Berita Nasional

Wajar Jokowi Berkomunikasi dengan AHY

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menilai wajar saja Presiden Joko Widodo berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribunnews/Jeprima
Direktur Pemberitaan Tribunnews Febby Mahendra Putra saat mewawancarai secara ekslusif Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng di Kantor Tribunnews.com, Jakarta Pusat, Senin (15/3/2021). 

Tahun 1996 KLB di Medan, Suryadi di back-up pemerintah menggusur Megawati sehingga Ibu Megawati harus membikin yang namanya PDI Perjuangan. Tapi paling tidak kader dengan kader. Orang dalam. PKB juga kader dengan kader. Golkar kader dengan kader.

Ini orang luar, bukan orang Partai Demokrat. Lalu kebetulan dia punya kekuasaan, jabatan KSP. Berusaha mendongkel, membegal partai orang lain. Ini tidak bisa dibiarkan. Ini kemunduran demokrasi kalau dibiarkan.

Solusinya apa? Apa ada solusi?

Solusinya, sebetulnya belum terlalu terlambat. Masih ada waktu. Pak Moeldoko menyadari kesalahannya kemudian meminta maaf. Daripada mencoba mengambil alih kepemimpinan di Partai Demokrat, membegal partai orang lain, bikin partai sendiri. Toh sekarang kita lihat Pak Amien Rais bikin partai sendiri, Partai Ummat. Ada saudara Anis Mata, Partai Gelora.

Lagi pula, dari dulu ada jenderal-jenderal purnawirawan bikin partai-partai sendiri. Ada PKPI, Pak Prabowo dengan Gerindra, Pak SBY dengan Partai Demokrat, Pak Wiranto dengan Hanura. Kan enak bikin sendiri, gagah. Kalau itu baru kita bisa bergandeng tangan. Monggo bikin partai besar. Tapi kalau mau mengambil alih dengan KLB abal-abal pasti kita lawan.

Kader yang ikut KLB masih mungkin minta maaf? Jhonni Allen, Darmizal, dan kawan-kawan?

Kalau pentolan-pentolannya itu sudah susah. Bikin saja partai bersama Pak Moeldoko, kasih nama apa saja boleh, lambangnya seperti apa.

Tapi kalau ada pengurus-pengurus DPC yang dibujuk uang Rp 100 juta itu datang, minta maaf, lalu memberikan testimoninya, itu bisa diangkut kembali. Bagi saya, ini kesempatan bersih-bersih partai. Ya, monggo cari jalannya sendiri.

Motifnya apa hanya memberi peluang kepada AHY sebagai calon tunggal dan terpilih aklamasi?

Jadi pada kongres 2020, di antara kader Partai Demokrat yang paling menonjol, paling tinggi surveinya, yang bisa menjadi lokomotif, hanya AHY. Partai Demokrat ini memang selalu membutuhkan lokomotif. Perlu figur yang menarik gerbong sehingga orang mau memilih Partai Demokrat.

Itulah kenapa SBY selalu lebih tinggi suaranya dari Partai Demokrat. Pemilu 2009, Pak SBY 61 persen, Demokrat cuma 21 persen. Jadi Pak SBY yang mengangkat Partai Demokrat, namanya efek ekor jas. Nah sekarang kita butuh lokomotif baru. Walaupun ada yang bicara tiga periode, sudahlah dua periode cukup Pak SBY.

Lagi pula kita sudah berpikir 2024 ada proses regenerasi kepemimpinan nasional. Maka, Partai Demokrat juga harus siap-siap melakukan regenerasi secara nasional. Kita bersyukur kita punya figur anak muda. 42 tahun, seumur Kennedy dulu. Untuk siap-siap bersaing tahun 2024. Di antar kader Demokrat yang bersaing, ya AHY. Dia 3,4,5 besar. Dibandingkan Pak Moeldoko nol koma, tidak bisa jadi lokomotif Partai Demokrat.

AHY disiapkan dalam kontestasi 2024?

Salah satu fungsi Partai Demokrat adalah proses rekrutmen politik. Proses bagaimana mempersiapkan kader-kader untuk bersaing untuk jabatan politik ke depan. Kita mau siap-siap untuk 2024.

Apakah jadi sesuai skenario kita, apa harapan kita, belum tentu. Tapi kan harus mulai siap-siap, bagaimana perencanaan ke depan. Figurnya harus jelas. Bagi kita figurnya sudah jelas, ada AHY. Partai lain belum tentu bisa melakukan proses regenerasi. (Tribun Network/Denis Destryawan)

Baca juga: KRONOLOGI Pengemis di Kota Jambi Dirudapaksa Tukang Ojek di Kebun Sawit, Pelaku Residivis Kasus Sama

Baca juga: VIDEO Pelaku Hina Ayu ting Ting Minta Maaf dan Umi Kalsum Beri Peringatan Netizen Menjaga Mulut

Baca juga: Ramalan Zodiak Rabu 17 Maret 2021 Bakal ada Pertengkaran Taurus, Virgo Jangan Boros Ya

Berita lainnya terkait Partai Demokrat

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved