Berita Nasional

Digoreng Habis Isu Taliban di Tengah Penanganan Korupsi Bansos, Febri: Setelah ini Novel Diserang

Untuk diketahui, isu itu sempat mencuat beberapa waktu lalu seetelah diramaikan oleh pegiat media sosial Denny Siregar dan rekan-rekannya.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Penyidik KPK Novel Baswedan 

Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan merespons soal adanya isu Polisi Taliban Vs Polisi India di antara kalangan penyidik.

Diberitakan Tribunnews.com, Novel Baswedan sempat dituding berpaham radikal karena sering mengenakan celana cingkrang dan memelihara jenggot.

"Kaitannya dengan apa disebut Taliban? Kaitannya dengan apa disebut radikal? Justru ketika seseorang mempunyai jenggot seperti saya, kadang menggunakan celana yang sedikit sesuai dengan sunah rasul, terus dipermasalahkan," ucap Novel bingung di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2019).

Menurutnya, pihak-pihak yang menudingnya seperti itu kurang pengetahuan.

Tegas Novel, ketika orang kurang pengetahuan, harus diberitahu.

"Tokoh-tokoh agama yang harus memberitahu orang bersangkutan. Tapi ketika ada perilaku saya ada yang disebut Taliban, saya justru pingin tahu perilaku yang mana, apakah menangkap koruptor dan kemudian tidak kompromi itu disebut radikal? Disebut Taliban?" tanya Novel.

Dia pun tak masalah disebut radikal, asal berkaitan dengan pemberantasan korupsi.

"Kalau begitu disebut enggak masalah apa buat saya. Memang penting apa dikatakan apapun. Sekarang persepsinya apa? Kalau persepsinya adalah ternyata menangkap koruptor dan tidak kompromi dengan koruptor, saya ikhlas disebut radikal," katanya.

Novel pun tak ambil pusing jika stigma radikal dan Taliban melekat pada dirinya, asal tetap berkaitan pada pemberantasan korupsi.

Katanya, ia tidak sedang melakukan pencitraan.

Baca juga: Berkas 3 Tersangka Kasus PETI di Merangin diteliti Jaksa, Kapolres: Ekskavator Jadi Rampasan Negara

Baca juga: Selesai Adegan Mesra Aldebaran dan Andin, Netizen Ribut Soal Kutukan Celana Andin: Ada tragedi lagi

Baca juga: Rumah Pemrosesan Walet Hadir di Jambi, Bisa Tingkatkan Harga Sarang Burung Walet

"Kalau saya diolok-olok, kira-kira jadi hina enggak saya? Pasti tidak. Kalau dipuji-puji jadi mulia? Enggak juga. Ngapain saya pusing dengan hal demikian. Bukankah kalau kita berbuat baik, ada aja orang yang berbuat sebaliknya? Ketika berbuat kebaikan ingin mendapat pujian tentu tidak, tergantung dengan motivasinya. Saya bukan sedang menjadi caleg atau apapun yang perlu pencitraan. Jadi enggak penting buat saya," ujar Novel.

Sebelumnya, isu tersebut Polisi Taliban vs Polisi India di KPK menyeruak di media sosial gara-gara tulisan penggiat di media sosial, Denny Siregar yang ia unggah pada (13/6) lalu.

Di dalam tulisan berjudul 'Ada Taliban di Dalam KPK'? ia menyebut ada dua kelompok yang dikenal dengan nama 'Polisi Taliban' dan 'Polisi India'.

"Saya kurang tahu yang dimaksud dengan Polisi India. Mungkin mirip dengan Polisi India yang baru datang setelah kejadian sudah selesai," tulis Denny.

Sedangkan, 'Polisi Taliban' yang dia maksud, kata Denny lagi, adalah kelompok agamis dan ideologis.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved