Maya 16 Tahun Jadi PSK, Dulu Bisa Rp 1 Juta Sekarang Cuma Rp 100 Ribu, Banting Stir Jual Ayam Geprek

Saat pandemi Covid-19 ini, banyak orang kehilangan pekerjaan, tak terkecuali pekerja seks komersial (PSK) di Indonesia.

Editor: Rahimin
ist
ILUSTRASI - Gadis cantik ini banting setir jadi pekerja seks komersial setelah kena PHK. Maya 16 Tahun Jadi PSK, Dulu Bisa Rp 1 Juta Sekarang Cuma Rp 100 Ribu, Banting Stir Jual Ayam Geprek 

Sejak memasuki masa pandemi, tamu yang biasa kencan dengan Maya berkurang drastis.

Baca juga: Rizal Djalil Terima Uang Hasil Kenalkan Kontraktor ke Pegawai Kementrian PUPR Supaya Dapat Proyek

Baca juga: Begini Nasib Rizieq Setelah Permintaan Kuasa Hukumnya Ditolak Hakim, Jenderal-jenderal Ini Digugat

Baca juga: Ayu Ting Ting Elus Paha Adit Jayusman Saat Bahas Hubungan, Calon Mantu Rozak Akui Minder: Anjay!

Sebelumnya, ia bisa berkencan dengan empat laki-laki dalam satu malam dan mengantongi uang hingga Rp1 juta.

"Pas pandemi ini, satu juga kadang-kadang enggak [ada]. Tamu kan jarang datang ke sini, terus menawar juga agak murah-murah sekarang.

"Kadang-kadang Rp150.000, kadang-kadang Rp100.000, buat [sewa] kamar juga Rp40.000. Kita kebagian berapa kalau Rp100.000?" tanya Maya dengan nada retoris.

Untuk bertahan hidup, Maya kadang nekad mencari tamu hingga ke pinggiran jalan dengan cara duduk di warung kelontong yang masih buka.

Bermain petak umpet dan adu lari dengan pasukan Satpol PP adalah tantangannya.

Ilustrasi pekerja seks komersial
Ilustrasi pekerja seks komersial (Kompas.com)

"Kita colong-colongan sama razia… Saat pandemi, razia dua-tiga kali datangnya dalam semalam," kata Maya.

Bukan hanya itu, kebutuhan hidup yang terus berjalan juga disiasati dengan utang dari warung ke warung.

"Dari warung sini, warung sana. Kalau punya uang kita bayar. Kalau enggak ya utang lagi, dimaki-maki sedikit sih, tapi enggak apa-apa yang penting bisa hidup dulu," cerita Maya.

Berusaha ganti profesi

Namun, sebulan terakhir ini Maya merintis usaha kuliner.

"Ayam geprek, terus lumpia basah, seblak, es krim buat anak-anak, pangsit dibungkus-bungkus." Modalnya ia pinjam dari teman dan anak kekasihnya.

Baca juga: Mantan Ketua MK Sebut FPI Beda Dengan PKI, Menyebarkan Konten FPI Tidak Bisa Dipidana

Baca juga: Jadwal Jokowi Divaksin Tunggu Izin Edar Terbit, Moeldoko: Tinggal Buka, Jebret, Enggak Terlalu Sulit

Baca juga: Masyarakat Jangan Menolak Untuk Divaksin Covid-19, Jika Tidak Didenda Rp 5 Juta 

"Aku juga bersyukur bisa makan di sini, bisa makan di usaha ini. Biar pun usaha masih kecil-kecilan kadang-kadang hari ini sepi, besok enggak tahu, namanya jualan ada sepinya ada enggaknya," katanya.

Selama berjualan, ia mulai jarang untuk mencari tamu, kecuali dagangannya sedang sepi pembeli.

"Kita masih ke depan (jalan) juga, tapi jarang. Seminggu itu aku bisa satu kali," kata Maya.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved