian, Chongqing, Shanxi dan Chongqing.

Sampai-sampai pejabat distrik Chongqing segera melakukan pengujian massal terhadap semua pengunjung terkait kasus yang dikonfirmasi.

Setelah sebuah kasus terdeteksi di Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, yang dilanda banjir mematikan baru-baru ini, pihak berwenang segera memerintahkan pengujian pada 10 juta orang.

Di kota wisata Hunan Zhangjiajie, 1,5 juta orang harus tinggal di rumah dan semua tempat wisata harus ditutup setelah menjadi wabah baru.

Pihak berwenang China melacak semua orang yang pernah ke Nanjing atau Zhangjiajie baru-baru ini, dan menyarankan para pelancong untuk tidak pergi ke tempat-tempat di mana kasus itu baru-baru ini ditemukan.

Baca juga: Hari Pertama Penyekatan, Terjadi Kemacetan Hingga 1 KM di Pos Simpang Rimbo dan Aurduri 1

Karena kondisi ini, di China Kepala komite kesehatan kota dipecat.

Menurut pemberitaan kantor berita Xinhua, lima pejabat di kota Shangqiu, termasuk seorang pemimpin rumah sakit, juga dipecat karena lalai dalam upaya anti-epidemi.

Sementara itu, program vaksinasi skala besar China terus dilaksanakan.

"Tingkat perlindungan vaksin Covid-19 terhadap mutasi Delta mungkin sedikit berkurang, tetapi vaksin saat ini masih memiliki efek pencegahan dan perlindungan yang baik," kata Feng Zijian, ahli virologi dari China.

Untuk diketahui, China sejauh ini telah menyuntikkan lebih dari 1,8 miliar dosis vaksin di seluruh negeri, menurut data dari Komisi Kesehatan Nasional.

Sebagian besar wilayah telah mengendalikan wabah ini, sementara beberapa tetap waspada dengan mempertahankan pengujian massal dan menunda dimulainya sekolah.

Dengan apa yang dilakukan China, jumlah kasus baru di provinsi-provinsi China terus menurun menjadi total 51 kasus pada awal pekan ini.

Sumber: Intisari Online

https://intisari.grid.id/read/032848425/cuma-butuh-waktu-kurang-sebulan-terekuak-cara-jitu-china-kendalikan-covid-19-varian-delta-di-40-provinsi-bisakah-indonesia-menirunya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved