Wawancara Eksklusif
Komite Ekraf Provinsi Jambi Dorong City Branding untuk Jambi
Ketua Komite Ekonomi Kreatif Provinsi Jambi, Berlian Santosa mengungkapkan peran, program, dan kegiatan organisasi itu. Berikut cuplikan wawancaranya
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Deddy Rachmawan
Baca Berita Jambi lainnya
klik:
Baca juga: VIDEO Vaksin Sinovac Kadaluarsa? Begini Penjelasan Kementerian Kesehatan
Baca juga: Dramatis, Bandar Sabu di Mersam Berontak Saat Diamankan, 4 Petugas Polda Jambi Sempat Kewalahan
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Senin 15 Maret 2021 - 22 Wilayah Hujan Lebat Disertai Angin dan Petir
Baca juga: Jadwal Lengkap Belajar dari Rumah TVRI hari Ini 15 Maret 2021, dari PAUD hingga Kelas 6 SD
Tapi sekarang kita mau buat event, misalnya seperti esport. Soalnya selama ini pemerintah kalau mau buat expo itu selalu mengandalkan tiga sektor yang seksi: kuliner, kriya, sama fashion.
Sementara di aplikasi, web, game, itu tidak masuk dalan ekonomi kreatif, padahal itu juga bisa menyumbangkan PAD.
Mereka yang sudah expert di bidangnya, komite ini wadah perurusannya, jadi kita ramai-ramai mendentumkan lagi, karena selama ini pemerintah mungkin belum paham atau belum tahu bahwa 16 subsektor ini juga mesti diurus, bukan hanya tiga subsektor.
Semuanya harus diperhatikan.
Tribun: Apa ekonomi kreatif yang paling diperhatikan Kekraf sekarang? Apakah potensi di digital dalam pengembangannya cukup baik?
Berlian: Dengan adanya kondisi pandemi, kita akan shifting ke digital. Ketika di rakor pariwisata saya sampaikan, digitalisasi ini sudah kudu.
Harus, mau tidak mau, masing-masing. Jika kita tidak mau ke situ, ya selesailah kita.
Mau dunia pariwisata, misalnya, sebelumnya berkunjung ke museum dengan tatap muka, sekarang berkunjung ke museum dengan virtual.
Contohnya, tidak perlu ke gunung, tapi bisa melihat Gunung Kerinci. Maka teknologi dan digitalisasi tadi harus disentuh pemerintah.
Ini bisa dicoba. Mau tidak mau, pemerintah juga harus respek, bahwa anak muda Jambi bisa diajak bareng-bareng.
Misalnya, virtual tourism ke Geopark Merangin. Di sana ada storinya, itu bentukan jutaan tahun yang lampau, daun menjadi batu, pohon-pohon menjadi fosil yang mengeras. Ini menarik sekali, dan bisa dijual baik di skala nasional mau pun internasional.
Tribun: Bagaimana agar pengembangan sektor tourism ini bisa lebih siap lagi? Apa lagi, sektor pariwisata ini menjadi satu di antara fokus yang sedang didorong pemerintah.
Berlian: Kita harus manfaatkan anak-anak muda. Contoh, dalam pameran atau expo, yang datang rata-rata siapa? Orang-orang tua, kan? Anak-anak mudanya ke mana? Itu karena anak-anak mudanya tidak dilibatkan. Padahal anak-anak mudanya keren-keren.
Di luar sana, anak muda yang dilibatkan, mereka yang bergerak. Meski mereka tidak dibayar, tapi mereka mau. Ambil contoh, Bandung layak mendapat prediket kota kreatif karena atmosfer di kota itu mendukung anak-anak muda untuk jadi kreatif. Jadi kota hidup dengan infrastruktur dengan munculnya orang-orang kreatif.