Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Mengasihi yang Memusuhi Dengan Mendoakan
Bacaan ayat: Matius 5:43-44 (TB) - "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihil
Mengasihi yang Memusuhi Dengan Mendoakan
Bacaan ayat: Matius 5:43-44 (TB) - "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu".
Oleh Pdt Feri Nugroho

Mengenang masa kecil, bahwa anak-anak lebih banyak bermain perang-perangan dari pada perdamaian.
Lebih banyak membuat mainan pedang, perisai, dan senjata lain dari pada hal yang mengarah pada hidup damai.
Secara alamiah, anak sedang dipersiapkan menghadapi kehidupan yang penuh dengan ancaman.
Kehidupan seakan diperhadapkan pada permusuhan, dimana saling mengalahkan menjadi hal biasa terjadi.
Tanpa disadari, konsep musuh dan permusuhan mulai diajarkan.
Melindungi diri dinilai sebagai hal yang seharusnya terjadi dalam kehidupan.
Lebih banyak pengajaran tentang mengenali musuh dari pada hidup berdamai.
Hal ini bisa dipahami, sejak manusia memberontak kepada Allah, permusuhan terjadi.
Relasi yang rusak mengkondisikan manusia hidup dalam perseteruan.
• Renungan Harian Kristen - Damai Sejahtera dari Tuhan
Keluar dari persekutuan dengan Allah, cara pandang kehidupan yang rusak terhadap sesama dan ciptaan lain; menjadi warisan yang diwariskan dalam sejarah kehidupan manusia.
Rasanya akan sulit untuk hidup dalam damai jika mengandalkan kekuatan manusia semata.
Tanpa pertolongan Tuhan, tidak mungkin manusia dapat kembali hidup dalam damai.
Pilihan tindakan proaktif Allah dalam menyelamatkan, menjadi dasar terjadinya perdamaian.
Tindakan Allah yang menebus manusia dari kutuk dosa, melalui karya penyelamatan Yesus Kristus, memungkinkan manusia untuk kembali hidup dalam perdamaian.
Perkataan Yesus yang menyatakan, "Tetapi Aku berkata kepadamu," mengindikasikan bahwa Yesus dalam kuasa Ilahi, bahwa Dia adalah Allah sendiri yang menjadi manusia, telah mengembalikan makna dasar kehidupan yaitu hidup dalam cara pandang yang baru.
Identitas sebagai musuh hendak dilebur dalam tindakan kasih yang mendoakan, sehingga dalam konsep kasih yang sejati, tidak ada lagi permusuhan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Waspada, Kepo Rohani!
Tindakan jahat orang lain atau penganiayaan, dibalas dengan tindakan proaktif untuk berdamai dengan terus mendoakan.
Tindakan mengasihi, tidak lagi bergantung pada tindakan orang lain yang berbuat kasih, namun menjadi pilihan bebas untuk tetap mengasihi meskipun yang dikasihi berlaku jahat bagi kehidupannya.
Sampai disini, akan ada banyak orang setuju dalam ranah pikiran ideal untuk mengasihi.
Begitu masuk dalam ranah praktek, seakan semua ide ideal tersebut menguap oleh protes, bahwa terlalu sukar untuk dipraktekkan.
Apakah itu berarti pengajaran Yesus menjadi 'menara gading', terlihat indah namun jauh dari kenyataan dan sulit dilakukan?
Apakah pengajaran Yesus hanya cukup menjadi ide ideal dalam tatanan ajaran tanpa bisa dipraktekan?
Tidak! Dia memberikan contoh yang nyata, tatkala di kayu salib Ia berdoa, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Sebuah teladan yang menyadarkan kita para murid-Nya, untuk hidup dalam kasih.
Pengalaman perjumpaan dengan Allah dan dikasihi Allah dalam Yesus Kristus, menjadi dasar pembaharuan cara berfikir.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Mengasihi dan Menggembalakan
Sudah seharusnya hidup yang telah dijamin dalam hal keselamatan, memperlihatkan kualitas hidup yang diselamatkan.
Hidup dalam perdamaian.
Jika terasa sukar, yang menjadi persoalan kita sedang mengandalkan diri sendiri.
Atau fokus pada kekuatan diri, atau terobsesi pada kejahatan orang lain. Berpalinglah pada pada kasih Allah dalam Yesus.
Rendahkan hati dan diri agar dimampukan untuk mengampuni.
Jika Allah sedemikian besar telah mengasihi kita, mengapa kita mengeraskan hati dan hidup dalam permusuhan?
Permusuhan yang menciptakan dendam, pada dasarnya seperti 'menggendong mayat di punggung'.
Merugikan, berbau dan mengganggu perjalanan hidup.
Saatnya menyebut nama seseorang dalam doa.
Sebuah nama yang pernah menyakiti untuk didoakan dengan mohon berkat pada Tuhan. Bisa? Pasti Roh Kudus akan memampukan. Amin.
Bacaan Renungan Kristen Lainnya
Renungan Oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam