Begini Nasib 3 Pemuda yang Nangis Kejer di Kantor Polisi Probolinggo Akibat Hina Satgas Covid-19
Tiga pemuda di Probolinggo nangis-nangis setelah dibawa ke kantor polisi akibat ulahnya menghina satgas Covid-19.
Adib menuturkan, perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan.
"Kami (para tenaga kedis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir," papar dr Adib.
Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) dr Ari Kusuma Januarto SpOG(K) menambahkan, seluruh ibu hamil juga diminta menaati protokol kesehatan.
Mengingat, laporan ibu hamil sampai saat ini separuhnya merupakan orang tanpa gejala, maka sebaiknya menahan diri tidak keluar rumah demi keselamatan diri dan bayi dalam kandungan.
"Ibu hamil memiliki imun yang lebih rendah selama masa kehamilan."
"Sehingga sangat rawan tertular atau terpapar virus."
"Serta diharap mengikuti protokol testing sesuai di fasilitas kesehatan dan mengikuti anjuran dokter atau bidan menangani," pesan Ari.
Meski belum ada penelitian Covid-19 dapat menular pada janin dalam kandungan, ketika seorang ibu hamil sudah terkonfirmasi positif, maka bayi yang baru dilahirkan dapat berpotensi tertular juga karena kontak fisik.
"Maka dari itu lindungi keselamatan diri, bayi dalam kandungan dan bayi baru lahir, dan seluruh orang di sekitar Anda."
Dengan tidak keluar rumah serta menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat," imbau Dr Ari Kusuma Januarto SpOG(K).
Petugas medis dan kesehatan yang meninggal terdiri dari 237 dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga lab medik.
Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 131 dokter spesialis (7 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).
Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kematian dokter tertinggi.
Berikut ini data kematian dokter dan tenaga kesehatan berdasarkan provinsi:
1. Jawa Timur: 46 dokter, 2 dokter gigi, 52 perawat, 1 tenaga lab medik;
2. DKI Jakarta: 37 dokter, 5 dokter gigi, 24 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga lab medik
3. Jawa Tengah: 31 dokter, 24 perawat, 3 tenaga lab medik;
4. Sumatera Utara: 24 dokter dan 3 perawat;
5. Jawa Barat: 24 dokter, 4 dokter gigi, 23 perawat, 4 apoteker, 1 tenaga lab medik;
6. Sulawesi Selatan: 11 dokter dan 6 perawat;
7. Banten: 8 dokter dan 2 perawat;
8. Bali: 6 dokter, 1 tenaga lab medik;
9. Aceh: 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik;
10. Kalimantan Timur: 6 dokter dan 4 perawat;
11. DI Yogyakarta: 6 dokter dan 2 perawat;
12. Riau: 5 dokter, 2 perawat;
13. Kalimantan Selatan: 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat;
14. Sumatera Selatan: 4 dokter dan 5 perawat;
15. Sulawesi Utara: 4 dokter, 1 perawat;
16. Kepulauan Riau: 3 dokter dan 2 perawat;
17. Nusa Tenggara Barat: 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik;
18. Bengkulu: 2 dokter;
19. Sumatera Barat: 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat;
20. Kalimantan Tengah: 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker;
21. Lampung: 1 dokter dan 2 perawat;
22. Maluku Utara: 1 dokter dan 1 perawat;
23. Sulawesi Tenggara: 1 dokter, 2 dokter gigi, 1 perawat;
24. Sulawesi Tengah: 1 dokter;
25. Papua Barat: 1 dokter;
26. Papua: 2 perawat;
27. Nusa Tenggara Timur: 1 perawat;
28. Kalimantan Barat: 1 perawat, 1 tenaga lab medik;
29. Jambi: 1 apoteker;
30. DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat, serta 1 dokter masih dalam koonfirmasi verifikasi.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Menghina Satgas Covid-19 di Sosmed, Tiga Pemuda Menangis Kejer Saat Dibawa ke Kantor Polisi dan pos-kupang.com dengan judul Wali Kota Probolinggo Minta Polisi Proses Hukum Para Pemuda Penghina Satgas Covid-19.