Berita Internasional

China Disebut Takut Perang dengan Indonesia, Diplomat Singapura Buka-bukaan Penyebabnya

Bahkan belum lama ini, sempat pula terjadi ketegangan antara Malaysia dengan China karena alasan pelanggaran wilayah udara Malaysia.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Tribun Jambi
Jokowi dan Xi Jinping, China diketahui buat Pangkalan Militer dekat Indonesia 

TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia masuk satu diantaranya dalam konflik panas di wilayah Laut China Selatan (LCS).

Kawasan yang cukup panas itu lantaran diperebutkan antar negara yang diklaim sepihak oleh China.

Bahkan belum lama ini, sempat pula terjadi ketegangan antara Malaysia dengan China karena alasan pelanggaran wilayah udara Malaysia.

Tak cuma Malaysia, China juga pernah beberapa kali sampai ketahuan nyelong di wilayah laut Indonesia, tepatnya di Kepuluan Natuna.

Melansir dari South China Morning Post (SCMP), karena kenekatan China itu, sampai pernah diperingatkan oleh mantan diplomat Singapura Konshore Mahbubani.

Indonesia usir kapal penjaga pantai China yang sudah 2 hari di Natuna Utara.
Indonesia usir kapal penjaga pantai China yang sudah 2 hari di Natuna Utara. (Bakamla Indonesia)

Menurut SCMP, Mahbubani pun mengatakan bahwa belum ada negara anggota yang menyatakan keinginan untuk bergabung dengan kelompok negara dengan AS, Jepang, India dan Australia untuk melawan pengaruh China di kawasan itu.

Tetapi untuk mempertahankan status quo saat ini, China pun harus berhati-hati dalam masalah dari kedaulatan atas Kepulauan Natuna di bagian selatan Laut Cina Selatan, kata Mahbubani.

Kepulauan Natuna itu merupakan rumah bagi daerah penangkapan ikan tradisional Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan itu juga menjadi pusat ketegangan antara China dan Indonesia.

Penjaga pantai Indonesia pun telah berulang kali mendeteksi kapal penangkap ikan China, yang dikawal oleh kapal penjaga pantai.

Mereka melanggar zona ekonomi eksklusif 200 mil laut di sekitar Kepulauan Natuna.

Pada Desember 2019, Indonesia juga pernah mengirimkan jet tempur F-16 untuk berpatroli di wilayah itu.

Presiden Indonesia Joko Widodo juga secara pribadi turut menginjakkan kaki di pulau-pulau selama kunjungan dua hari untuk menegaskan tekad Jakarta.

Pada Januari tahun ini, sebuah kapal penelitian China pun muncul di perairan Indonesia.

Baca juga: Awak KRI Sultan Thaha Syaifudin Berhasil Selamatkan 27 ABK KM Sinar Mas Yang Terbakar di Laut Natuna

Baca juga: China & Indonesia Kepergok Latihan Militer Bareng di Perairan Jakarta, Padahal Bermasalah di Natuna

Baca juga: Militer Indonesia Tambah Kekuatan ke Natuna, Imbas China Bikin Gaduh di laut China Selatan

Kapal itu tidak menyalakan perangkat navigasi dan bertindak sangat mencurigakan.

China telah mengklaim bahwa perairan di sekitar Kepulauan Natuna itu adalah daerah penangkapan ikan tradisionalnya, dan menyatakan kesediaannya untuk menyelesaikan perbedaan melalui negosiasi bilateral.

Jakarta juga menegaskan klaim China tidak berdasar dan tidak memiliki alasan untuk bernegosiasi.

Menurut para ahli, China pun menargetkan perairan di sekitar Kepulauan Natuna Indonesia itu dengan alasan wilayah ini tumpang tindih dengan apa yang disebut zona ekonomi eksklusif dari kepulauan Truong Sa Vietnam yang diduduki China.

"China dan Indonesia belum mencapai kesepakatan tentang delimitasi batas laut,” ujar Lei Xiaolu, pakar di Universitas Wuhan di China.

"Kegiatan penangkapan ikan yang tidak dilarang di perairan menunggu demarkasi batas yang disengketakan," sambungnya.

Indonesia juga telah menegaskan posisinya untuk tidak mengakui fitur apa pun dalam sembilan garis putus-putus yang diklaim secara sepihak oleh China di Laut China Selatan.

Melalui Pejabat pertahanan Indonesia telah menyebutkan skenario terburuk.

China juga mengirim pasukan untuk mendarat di Kepulauan Natuna.

Baca juga: Asik Main Game Online di Rel Sambil Selonjoran, Remaja Ini Tewas Terlindas Kereta Api

Baca juga: Trailer Ikatan Cinta 7 Juni 2021: Karma untuk Elsa Sedang OTW, Al dan Andin Siapkan Pembalasan

Baca juga: Emosi Rizky Billar Gegara Orangtuanya di Caci Tak Bisa Urus Anak, Kekasih Lesti Kejora Beri Ancaman

Pulau Natuna.
Pulau Natuna. (kompas.com)

Itulah sebabnya Indonesia yang terus-menerus mengerahkan kapal perang, jet tempur dan peralatan pengintai, berpatroli di wilayah sekitar nusantara.

Sementara Indonesia juga secara aktif memobilisasi angkatan lautnya untuk terus berpatroli.

Ada alasan untuk khawatir bahwa China pun akan terus mengambil tindakan "pemaksaan" di wilayah yang disengketakan, kata pakar Atriandi Supriyanto dari Universitas Nasional Australia.

"Saya khawatir pengekangan Indonesia terbatas. Cepat atau lambat, Indonesia mungkin harus mempertimbangkan kerja sama militer dengan AS untuk menahan pengaruh China," ujar Supriyanto.

Rene Pattiradjawane, peneliti di Jakarta, mengatakan sejak tahun 1994, Biro Administrasi Perikanan Kementerian Pertanian China.

Telah menerbitkan untuk peta yang menyatakan seluruh wilayah di sekitar Kepulauan Natuna sebagai fishing ground bagi China.

Pattiradjawane mengatakan Indonesia pun sangat prihatin karena China secara sepihak terus mengklaim bahwa daerah penangkapan ikannya meluas ke perairan selatan Kepulauan Natuna, di luar sembilan garis putus-putus yang ilegal.

Collin Koh, pakar Nanyang Technological University di Singapura, mengatakan Beijing pun tidak akan terlalu menekan Jakarta, mengingat pengaruh politik Indonesia di Asia Tenggara.

(*)

Baca juga: Pj Sekda Sungai Penuh Minta ASN Terapkan Prokes Saat Memberi Pelayanan di Kantor

Baca juga: Pemkab Tanjabtim Dirikan Posko Pasca Kebakaran di Sungai Jambat

Baca juga: Keberangkatan CJH Tanjabtim ke Tanah Suci Tahun 2021 Harus Ditunda Lagi, Ini Kata Kemenag

Berita lainnya seputar China

SUMBER: SOSOK.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved