Kisah Kopassus

Kisah Kopassus, Libatkan 3 Warga Sipil Asal Banten Saat Selamatkan Warga yang Disandra KKB

Kopassus saat itu tengah ditugaskan untuk misi penyelamatan warga yang disandera KKB Papua pimpinan Kelly Kwalik di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Ka

Kolase/Tribunjambi.com
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Dikisahkan, Kopassus pernah mengajak tiga pendekar sakti untuk ikut memburu kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua.

Kisah ini tertulis dalam buku 'The Politics of Inner Power: The Pratice of Pencak Silat in West Java' karya Ian Douglas Wilson.

Kopassus saat itu tengah ditugaskan untuk misi penyelamatan warga yang disandera KKB Papua pimpinan Kelly Kwalik di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jayawijaya, Papua, dalam sebuah Operasi Mapenduma.

Di antara pasukan Kopassus itu, terdapat tiga orang sipil yang disebut berperan khusus untuk menangkal ilmu gaib yang kemungkinan dipakai oleh musuh.

Baca juga: Motor Jurnalis Liputan Sarolangun Hilang Saat Parkir di Komplek Perkantoran Pemkab Sarolangun

Baca juga: Cerita Wanita 58 Tahun Suka Mengumpulkan Sampah, Tetangga Kaget Saat Tau Total Kekayaannya

Baca juga: Ketua KPK Firli Bahuri Dilaporkan ke Polisi Dugaan Gratifikasi, Kabareskrim: ICW Jangan Buat Gaduh

Tiga orang tersebut adalah H Tubagus Zaini, Tubagus Yuhyi Andawi, dan Sayid Ubaydillah Al-Mahdaly yang merupakan pendekar sakti asal Banten.

Ketiga pendekar Banten tersebut dianggap mampu menghalau serangan ilmu gaib dari pihak musuh.

Kolaborasi kompak antara Kopassus yang lihai dalam penggunaan senjata api, dipadu dengan sang pendekar yang memiliki ilmu kanuragan untuk menghalau hal tak kasat mata.

Kronologi misi penyelamatan

Kisah keterlibatan tiga pendekar sakti membantu Kopassus ini tak lepas dari tragedi penyanderaan Tim Lorentz ’96 oleh KKB Papua pimpinan Kelly Kwalik.

Penelitian Tim Lorentz ’96 dilakukan antara bulan November 1995 dan Januari 1996.

Anggota tim dari Indonesia terdiri dari Navy Panekanan (28), Matheis Y.Lasamalu (30), Jualita Tanasale (30), Adinda Arimbis Saraswati (25).

Sementara anggota tim dari Inggris terdiri dari Daniel Start (22), William “Bill” Oates (23), Annette van der Kolk (22), dan Anna Mclvor (21).

Mereka juga dibantu oleh antropolog Markus Warip (36) dari Universitas Cendrawasih dan Abraham Wanggai (36) dari Balai Konservasi Sumber Daya ALam (BKSDA) Kantor Wilayah Kehutanan Irian Jaya.

Bersama mereka ada juga Jacobus Wandika, putra daerah suku Nduga, yang merupakan antropolog lulusan Universitas Cendrawasih dan murid Markus Warip.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved