Begini Nasib 3 Pemuda yang Nangis Kejer di Kantor Polisi Probolinggo Akibat Hina Satgas Covid-19

Tiga pemuda di Probolinggo nangis-nangis setelah dibawa ke kantor polisi akibat ulahnya menghina satgas Covid-19.

Editor: Teguh Suprayitno
KOMPAS.com/ISTIMEWA
Tangkapan layar video tiga pemuda menangis minta maaf usai hina Satgas yang sedang berpatroli pada malam tahun baru. 

Kanit IV Satreskrim Polres Probolinggo Kota Iptu Joko Murdianto mengatakan, pihaknya telah mendatangi mereka agar memberikan klarifikasi atas video yang mereka posting di media sosial di Mapolres Probolinggo Kota, supaya video penghinaan itu tidak meluas dan meresahkan masyarakat.

“Kasus itu tetap diproses. Terkait perkembangannya, nanti kita kabari. Kasus ini ada tahapannya, termasuk gelar perkara,” tukas Joko.

504 nakes gugur sepanjang 2020

Sepanjang 2020, total 504 petugas medis dan kesehatan wafat akibat Covid-19.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI Dr Adib Khumaidi SpOT mengatakan, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di dunia.

Bahkan, sepanjang Desember 2020, tercatat 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid-19.

Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi.

Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan salah satu dampak dari berbagai aktivitas dan mobilitas seperti berlibur, pilkada, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.

Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin gratis untuk masyarakat secara bertahap, bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.

"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif.

"Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami menghimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat."

"Karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi, di mana rasio positif Covid pada angka 29,4 persen," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (2/2/2021).

Adib melanjutkan, situasi tidak terkendali dapat terjadi jika masyarakat tidak membantu mematuhi protokol kesehatan.

"Kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan, agar memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan."

"Serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan," harap Adib.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved