Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air
'Seperti Tsunami Air Laut Naik Sampai 15 Meter' Kesaksian 3 Nelayan Saat Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh
Ini Kesaksian 3 Nelayan Saat Pesawat Srijaya Air SJ-182 Terjatuh 'Seperti Tsunami Air Laut Naik Sampai 15 Meter'
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Sejumlah warga di sekitar pulau Laki dan pulau Lancang, Kepulauan Seribu, ternyata sempat menjadi saksi bagaimana pesat jenis Boeing 737-500 itu jatuh menghujam laut di perairan Kepulauan Seribu.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di gugusan Kepulauan Seribu, Utara Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021) siang.
Para saksi itu di antaranya adalah tiga orang nelayan yang sedang mencari ikan di sekitar pulau Laki dan pulau Lancang.
Meski ketiga nelayan itu tidak melihat langsung bentuk pesawat tersebut jatuh, namun mereka menyaksikan bagaimana air laut naik hingga sekitar 15 meter sesaat setelah pesawat itu jatuh.
”Kemarin ada tiga nelayan memberikan informasi awal pada saat jatuhnya pesawat ini karena mereka tidak melihat langsung pesawat jatuh itu tidak," kata Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu di Kapal KN SAR Wisnu, Kepulauan Seribu, Senin (11/1/2021).
Baca juga: Dua Penumpang Sriwijaya Air SJ-182 Diduga Gunakan KTP Orang Lain, Pihak Avsec Masih Investigasi
Dijelaskan Eko, ketiga nelayan itu bercerita kondisi perairan saat itu tengah dilanda hujan lebat sekitar pukul 15.00-15.30 WIB.
Seketika aktivitas mereka terhenti karena mendengar suara dentuman keras. Ketiga nelayan itu mengaku mendengar jelas dentuman karena jarak mereka hanya sekitar 100 meter dari lokasi pesawat tersebut jatuh.
Baca juga: Tim Basarnas Temukan 24 Potongan Besar Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dan 74 Kantong Jenazah
Yang semakin meyakinkan, adanya air naik beserta serpihan logam ke atas setinggi 15 meter.
”Nelayan itu mendengar suara dentuman keras sekali, terus air naik ke atas sampai 15 meter. Situasi saat itu hujan deras, dia perkirakan antara 100 sampai 150 meter jaraknya dengan lokasi. Di hujan deras sebenarnya untuk penglihatan jarak pandang itu nggak bisa terlalu keliatan," kata Eko.
Baca juga: Belum Terbayar Rindu Arneta Untuk Suaminya, Dia dan 3 Anaknya Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Awalnya, ketiga nelayan itu tidak curiga dentuman keras itu merupakan pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak yang terjatuh. Ketiga nelayan itu justru khawatir adanya tsunami.
"Dikira apa ini, bencana tsunami dan sebagainya ternyata setelah air itu naik ada serpihan-serpihan itu diduga ada jatuh kapal, mereka melaporkan Kapospol, kemudian lapor ke Kapolsek, akhirnya kan kita tindak lanjuti laporan ke atas," jelasnya.
"Kecamatan Polsek Kepulauan Seribu Selatan turun langsung dengan alat seadanya dengan para nelayan ya yang ditemukan kabel-kabel itu, serpihan kabel-kabel ada empat bagian itu sore itu," ujarnya.
Usai kejadian, kata Eko, tidak ada satu pun nelayan yang berani mendekat ke lokasi kejadian. Ia juga tak mengetahui apakah ada penumpang yang masih hidup sesaat usai kejadian.
"Mereka nggak berani mendekat beralasan dikira musibah tsunami atau apa, mereka masih bertanya-tanya apa ini, makanya mereka langsung cepet kembali, langsung lapor," ujarnya.
Selain tiga nelayan yang sedang mencari ikan, kesaksian mengenai jatuhnya pesawat Sriwijaya Air juga disampaikan oleh Amirtang, seorang nelayan di Pulau Lancang.