Berita Nasional
VIRAL, Jembatan Anyaman Bambu Senilai Rp 200 Juta, Kadis PUPR Berdalih Atas Permintaan Warga
Sebuah jembatan anyaman bambu disebut menghabiskan dana Rp 200 juta untuk membuatnya.
VIRAL, Jembatan Anyaman Bambu Senilai Rp 200 Juta, Kadis PUPR Berdalih Atas Permintaan Warga
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah jembatan anyaman bambu disebut menghabiskan dana Rp 200 juta untuk membuatnya.
Pembangunan jembatan tersebut disorot. Jembatan tersebut menghubungkan Desa Pandak dan Desa Bulak.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto menjelaskan tentang jembatan anyaman bambu senilai Rp 200 juta yang viral di media sosial.
Ia mengatakan awalnya warga meminta jembatan yang menghubungkan dua desa di Ponorogo tersebut direhab.
Baca juga: Calon Kapolri Mengerucut ke Dua Nama, Satu Nama Akan Diajukan Presiden ke Komisi III DPR
Baca juga: Refly Harun Dilaporkan ke Polisi Kasus Ujaran Kebencian, Pencemaran Nama Baik Nahdlatul Ulama
Baca juga: BURUAN, Sisa 11 Hari Dapatkan Token Listrik Gratis Desember 2020, Login https://stimulus.pln.co.id/
Jembatan tersebut posisinya rendah dan memicu banjir saat air sungai meluap. Selain itu jembatan itu hanya hanya memiliki lebar 2 meter.
Setelah menerima usulan warga, Bappeda meminta DPUPR menghitung kebutuhan anggaran pembangunan jalan tersebut.
Setelah dihitung kebutuhan anggaran untuk rehab jembatan tersebut sekitar Rp 500 juta hingga Rp 600 juta.
Namun anggaran yang tersedia saat itu hanya Rp 200 juta saja. Hal tersebut disampaikan ke pemerintah desa dan mereka setuju pembangunan jembatan dilakukan secara bertahap.
Anggaran Rp 200 juta itu kemudian digunakan untuk pembangunan pondasi jembatan bagian kanan dan kiri.
Pembangunan pondasi tersebut sudah diselesaikan di 2020.
Setelah pondasi jembatan selesai dibangun, warga di Desa Pandak dan Desa Bulak memiliki inisiatif patungan untuk membuat lantai jembatan dengan bahan anyaman bambu, sehingga jembatan itu untuk sementara dapat dilewati sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki.
“Pembangunan jembatan itu merupakan aspirastif dari legeslatif desa setempat. Pembangunan jembatan itu atas permintaan warga karena kondisi jembatan sudah lama,” kata Jamus yang dihubungi Kompas.com, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Menantu Jokowi Habiskan Dana Kampanye Rp 14 Miliar, Menang Pilkada Medan, Akhyar-Salman Gugat ke MK
Baca juga: Pesawat Lion Air dari Batam Tergelincir di Bandara Radin Inten II Lampung, Seluruh Penumpang Selamat
Baca juga: Kisah Penangkapan Makhluk Misterius Penghisap Darah di Kuningan, Polisi Kerahkan Pasukan Bersenjata
Meski berbahan anyaman bambu, ia mengatakan jembatan tersebut aman untuk dilewati sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki.
Apalagi kanan kiri jembatan dipasang pagar berbahan bambu