Berita Sarolangun

Cerita Seorang Guru di Sarolangun Laksanakan PJJ, Terkendala Sinyal Hingga Kehabisan Kuota

Banyak keluhan orangtua karena borosnya pulsa handphone dan kuota data internet yang digunakan serta anak-anak cenderung bosan dan memilih lebih asik

Penulis: Rifani Halim | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
ist
Early Latifah Fajri 

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Pandemi mengubah segalanya, termasuk pembelajaran. Awalnya tatap muka secara daring.

Walaupun di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi sudah melakukan sekolah tatap muka.

Namun cerita menarik ini sebagai refleksi atau gambaran tentang pembelajaran jarak jauh tetap dilaksanakan pada tahun lalu.

Baca juga: Tahun Ini Tidak Ada Penerimaan CPNS Formasi Guru, Pemkab Tanjabtim Siapkan 1.000 Kuota untuk P3K

Early Latifah Fajri salah satu dari sekian guru kelas VI SD IT Ihya' As-Sunnah Sarolangun Jalan Benteng RT 03 Dusun 01 Singkut 2 Desa Payolebar Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun.

yang daerahnya jauh dari pusat kota atau provinsi merupakan tantangan tersendiri dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

“Kendala jaringan serta keadaan ekonomi, menurut saya guru harus punya banyak opsi dalam melaksanakan daring, jadi solusinya ditambah luring (luar jaringan),” ujar Early Latifah Fajri, Selasa (5/1/2021).

Baca juga: VIDEO Detik-detik Begal Bersenpi Ditangkap Satgas Covid-19 Kota Jambi Usai Duel dengan Korban

Banyak keluhan orangtua karena borosnya pulsa handphone dan kuota data internet yang digunakan serta anak-anak cenderung bosan dan memilih lebih asik bermain game di handphone.

“Akhirnya kami selaku guru mencari solusi dengan mendatangi beberapa kali seminggu para murid yang lokasi tempat tinggalnya tidak jauh dari sekolah,” katanya.

Hal tersebut cukup efektif namun ada kecemburuan dari anak yang lokasi tempat tinggalnya jauh.

Baca juga: Simulasi Belajar Tatap Muka, SMPN 2 Kuala Tungkal Sudah Siapkan Sarana dan Fasilitas Cuci Tangan

karena SD tempat Ibu Early berada di bawah naungan yayasan pondok pesantren dan sekaligus banyak anak yang dari luar sarolangun atau luar provinsi Jambi yang mondok di sini sejak tingkat SD.

Adanya keterbatasan bagi siswa yang jauh dan internetnya bagus, Early melakukan pembelajaran dengan menggunakan daring.

“Namun saya siasati yang rumahnya jauh dengan menggunakan zoom yang saya dapatkan dari pelatihan program PINTAR Tanoto Foundation,” katanya.

Hal tersebut membuatnya memiliki banyak opsi ketika mau melakukan daring atau luring jika siswa tersebut tidak memiliki internet dan boros kuota.

"Sesuai kemampuan dan kreasi anak selama belajar dari rumah, seperti adanya praktik uji coba. Anak-anak sangat antusias dengan metode pembelajaran yang saya ajarkan," ungkapnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved