Wawancara Eksklusif
Komite Ekraf Provinsi Jambi Dorong City Branding untuk Jambi
Ketua Komite Ekonomi Kreatif Provinsi Jambi, Berlian Santosa mengungkapkan peran, program, dan kegiatan organisasi itu. Berikut cuplikan wawancaranya
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Deddy Rachmawan
Tribun: Apa yang dibutuhkan Jambi untuk mendongkrak daya tarik pariwisata?
Berlian: Kalau kita bicara Jambi ini, berarti perlu city branding. Misalnya, dalam kuliner. Artinya sebagai orang yang baru datang ke Jambi, bagaimana diplomasi kulier ini bisa masuk ke alam bawah sadar.
Ketika bicara diplomasi budaya melalui kuliner, maka itu menjadi city branding.
Kuliner masuk dengan lima pancaindra. Itu dibicarakan terus, akhirnya branding-nya tidak hanya nasional tapi juga dunia.
Branding butuh marketing, marketing butuh branding, akhirnya muncullah selling (penjualan).
Tribun: Bagaimana agar brand sebuah daerah itu terbangun?
Berlian: Memang perlu mengajak pakar dan mengeluarkan bajet untuk mengangkat ini. Misalnya, burgo, tempoyak, padamaran, atau kuliner yang belum pernah atau jarang muncul.
Itu bisa ita naikkan lagi agar pemahaman orang, itu sebagai city branding-nya Provinsi Jambi. Mau tidak mau, terus-menerus harus digaungkan. Jangan hanya sekali festival selesai.
Kita harus berani klaim. Banyak hal yang kita lihat, karena Jambi punya potensi yang tidak kalah dengan yang lain.
Tribun: Dari Komite Ekraf Provinsi Jamb sendiri, bagaimana upaya menggerakkan ekonomi kreatif di Provinsi Jambi?
Berlian: Kami di Kekraf bergerak dari yang simpel saja.
Ada dana atau tidak ada dana, kita buat program. Teman-teman yang punya produk kita apresiasi, kita buat pameran kecil-kecil. Mudah-mudahan nanti pemerintah juga support, nanti kita akan tampilkan pameran untuk pelaku-pelaku ekraf yang di situ berbeda standnya dengan yang pemerintah.
Insya Allah, kalau tidak ada halangan kita targetkan setelah lebaran. Ini pun kami tetap menerapkan protokol kesehatan. Kita mau meningkatkan perhatian kepada pelaku ekraf ini. Melalui jalan ekraf ini kita juga bisa bantu orang.
Tribun: Selain pada city branding, Kekraf juga turut mendorong program di desa dan di dunia pendidikan, seperti apa program yang dijalankan?
Berlian: Iya nanti akan kerja sama dengan desainer interior
. Kita di Jambi rencana mau bikin event di tengah pasar. Yang pasar itu gelap kalau malam, itu bisa hidup. Itu menjadi program desa wisata tematik, kalau dilihat dari potensi yang ada, lebih ke local wisdom-nya yang diangkat.
Dananya dari mana? Bismillah saja.
Kekraf juga tidak bisa jalan sendiri. Ekonomi kreatif juga butuh akademisi dan goverment (pemerintah). Kami bekerja sama dengan Unaja dan UNH.
Selain untuk enterpreneurship, juga mendorong ke digital, sehingga mereka (mahasiswa) bisa membangun start up atau punya bisnis sebelum lulus. (are)