Cuitan Novel Baswedan Soal Ustaz Maheer Bermasalah, IPW Nilai Membenturkan Polri dan KPK

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai cuitan Novel Baswedan sangat tidak etis dan terlalu mengintervensi tugas tugas Polri.

Editor: Rohmayana
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) Novel Baswedan kini terancam masalah karena dianggap provokasi soal kematian Ustadz Maaher. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -- Postingan Novel Baswedan soal meninggalnya ustaz Maaher masih jadi masalah hingga saat ini.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai cuitan Novel Baswedan sangat tidak etis dan terlalu mengintervensi tugas tugas profesional Polri serta bisa memperburuk hubungan KPK Polri

Meski demikian Polri tak perlu memanggil dan memeriksa Novel karena hanya buang buang waktu.

"Kami menilai cuitan Novel soal Ustaz Maheer memang sangat tidak etis," ujarnya

Baca juga: Novel Baswedan Dipolisikan Gegara Komentari Kematian Ustaz Maaher, Aneh dan Tak Penting 

Menurut Neta, jika opininya dilempar ke publik maka akan muncul opini negatif yang bisa menuding Novel hendak memprovokasi publik dan memojokkan Polri.

"Yang ujung-ujungnya hendak membenturkan Polri dengan KPK," tambah Neta.

Seperti diketahui dalam cuitannya di media sosial Novel menanggapi soal meninggalnya Ustaz Maher di Rutan Bareskrim Polri.

'Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. Ustaz Maaher meninggal di Rutan Polri. Padahal kasusnya penghinaan, ditahan, lalu sakit. Orang sakit, kenapa dipaksakan ditahan? Aparat jangan keterlaluanlah.. Apalagi dengan Ustaz. Ini bukan sepele loh...,' tulis Novel.

Baca juga: Novel Baswedan Diincar Polisi Gegara Cuitan Soal Ustaz Maaher, Penyidik Senior KPK Terancam!

Neta mengatakan sebagai anggota masyarakat sangat wajar Novel beropini dan beropini dijamin UU. 

"Tapi kapasitas Novel sebagai penyidik KPK membuat opininya berdampak negatif. Seolah olah Novel hendak mengintervensi polri. Publik bisa menilai bahwa bukan kewenangan Novel mengomentari kerja sesama aparat penegak hukum," kata Neta. 

Juga terkait kematian Maaher Thuwailibi, Novel dinilai tak dalam kapasitas membicarakan hal tersebut.

"Apalagi dia tidak tahu persis kronologi yang terjadi di Rutan Polri, sehingga tidak etis Novel berkomentar menyudutkan Polri di wilayah publik," katanya.

Lalu apakah perlu Novel diperiksa sehubungan adanya laporan soal kematian Ustaz Maheer tersebut? 

"IPW menilai tidak perlu. Apalagi Kapolri baru, telah mengatakan Polri akan mengedepankan restorative justice dalam penanganan kasus. Sebab itu Polsek misalnya, pola kerjanya akan diubah," ujar Neta. 

Memeriksa Novel menurut Neta, hanya membuang-buang waktu Polri. 

"Namun IPW mendesak Dewan Etik KPK segera menegur Novel agar jangan kebiasaan mengurusi kinerja dan kinerja institusi lain dan urusin saja kinerja KPK agar mampu membumi hanguskan korupsi dari negeri ini," kata Neta.

Baca juga: Novel Baswedan Kritik Soal Penahanan Ustaz Maaher Yang Sakit, Polri: Awal Ditahan Tidak Sakit

Politikus Partai Solidaritas Indonesia, Muannas Alaidid tidak suka dengan unggahan dari penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan yang membahas kematian Ustaz Maaher at Thuwailibi di rutan Mabes Polri, Senin (8/2/2021) malam.

Meninggalnya Ustaz Maaher at Thuwailibi dikarenakan menderita sakit.

Peristiwa Ustaz Maaher at Thuwailibi meninggal dunia di rutan itu pun dkiritik oleh Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Novel Baswedan menyayangkan penahanan terhadap Ustaz Maaher at Thuwailibi.

Padahal Ustaz Maaher saat itu dalam kondisi sakit.

Baca juga: Novel Baswedan Damprat dan Sebut Polisi Keterlaluan, Gegara Ustaz Maaher Meninggal di Rutan Polri

"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, Ustadz Maaher meninggal di rutan Polri. Padahal kasusnya penghinaan, ditahan, lalu sakit," tulis Novel Baswedan dalam akun Twitter-nya @nazaqistsha, pada Selasa (8/2/2021).

"Orang sakit, kenapa dipaksakan ditahan? Aparat jangan keterlaluan lah.. Apalagi dengan Ustadz. Ini bukan sepele lho.." tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Ustaz Maaher at Thuwailibi meninggal dunia di rutan Mabes Polri Senin (8/2/2021).

Djuju Purwantoro Kuasa Hukumnya, menyebut Ustaz Maaher at Thuwailib meninggal dunia pada pukul 19.00 WIB.

Saat ini Ustaz Maaher at Thuwailib telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Muannas kemudian justru membahas tudingan lama yang sering diberikan kepada Novel Baswedan dalam kasus pencurian sarang walet saat Novel bertugas di kepolisian.

"Kenapa ditembak, diinjak hingga disetrum kemaluannya ? ini ‘jeritan’ korban penembakan sarang walet dmn anda diduga terlibat, sedang maheer berkali-kali sdh nyatakam disejumlah media diperlakukan baik selama berada ditahanan termasuk perawatan yg diberikan RS Polri kramat jati," tulis Muannas di akun Twitternya, Selasa (9/2/2021).

Selain Muannas, Husin Shihab yang juga turut melaporkan Ustaz Maaher juga meminta agar Novel Baswedan tidak berkomentar menurut pandangan pribadinya tentang meninggalnya Ustaz Maaher.

Husin bahkan meminta agar Novel Baswedan bersama Tengku Zulkarnain menghapus cuitannya tentang Ustaz Maaher.

"Mohon kpd @ustadtengkuzul dan Novel Baswedan @nazaqistsha  untuk menghapus cuitannya. Jangan memprovokasi umat. Kasihan keluarganya yg berduka," tulis Husin di akun Twitternya.

Seperti diketahui, Husin Sihab sebelumnya melaporkan Maaher terkait kasus penghinaan terhadap Habib Luthfi bin Yahya.

Husin Shihab dalam cuitan lainnya juga menyampaikan dukacita kepada pihak keluarga yang ditinggalkan.

Ia berdoa agar dosa Ustaz Maaher diampuni.

Husin juga menyebut, perkara Maaher di dunia kini telah selesai.

"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita kepada keluarganya. Perkara Maher di dunia telah selesai. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosanya dan diterima amal baiknya. Alfateha.." tulis Husin Shihab dilihat Wartakotalive.com pada Selasa (9/2/2021).

Husin meminta, agar kematian Ustaz Maaher tidak digoreng atau dituding sebagai upaya penzoliman terhadap ustaz muda yang punya ciri khas berbicara keras itu.

"Luar biasa, Maher akui salah dan bilang sbg pembelajaran bukan dikriminalisasi. Semoga Maher husnul khotimah. Kita berharap tdk ada lagi yg menggoreng Maher didzolimi polisi atau pelapor!," imbuhnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Husin Shihab menerangkan alasannya melaporkan Ustaz Maaher ke pihak kepolisian. 

Habib Husin Shihab mengatakan bahwa pelaporan tersebut didasari dari keresahan terhadap banyaknya penceramah yang sering melontarkan ujaran kebencian.

 
"Upaya kita melaporkan Maher tujuannya supaya ada efek jera dan berhati2. Jgn mentang2 bisa ceramah dan punya gelar Habib, Kyai, Ustad lalu melontarkan ujaran kebencian dan hinaan kpd oranglain atau kelompok yg dapat memicu konflik antar anak bangsa," cuit Habib Husin Shihab dalam akun @husinshihab pada Jumat dini hari, 4 Desember 2020.

Ustaz Maaher sendiri dilaporkan karena diduga melakukan penghinaan Habib Luthfi bin Yahya karena screenshot reply lama di Twitternya.
  
Tangkapan layar reply tersebut merupakan respon kepada akun @GundulAdul yang dituliskan Ustaz Maaher melalui akun twitter resminya @ustadzmaaher_, dengan kalimat yang diduga mengarah pada hinaan:

"Iya tambah cantik pake Jilbab.. Kayak Kyai nya Banser ini ya..," tulis Ustaz Maaher dengan ditampilkannya foto Habib Luthfi bin Yahya.

Meninggal di Rutan Mabes Polri

Diberitakan sebelumnya, Ustaz Maaher at Thuwailibi meninggal dunia di rutan Mabes Polri, hari ini, Senin (8/2/2021).

Djuju Purwantoro Kuasa Hukumnya, menyebut Ustaz Maaher at Thuwailib meninggal dunia pada pukul 19.00 WIB.

Saat ini Ustaz Maaher at Thuwailib telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

"Iya betul berita itu, beliau meninggal sekitar jam 7 malam tadi di Rutan Mabes Polri. Sekitar jam 8 sudah dibawa ke RS Polri. Bada Isya, saat ini saya lagi ke RS Polri Kramat Jati," kata Juju ketika dikonfirmasi wartawan, Senin (8/2/2021).

Juju menjelaskan bahwa Ustaz Maaher at Thuwailib meninggal dunia karena sakit.

Di mana pada sekira seminggu lalu kembali dari RS Polri karena dirawat atas sakitnya.

"Tiga hari lalu kasusnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan, hari Kamis saya sudah kirimkan surat agar yang bersangkutan kembali dirawat di RS UMMI Bogor atas permintaan keluarga," katanya.

Sementara itu, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono membenarkan bahwa Ustaz Maaher at Thuwailib meninggal dunia.

"Benar, karena sakit," katanya singkat ketika dikonfirmasi.

Pemakaman Ustaz Maaher

Ustaz Maaher at Thuwailibi rencananya akan dimakamkan pada hari ini Selasa (9/2/2021) siang.

Pemakaman Ustaz Maaher at Thuwailibi akan dilakukan di Pondok Pesantren Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang, Banten.

Pondok Pesantren Daarul Quran tempat dimakamkannya Ustaz Maaher at Thuwailibi merupakan milik Ustaz Yusuf Mansur.

Di mana sebelumnya juga menjadi tempat dimakamkannya Syekh Ali Jaber.

Informasi itu diunggah di akun Instagram @yusufmansurnew.

Namun, Ustaz Yusuf Mansur meminta agar tidak perlu turut ke pemakaman Ustaz Maaher at Thuwailibi karena masih dalam kondisi pandemi covid-19.

"Beliau dimakamkan di Ponpes Daqu jam2 11/zuhur pagi ini. Tp kwn2 ga usah ke Ponpes Daqu. Msh suasana covid. Doain aja. Dari masing2 tempat," tulis Yusuf Mansur.

Profil

Dikutip dari Wikipedia, nama asli Maaher adalah Soni Eranata. Soni lahir di Medan, 14 Juli 1992.

Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

Orang tuanya bukan seorang pendakwah sepertinya, melainkan pekerja biasa.

Meskipun lahir dan besar di Medan, Soni memutuskan untuk merantau dan tinggal di Bogor.

Saat menjadi santri, Soni menyetor bacaan Alquran dengan nada yang mirip Syekh Maher Al-Muaiqly.

Mendengar hal tersebut, gurunya menjulukinya “Maaher At-Thuwailibi” yang hingga kini dikenal sebagai nama penanya.

Ustaz Maaher dikenal publik sebagai pendakwah yang keras dan gahar.

Di samping itu, ia juga dianggap sebagai pribadi yang humoris.

Maaher memiliki banyak akun sosial media antara lain Youtube, Twitter, Instagram, dan Tiktok.

Dalam salah satu video di kanal Youtube-nya, Maaher pernah melakukan aksi sosial dengan memberikan bantuan kepada warga yang kurang mampu di masa pandemi Covid-19.

Hingga kini, Ustaz Maaher tinggal di Bogor bersama seorang istri dan dua anak laki-laki.

Pemasukan sehari-harinya berasal dari ceramah dan tablig akbar.

Akan tetapi, ia juga menambah penghasilan dengan berjualan parfum dan kitab keagamaan.

Dalam berdakwah, dia biasa mengenakan gamis berwarna putih dan ghutrah (serban khas Arab Teluk).

Selain itu, Ustaz Maaher juga memiliki kedekatan dengan beberapa tokoh agama di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Habib Rizieq Shihab. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul IPW Nilai Cuitan Novel Baswedan Soal Ustaz Maheer Tak Etis, Membenturkan Polri dan KPK, 
Penulis: Budi Sam Law Malau

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved