Berita Internasional

ADIK Kim Jong Un Peringatkan Korsel Agar Tolak Latihan Militer dengan AS Bila Tak Ingin Pecah Perang

Dalam peringatannya, Kim Yo Jong memerintahkan Korsel tidak melakukan latihan militer bersama Amerika Serikat.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Al Jazeera
Kim Yo Jong bersama sang kakak, Kim Jong Un 

Kim Jong Un, Kim Yo Jong dan seorang pejabat senior Partai Buruh yang berkuasa, memperingatkan Korea Selatan pada hari Minggu bahwa mengadakan latihan akan melemahkan upaya untuk membangun kembali hubungan.

Peringatan itu datang beberapa hari setelah kedua Korea itu memulihkan hotline yang terputus Pyongyang setahun lalu, ketika Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berusaha untuk memperbaiki hubungan yang tegang dan melanjutkan pertemuan puncak.

Kementerian pertahanan Seoul turut mengatakan pada hari Senin bahwa Seoul dan Washington sedang dalam pembicaraan mengenai latihan itu tetapi belum ada keputusan yang dibuat.

Foto tak bertanggal yang dirilis kantor berita Korea Utara, KCNA, pada 24 Mei 2020 menunjukkan Kim Jong Un menghadiri rapat Komisi Militer Pusat Partai Buruh, mendiskusikan kebijakan baru meningkatkan pencegahan perang nuklir.
Foto tak bertanggal yang dirilis kantor berita Korea Utara, KCNA, pada 24 Mei 2020 menunjukkan Kim Jong Un menghadiri rapat Komisi Militer Pusat Partai Buruh, mendiskusikan kebijakan baru meningkatkan pencegahan perang nuklir. (AFP/KCNA VIA KNS/STR)

"Kami tidak bisa mengomentari pernyataannya, tetapi mengenai latihan, waktu dan metodenya belum final," ujar juru bicara kementerian Boo Seung-chan dalam sebuah pengarahan.

Sekutu akan pula memutuskan setelah mempertimbangkan COVID-19, postur pertahanan bersama, rencana transfer kendali operasional masa perang, dan masalah "mendukung upaya diplomatik untuk membangun perdamaian abadi di semenanjung Korea," tambah Boo.

Lee Jong-joo, juru bicara dari Kementerian Unifikasi, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan latihan itu tidak boleh menjadi "sumber ketegangan militer dalam hal apa pun", tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Latihan telah diperkecil dalam beberapa tahun terakhir untuk memfasilitasi pembicaraan antara Korea Utara dan pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal Pyongyang dengan imbalan keringanan sanksi AS.

Tetapi negosiasi terhenti usai pertemuan puncak kedua yang gagal pada 2019 antara Kim dan Trump.

Baca juga: Rumah Kito by Waringin Hospitality Bertabur Promo & Diskon di Rumah Kito

Baca juga: Update Sumbangan Rp 2 Triliun, Dokter Hardi Dermawan Diperbolehkan Pulang, Suami Heriyanti Diperiksa

Baca juga: Juli 2021, Kota Jambi Alami Deflasi dan Kota Muara Bungo Inflasi

Pandemi virus corona pun juga berdampak pada latihan, dengan sekutu berfokus pada simulasi terkomputerisasi dan meminimalkan pelatihan soal lapangan langsung, tanpa memobilisasi pasukan yang berbasis di AS.

Bahkan seorang pejabat tinggi Kementerian Unifikasi mengatakan pada hari Jumat bahwa latihan itu harus ditunda untuk membantu memulai kembali pembicaraan nuklir, akan tetapi Lee menolak untuk berkomentar ketika ditanya apakah kementerian berencana untuk membuat rekomendasi resmi.

Lee juga mengatakan bahwa pekan lalu Korsel juga mengusulkan pembentukan sistem konferensi video untuk mempercepat dialog antar-Korea dan menyetujui rencana dua kelompok bantuan sipil untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Korut.

(*)

Berita lainnya seputar Kim Jong Un

SUMBER: SOSOK.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved