Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Memaksimalkan Potensi Diri untuk Membangun Kehidupan

Memaksimalkan Potensi Diri untuk Membangun Kehidupan Bacaan ayat: Amsal 12:24 (TB) - "Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengaki

Editor: Suci Rahayu PK
Pexels.com/fauxels
Ilustrasi sahabat 

Manusia menjadi partner Allah dalam memelihara kehidupan.

Manusia itu mulia, bahkan dalam kecacatan fisik yang bagi manusia lain dinilai tidak normal, dapat memperlihatkan bagaimana kemampuan tertentu dimilikinya diatas rata-rata dengan cara yang tidak mampu dipahami oleh manusia lain yang menyebut diri sebagai orang normal.

Segala yang diciptakan, Allah memandangnya sungguh amat baik adanya.

Setiap orang mempunyai potensi yang sama untuk memperlihatkan kemuliaan Allah di dalam dirinya dengan cara yang dinamis dan berbeda-beda pada diri setiap pribadi.

Dalam proses perjalanan kehidupan, manusia mengalami pengalaman yang terkait dengan lingkungan dan sesama.

Ada kalanya seseorang berhadapan dengan peristiwa yang tidak terduga; entah karena alam yang bergolak atau sesama yang melakukan kejahatan.

Pada posisi ini, kebebasan manusia untuk menilai akan diuji: hanyut dalam kehancuran dalam pengalaman buruk, atau memaknainya untuk menata kehidupan menjadi lebih baik.

Dalam banyak hal, kita tidak bisa melupakan Tuhan. Dia tetap berotoritas penuh atas kehidupan kita.

Tempatkan otoritas kita dibawa otoritas Tuhan, sehingga kita bisa melakukan mana hal yang bisa diubah, mana yang tidak bisa diubah dan bijak untuk membedakannya.

Penulis kitab Amsal memberikan kata bijak kepada kita untuk rajin dalam berkarya.

Rajin berarti suka bekerja, melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, tidak menyerah oleh keadaan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kehidupan yang Mencari Tuhan

Rajin menjadi pilihan bijak agar seseorang dapat memiliki segala sesuatu, termasuk di dalamnya kekuasaan.

Tindakan rajin menjadi bentuk nyata dari kesadaran dan pemahaman bahwa Tuhan telah memberikan segala potensi yang cukup bagi setiap orang untuk membangun kehidupan.

Rajin menjadi bentuk pertanggungjawaban kita kepada Tuhan yang telah bermurah hati memberikan bahan dasar bagi kita untuk menata dan menikmati kehidupan.

Rajin juga menjadi ungkapan syukur bahwa Tuhan telah mempercayakan banyak hal kepada kita untuk dikembangkan dan dinikmati hasilnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved