Tips Kesehatan

Penjelasan Medis Ketindihan yang Sering Dikira Gangguan Jin

Sleep paralysis melibatkan gangguan atau fragmentasi dari siklus tidur gerakan mata cepat (REM). Tubuh bergantian antara gerakan mata cepat (REM)

Editor: Nurlailis
drcaecillia.com
Sleep Paralysis atau ketindihan 

TRIBUNJAMBI.COM - Fenomena ketindihan atau erep-erep kerap dikaitkan dengan gangguan jin.

Ada penjelasan medis dari ketindihan yang secara medis disebut Sleep Paralysis.

Biasanya seseorang merasa tidak bisa bergerak, baik pada awal tidur atau saat bangun.

Saat tidur, tubuh rileks, dan otot-otot sukarela tidak bergerak.

Sleep paralysis melibatkan gangguan atau fragmentasi dari siklus tidur gerakan mata cepat (REM).

Tubuh bergantian antara gerakan mata cepat (REM) dan gerakan mata tidak cepat (NREM).

Satu siklus REM-NREM berlangsung sekitar 90 menit dan sebagian besar waktu yang dihabiskan untuk tidur adalah dalam NREM.

Selama NREM, tubuh rileks.

Selama REM, mata bergerak cepat, tetapi tubuh rileks.

Mimpi terjadi pada saat ini.

Dalam sleep paralysis, transisi tubuh ke atau dari tidur REM tidak sinkron dengan otak.

Kesadaran orang tersebut terjaga, tetapi tubuh mereka tetap dalam keadaan tidur yang lumpuh.

Area otak yang mendeteksi ancaman berada dalam kondisi tinggi dan terlalu sensitif.

Faktor-faktor yang telah dikaitkan dengan sleep paralysis antara lain:

  • narkolepsi
  • pola tidur tidak teratur, misalnya karena jet lag atau kerja shift
  • tidur telentang
  • riwayat keluarga

Sleep paralysis dapat menjadi gejala masalah medis, seperti depresi klinis, migrain, apnea tidur obstruktif, hipertensi, dan gangguan kecemasan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved