Berita Kota Jambi
Sempat Gulung Tikar, Kini Wati dan Suami Mantap Sudah 12 Tahun Tekuni Budidaya Jamur Tiram
Saat sekira lima tahun silam, Wati merasakan gulung tikar hingga membutuhkan pinjaman untuk memulai usahanya kembali.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rahimin
Sempat Gulung Tikar, Kini Wati dan Suami Mantap Sudah 12 Tahun Tekuni Budidaya Jamur Tiram
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sempat gulung tikar, kini Wati bersama sang suami mantap tekuni budidaya Jamur Tiram.
Budidaya Jamur Tiram yang sampai saat ini Wati geluti sebenarnya sudah dimulai sejak 12 tahun silam.
Wati sempat mencicipi massa kejayaan dan gulung tikar. Saat sekira lima tahun silam, Wati merasakan gulung tikar hingga membutuhkan pinjaman untuk memulai usahanya kembali.
Lambat laun, Wati memiliki kedai sup jamur tiram, dan aneka olahan jamur tiram yang dijadikan lauk makan.
Pelanggannya sudah cukup banyak, bahkan sampai dipasarkan melalui aplikasi online pesan antar makanan.

Namun, pada saat pandemi Covid-19 menyerang dunia, usahanya pun ikut terdampak. Dilarangnya berkerumun, membuat kedai makannya tutup. Sehingga Wati fokus pada budidaya jamur tiram saja.
"Sekarang yang penting cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Karena kalau mau ambil pinjaman dalam kondisi seperti ini, khawatir nggak bisa melunasi sesuai syaratnya," ungkap Wati.
Kata dia, setiap harinya dapat memanen 10 hingga 20 kilogram jamur tiram pada pukul 03.00 WIB.
Pemasarannya baru ke dua pasar tradisional saja. Yaitu Pasar Kebun Handil, dan Pasar Talang Banjar dalam Kota Jambi.
Wati ingin memasok ke pasar-pasar lainnya, bahkan seluruh pasar yang ada di Kota Jambi. Karena keterbatasan tenaga, sehingga niatnya dia kurung sampai dengan waktu yang belum dapat ia tentukan.
Saat ini Wati punya tiga gudang budidaya jamur tiram, dan satu gudang untuk menyimpan benih dan media bakal calon tumbuhnya jamur tiram.
Selain itu, alat pemrosesan untuk sterilisasi masih terbilang manual. Yaitu apinya menggunakan kayu bakar, wadah penyeterilnya menggunakan drum besi yang dirakit sedemikian rupa.
Walaupun tergolong manual dan tradisional, tetapi Wati tetap menjaga kualitas jamurnya. Penyemprotan air pada media tanam jamurnya, yaitu menggunakan air sumur.
• Anak Gadis di Bawah Umur di Muarojambi Dicabuli Kakek di Dekat Pohon Nangka
• 3 Pasang Bukan Suami Istri Terjaring Operasi Pekat di Merangin, Ada Anak di Bawah Umur
Baca juga: Cara Wati Warga Jelutung Kota Jambi Lakukan Budidaya Jamur Tiram, Begini Prosesnya
"Tidak boleh sama sekali menggunakan bahan kimia. Kalau air PAM kan itu sudah ada kaporitnya, jadi tidak dipakai untuk ini," jelasnya.
Budidaya jamur tiram ini beralamatkan di Jalan Gajah Mada, Simpang Puncak Jelutung, Jambi.
Jika Tribuners ingin memesan dengan jumlah berapapun bisa menghubungi 081366090932.(TribunJambi/Rara Khushshoh Azzahro)