Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen 3 September 2025 - Setia dan Taat Hanya kepada Tuhan
Bacaan ayat: Mazmur 81:11 (TB) Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir: bukalah mulutmu lebar-lebar
Renungan Harian Kristen 3 September 2025 - Setia dan Taat Hanya kepada Tuhan
Bacaan ayat: Mazmur 81:11 (TB) Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir: bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh.
Oleh Pdt Feri Nugroho
Jika Tuhan itu Esa, mengapa ada begitu banyak keyakinan dan kepercayaan diri muka bumi? Pertanyaan ini terus bergema disepanjang sejarah.
Masing-masing kelompok, atau orang mengklaim diri sebagai penyembah yang benar. Cara kuno dalam sejarah untuk membuktikan kebenaran ialah dengan adu kekuatan.
Perang menjadi pilihan strategis; dengan asumsi bahwa pemenang akan diakui sebagai yang benar. Sayangnya pemenang selalu berganti.
Hari ini kelompok A yang menang, namun di waktu yang berbeda kelompok B yang berjaya, sebelum akhirnya dilumpuhkan oleh kelompok C yang hadir kemudian.
Dalam perkembangan berikutnya, sikap toleransi dikembangkan. Masing-masing keyakinan dan kepercayaan diakui dan dihormati keberadaannya.
Namun masalah baru timbul; ketika setiap orang mengklaim sebagai yang benar, lalu mana yang benar.
Dalam rasa putus asa akhirnya sekelompok orang memutuskan untuk tidak percaya lagi pada kepercayaan dan keyakinan.
Mereka lebih senang hidup bebas dalam kendali sendiri, selama berhasil menjunjung nilai-nilai kemanusiaan: itu cukup.
Umat Tuhan dalam Perjanjian Lama juga berada pada situasi yang sama. Ketika setiap bangsa yang ada disekitarnya mengklaim sebagai penyembah sesembahan yang benar, ternyata menjadi godaan yang menggiurkan untuk ikut ambil bagian dalam penyembahan bangsa lain.
Apalagi menimbang kenyataan hidup yang sulit; mulai tergoda untuk mencari alternatif sumber pertolongan. Ironisnya, sesembahan bangsa-bangsa lain menawarkan solusi untuk kehidupan yang lebih baik.
Faktanya memang setiap orang, atau kelompok, atau bangsa dapat saja menciptakan sesembahan. Untuk itu diperlukan tolok ukur agar tetap menjadi penyembah Sesembahan yang benar, tanpa harus tergoda jatuh pada penyembahan kepada ilah lain.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.