KEJAM, Dalam Semalam 222 Orang Tewas Dibantai, Rumah Dibakar Saat Penghuni Tertidur Lelap

Di penghujung tahun 2020 ini, terjadi pembantaian yang membuat ratusan korban jiwa. Sedikitnya 222 orang tewas dibantai

Editor: Rahimin
Serambi Indonesia
Seorang anggota Pasukan Khusus Afar di desa Bisober di wilayah Tigray, Ethiopia, pada 9 Desember 2020. KEJAM, Dalam Semalam 222 Orang Tewas Dibantai, Rumah Dibakar Saat Penghuni Tertidur Lelap 

KEJAM, Dalam Semalam 222 Orang Tewas Dibantai, Rumah Dibakar Saat Penghuni Tertidur Lelap

TRIBUNJAMBI.COM - Di penghujung tahun 2020 ini, terjadi pembantaian yang membuat ratusan korban jiwa. 

Sedikitnya 222 orang tewas dibantai ketika sebuah serangan senjata dilakukan sekelompok orang di sebuah desa Ethiopia.

Akibat insiden tersebut, rumah-rumah warga habis dibakar dalam pembantaian yang terjadi pada Rabu (23/12/2020) di Bekoji, Benishangul-Gumuz, Ethiopia.

Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC) awalnya memperkirakan korban tewas awalnya lebih dari 100 orang.

Baca juga: Bukan Papua, 3 Provinsi di Indonesia Ini Ternyata Biaya Hidupnya Paling Mahal, Ini Alasannya

Baca juga: SIAPA Komjen Agus Andrianto Calon Kuat Pengganti Jenderal Idham Azis, Banyak Pengalaman di Reskrim

Baca juga: Kisah Janda Muda Cantik Terjerumus Prostitusi, Bayaran Rp1,2 Juta Sekali Kencan

Tetapi Melese Mesfin, yang menjadi sukarelawan untuk Palang Merah, mengatakan pada hari Jumat (25/12/2020) bahwa organisasinya telah menguburkan 207 korban dan 15 penyerang.

Seorang juru bicara daerah Bulen mengkonfirmasi 207 orang tewas dan 40.000 lainnya telah meninggalkan rumah mereka karena pembantaian ini.

Melansir dari AFP, Sabtu (26/12/2020), badan pemerintah independen Ethiopia pada Rabu mengatakan, 100 orang tewas ketika mereka terlelap dalam tidurnya.

Kemudian kelompok bersenjata membakar tanaman dalam sebuah serangan menjelang fajar.

"133 korban adalah pria dewasa dan 35 adalah wanita dewasa. 17 anak-anak, satu di antaranya bayi berusia enam bulan, dan 20 orang lanjut usia tewas," kata EHRC dalam pernyataan, Jumat malam.

Sebagian besar wilayah itu dihuni oleh etnis Shinasha, Oromo dan orang Amhara, yang merupakan etnis asli Ethiopia.

Daerah itu telah mendapatkan serangkaian serangan mematikan dalam beberapa bulan terakhir.

Pejabat lokal menyalahkan orang-orang etnis Gumuz atas kekerasan itu.

Menyusul serangan hari Rabu, "upaya sedang dilakukan untuk mengidentifikasi para korban dengan bantuan para penyintas dan kartu identitas", kata EHRC.

Baca juga: REKOR Baru, Pasien Covid-19 Sembuh Dalam Sehari Sebanyak 6.389 orang

Baca juga: Ketika Mantan Panglima TNI Djoko Suyanto Rawat Belasan Anggota Keluarga & Karyawan Positif Covid-19

Baca juga: Malunya Rohimah Sama Besan, Ungkap Hatinya yang Hancur Gegara Perangai Kiwil Poligami: Gini Amat!

Komisi tersebut mengulangi seruannya kepada otoritas terkait untuk memberikan bantuan kemanusiaan segera kepada para korban dan orang-orang yang terlantar akibat serangan itu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved