Begini Nasib 3 Pemuda yang Nangis Kejer di Kantor Polisi Probolinggo Akibat Hina Satgas Covid-19

Tiga pemuda di Probolinggo nangis-nangis setelah dibawa ke kantor polisi akibat ulahnya menghina satgas Covid-19.

Editor: Teguh Suprayitno
KOMPAS.com/ISTIMEWA
Tangkapan layar video tiga pemuda menangis minta maaf usai hina Satgas yang sedang berpatroli pada malam tahun baru. 

Begini Nasib 3 Pemuda yang Nangis Kejer di Kantor Polisi Probolinggo Akibat Hina Satgas Covid-19

TRIBUNJAMBI.COM - Tiga pemuda di Probolinggo nangis-nangis setelah dibawa ke kantor polisi akibat ulahnya menghina satgas Covid-19.

Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin menyayangkan aksi para pemuda tersebut dan tak ingin membantunya.

Ia justru meminta polisi tetap melakukan proses hukum terhadap para pemuda tersebut.

"Tetap diproses hukum. Pemkot minta kasus video penghinaan itu dilanjut," kata Habib Hadi melalui pesan singkat, Sabtu (2/1/2021).

Baca juga: Jenderal Argo Yuwono Mendadak Jelaskan Maklumat Kapolri Soal FPI, Poin Ini Picu Perdebatan Publik

Baca juga: Pria Ini Nyamar Jadi Marinir Demi Taklukkan Janda Kaya, Kedoknya Terbongkar Setelah Menikah

Baca juga: Ganjar Pranowo Bingung Gubernur Jateng Kok Dikasih Sayap, Maksud Habib Jafar Alkaff Buat Penasaran

Hal senada juga diungkapkan Kanit IV Satreskrim Polres Probolinggo Kota Iptu Joko Murdianto.

"Kasus itu tetap diproses. Terkait perkembangannya, nanti kita kabari. Kasus ini ada tahapannya, termasuk gelar perkara," tukas Joko.

Satu per satu para pemuda yang diduga menghina petugas Covid-19 di Probolinggo, Jawa Timur, meminta maaf sambil menangis tersedu-sedu. Peristiwa itu terjadi saat ketiga pemuda berinisial JL, PT dan DK tersebut diperiksa di Mapolres Probolinggo.

"Saya ingin minta maaf karena telah menjelek-jelekkan Satgas dalam video itu," ucap PT.

Tangkapan layar video tiga pemuda menangis minta maaf usai hina Satgas yang sedang berpatroli pada malam tahun baru.
Tangkapan layar video tiga pemuda menangis minta maaf usai hina Satgas yang sedang berpatroli pada malam tahun baru. (KOMPAS.com/ISTIMEWA)

Seperti diberitakan sebelumnya, ketiga pemuda itu mengeluarkan kata-kata tak pantas kepada sejumlah Satgas Covid-19 yang tengah melakukan patroli yustisi pencegahan Covid-19 di jalan Kecamatan Mayangan, Probolinggo, Kamis (31/12/2020).

Salah satu pemuda pun merekam aksi tak terpuji itu. Video tersebut segera viral di media sosial. Salah satu pelaku mengakui perbuatannya yang telah menghina petugas.

"Saya yang telah memvideokan penghinaan, cacian dan makian terhadap petugas polisi, TNI, Wali Kota, Satpol PP," ucap PT. 

Pengakuan Pelaku

Sebelumnya tiga pemuda di Probolinggo dituding telah melakukan penghinaan terhadap Satgas Covid-19.

Mereka kemudian diamankan polisi.

Ketiganya menangis di kantor polisi seraya mengungkapkan penyesalannya.

Video tiga pemuda berinisial JL, PT dan DK yang menangis di Mapolres Probolinggo Kota mendadak viral.

Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020).
Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). (AFP/STR/CHINA OUT)

Dalam tangisannya, mereka meminta maaf karena telah menghina Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Probolinggo yang melakukan patroli dalam rangka operasi yustisi di jalan Kecamatan Mayangan, Probolinggo, pada saat malam pergantian Tahun Baru, Kamis (31/12/2020).

"Saya yang telah memvideokan penghinaan, cacian dan makian terhadap petugas polisi, TNI, Wali Kota, Satpol PP," ucap PT.

Viralnya video berisi permintaan maaf itu tak kalah viral dari video pertama yang mereka buat saat merekam aktivitas Satgas.

Dalam video pertama, ketiga pemuda itu mengucapkan kalimat bernada pelecehan yang tidak pantas terhadap petugas yang berupaya mencegah penularan wabah penyakit yang disebabkan oleh virus corona itu.

Video itu sempat menyebar di media sosial Facebook dan Instagram.

Baca juga: PENTING! Kenali 7 Gejala Serangan Virus Corona Jenis Baru, Selain Batuk dan Deman Ada Ini

Baca juga: Indonesia Dalam Bahaya! Virus Corona Jenis Baru Sudah Masuk Singapura, Terungkap dari Sini Asalnya

Baca juga: Tak Boleh Menolak! Warga Harus Ikut Vaksin Covid-19 Jika dapat SMS Ini dari Kemenkes, Kecuali Ini

Meski kini video tersebut telah lenyap di media sosial, namun keberadaannya masih beredar luas di grup percakapan WhatsApp.

Kepolisian Resor Probolinggo Kota kemudian menelusuri video tersebut dan berhasil menemukan ketiga pemuda itu.

Mereka kemudian dipanggil ke Mapolres untuk dimintai klarifikasi tentang video pelecehan itu.

Diketahui, ketiganya merupakan warga Kota Probolinggo dan masih muda. Satu persatu dari mereka pun meminta maaf sembari menangis kencang tersedu-sedu.

"Saya ingin minta maaf karena telah menjelek-jelekkan Satgas dalam video itu,” ucap PT.

Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin menegaskan, kasus itu tetap diproses hukum, baik yang bicara maupun yang mempostingnya.

Pemkot Probolinggo meminta kasus penghinaan tersebut dilanjutkan.

“Tetap diproses hukum. Pemkot minta kasus video penghinaan itu dilanjut,” kata Habib Hadi melalui pesan singkat, Sabtu (2/1/2021).

Kanit IV Satreskrim Polres Probolinggo Kota Iptu Joko Murdianto mengatakan, pihaknya telah mendatangi mereka agar memberikan klarifikasi atas video yang mereka posting di media sosial di Mapolres Probolinggo Kota, supaya video penghinaan itu tidak meluas dan meresahkan masyarakat.

“Kasus itu tetap diproses. Terkait perkembangannya, nanti kita kabari. Kasus ini ada tahapannya, termasuk gelar perkara,” tukas Joko.

504 nakes gugur sepanjang 2020

Sepanjang 2020, total 504 petugas medis dan kesehatan wafat akibat Covid-19.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI Dr Adib Khumaidi SpOT mengatakan, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di dunia.

Bahkan, sepanjang Desember 2020, tercatat 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid-19.

Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi.

Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan salah satu dampak dari berbagai aktivitas dan mobilitas seperti berlibur, pilkada, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.

Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin gratis untuk masyarakat secara bertahap, bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.

"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif.

"Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami menghimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat."

"Karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi, di mana rasio positif Covid pada angka 29,4 persen," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (2/2/2021).

Adib melanjutkan, situasi tidak terkendali dapat terjadi jika masyarakat tidak membantu mematuhi protokol kesehatan.

"Kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan, agar memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan."

"Serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan," harap Adib.

Adib menuturkan, perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan.

"Kami (para tenaga kedis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir," papar dr Adib.

Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) dr Ari Kusuma Januarto SpOG(K) menambahkan, seluruh ibu hamil juga diminta menaati protokol kesehatan.

Mengingat, laporan ibu hamil sampai saat ini separuhnya merupakan orang tanpa gejala, maka sebaiknya menahan diri tidak keluar rumah demi keselamatan diri dan bayi dalam kandungan.

"Ibu hamil memiliki imun yang lebih rendah selama masa kehamilan."

"Sehingga sangat rawan tertular atau terpapar virus."

"Serta diharap mengikuti protokol testing sesuai di fasilitas kesehatan dan mengikuti anjuran dokter atau bidan menangani," pesan Ari.

Meski belum ada penelitian Covid-19 dapat menular pada janin dalam kandungan, ketika seorang ibu hamil sudah terkonfirmasi positif, maka bayi yang baru dilahirkan dapat berpotensi tertular juga karena kontak fisik.

"Maka dari itu lindungi keselamatan diri, bayi dalam kandungan dan bayi baru lahir, dan seluruh orang di sekitar Anda."

Dengan tidak keluar rumah serta menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat," imbau Dr Ari Kusuma Januarto SpOG(K).

Petugas medis dan kesehatan yang meninggal terdiri dari 237 dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga lab medik.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 131 dokter spesialis (7 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).

Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kematian dokter tertinggi.

Berikut ini data kematian dokter dan tenaga kesehatan berdasarkan provinsi:

1. Jawa Timur: 46 dokter, 2 dokter gigi, 52 perawat, 1 tenaga lab medik;

2. DKI Jakarta: 37 dokter, 5 dokter gigi, 24 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga lab medik

3. Jawa Tengah: 31 dokter, 24 perawat, 3 tenaga lab medik;

4. Sumatera Utara: 24 dokter dan 3 perawat;

5. Jawa Barat: 24 dokter, 4 dokter gigi, 23 perawat, 4 apoteker, 1 tenaga lab medik;

6. Sulawesi Selatan: 11 dokter dan 6 perawat;

7. Banten: 8 dokter dan 2 perawat;

8. Bali: 6 dokter, 1 tenaga lab medik;

9. Aceh: 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik;

10. Kalimantan Timur: 6 dokter dan 4 perawat;

11. DI Yogyakarta: 6 dokter dan 2 perawat;

12. Riau: 5 dokter, 2 perawat;

13. Kalimantan Selatan: 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat;

14. Sumatera Selatan: 4 dokter dan 5 perawat;

15. Sulawesi Utara: 4 dokter, 1 perawat;

16. Kepulauan Riau: 3 dokter dan 2 perawat;

17. Nusa Tenggara Barat: 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik;

18. Bengkulu: 2 dokter;

19. Sumatera Barat: 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat;

20. Kalimantan Tengah: 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker;

21. Lampung: 1 dokter dan 2 perawat;

22. Maluku Utara: 1 dokter dan 1 perawat;

23. Sulawesi Tenggara: 1 dokter, 2 dokter gigi, 1 perawat;

24. Sulawesi Tengah: 1 dokter;

25. Papua Barat: 1 dokter;

26. Papua: 2 perawat;

27. Nusa Tenggara Timur: 1 perawat;

28. Kalimantan Barat: 1 perawat, 1 tenaga lab medik;

29. Jambi: 1 apoteker;

30. DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat, serta 1 dokter masih dalam koonfirmasi verifikasi.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Menghina Satgas Covid-19 di Sosmed, Tiga Pemuda Menangis Kejer Saat Dibawa ke Kantor Polisi dan pos-kupang.com dengan judul Wali Kota Probolinggo Minta Polisi Proses Hukum Para Pemuda Penghina Satgas Covid-19.

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved