Terjebak di Tambang Emas Ilegal

INI Identitas 3 Warga Merangin yang Meninggal Terjebak di PETI Lubang Jarum, 40 Warga Bantu Evakuasi

Akhirnya, tiga warga Merangin yang terjebak di PETI lubang jarum di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap berhasil dievakuasi.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Andreas Eko Prasetyo
tribunjambi/darwin sijabat
3 warga Merangin yang terjebak di lubang jarum di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap berhasil dievakuasi. 

Sebab jika terus-terusan menggali, dikhawatirkan pekerja yang sedang mengikis lubang pakai linggis bisa kekurangan oksigen.

Pasokan udara di dalam sangat sedikit karena lubang yang umumnya hanya diameter satu meter bahkan semakin ke bawah semakin sempit.

Tentang pola kerja, ada yang mengikis, ada yang mengemas material yang dikikis, ada juga yang mengantarkan ke lokasi dasar.

Selain itu ada yang bekerja untuk menderek hasil kikisan tebing yang sering disebut napal itu kepermukaan tambang.

"Jadi masing-masing pekerja itu punya tugas masing-masing," katanya lagi.

Mantan penambang lainnya, RK, menyebut pekerjaan ini menghasilkan pendapatan yang luar biasa.

Untuk melakukannya tak perlu pendidikan khusus, hanya dibutuhkan nyali yang besar.

"Lubang itu punya kedalaman puluhan meter. Jadi memang orang yang punya nyali besar yang bisa kerja disana," kata RK.

Dia dulunya tak hanya sebagai pekerja, tapi juga sebagai pemodal untuk beberapa tambang.

Setelah hampir satu tahun menggeluti tambang emas ilegal ini, dia memutuskan untuk berhenti.

Dia mencari pekerjaan lain yang halal dan tak mempunyai risiko besar.

Baca juga: Tahun Lalu Delapan Orang Siswa SMP Muarojambi Dianggap Putus Sekolah Tahun Ini Ada Kemajuan

Baca juga: Ramalan Zodiak Harian untuk 31 Maret 2021 Lengkap, Percintaan Aries hingga Peruntungan Taurus

Baca juga: Istri Syekh Ali Jaber Surati Hakim Minta Penusuk Suaminya Dibebaskan, Ini Alasan Sebenarnya

"Saya berhenti karena saya pernah masuk ke dalam lubang dan ikut bekerja.," ungkap RK.

Setelah dia tahu bagaimana kondisi di dalam, dia memutuskan untuk berhenti bisnis ini.

"Saya tidak mau ada korban jiwa dengan bisnis ini," ungkapnya.

Dia bilang, bila melihat lihat hasil, sebenarnya tidak ingin setop dari bisnis tambang emas.

Namun karena faktor risiko besar, ia mencari bisnis lain.

"Saya punya keluarga, anak-anak masih kecil. Pekerja saya juga punya keluarga. Jadi daripada saya menyesal, lebih baik saya hentikan bisnis ini," sambungnya.

Lagi-lagi, dia bercerita tentang kondisi di dalam lobang tambang. Katanya, lubang tersebut memang benar-benar lubang.

Ukuran yang paling besar itu hanya di mulut tambang saja yaitu sekitar satu setengah hingga dua meter.

Namun ketika beberapa meter ke bawah, lobang sangat kecil, apalagi setelah sampai di dasar lubang.

Di dasar lubang terdapat beberapa lubang lagi, ukuran lubang hanya bisa jongkok atau menunduk.

Lebar hanya bisa untuk berpapasan dengan teman lain ketika ganti tugas atau shif.

Mereka menggunakan penerangan berupa senter kening dan lampu dari listrik gengset dari atas.

Di dalam lubang itu, emas di dasar tebing terlihat berkilau.

"Kita bisa lihat kemana jalur emas itu. Saking asyik itu kadang jadi lupa waktu. Pekerjaan ini menantang maut," imbuhnya.

(Tribunjambi.com/ Darwin Sijabat)

Berita lainnya terkait PETI Lubang Jarum

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved