Refly Harun Sebut Komnas HAM Mulai 'Masuk Angin', Hasil Investigasi Kasus Laskar FPI Kejutkan Publik

Pakar Hukum Tata Nefara, Refly Harun membeberkan dugaannya soal kelanjutan investigasi penembakan 6 laskar Front Pembela Islam ( FPI).

Editor: Teguh Suprayitno
YouTube Refly Harun
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun membeberkan dugaannya soal kelanjutan investigasi penembakan 6 laskar Front Pembela Islam ( FPI). 

"Tidak mesti berupa ancaman, intimidasi, bisa juga berupa imbauan, kawanan dan sebagainya. Dan akhirnya lebih mengerem laju investigasi mereka. Itulah sebabnya rekonstruksi ini tidak dibuka untuk umum. Dibuat hanya untuk menambah informasi yang barangkali perlu dilengkapi," tambahnya.

Jika dugaannya benar, Refly Harun menyebut Komnas HAM tak akan membuka informasi soal penembakan 6 laskar FPI secara terbuka.

"Artinya kalau skenario ketiga ini yang benar, barangkali nanti ketika selesai melakukan investiasi Komnas HAM mungkin saja, mudah-mudahan keliru saya, tidak akan menyampaikan hasil investigasi secara detail," tandasnya.

CCTV dari Jasamarga

Akhirnya Komnas HAM dapat rekaman CCTV dari PT Jasa Marga, kematian laskar khusus FPI terkuak? Upaya pengungkapan kasus kematian pengawal Habib Rizieq Shihab menemui perkembangan.

Terbaru, Komnas HAM mengaku mendapatkan rekaman CCTV di jalan Tol Jakarta-Cikampek, lokasi tewasnya laskar khusus FPI. Rekaman ini diperoleh Komnas HAM dari PT Jasa Marga.

Komisioner Komisi Nasional Perlindungan Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) Amiruddin Al-Rahab mengatakan, tim investigasi Komnas HAM mendapatkan rekaman kamera CCTV dan rekaman percakapan terkait penembakan enam orang laskar Front Pembela Islam ( FPI) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Amir mengatakan, rekaman tersebut didapatkan berkat kerja sama Komnas HAM dengan beberapa pihak yang dimintai keterangan. "Tim lapangan juga mengambil atau mendapatkan bukti petunjuk lainnya seperti rekaman percakapan, rekaman CCTV jalan dan beberapa yang lain," kata Amir dalam konferensi pers yang ditayangkan di Kompas TV, Senin (28/12/2020)

"Ini didapatkan berkat kerja sama dengan pihak-pihak yang kami mintai keterangan," ujarnya.

Sedangkan, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menambahkan bahwa rekaman CCTV itu diperoleh dari PT Jasa Marga. Menurut dia, rekaman CCTV yang didapat tidak hanya yang ada di Kilometer 50, tetapi juga sebelumnya, yaitu sebelum peristiwa penembakan terjadi.

"Ini juga terkait kami mengkonstruksikan peristiwa, tidak hanya Kilometer 50 tetapi juga sebelumnya," ucap Beka.

"Bukti itu tentu saja masih butuh dianalisis, masih kasar, masih sangat umum. Mana yang terkait, mana yang tidak terkait, akan kami dalami," kata dia.

Beka memastikan bahwa hingga saat ini Komnas HAM belum dapat memberikan kesimpulan apa pun terkait peristiwa penembakan, termasuk dari kesimpulan dari rekaman CCTV. "Mana yang benar atau tidak, kami tidak pernah merilis soal kesimpulan," ujar Beka.

Selain rekaman CCTV, Amiruddin mengatakan, pihaknya juga menemukan pecahan dari mobil di sekitar jalan tersebut.

Selain itu, Amir juga mengatakan, timnya menemukan tujuh proyektil peluru. Namun, dari tujuh proyektil peluru tersebut, Komnas HAM hanya yakin pada enam proyektil peluru yang ditemukan.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved