Kisah Kopassus

Kisah Kopassus, Lakukan Serangan Kilat saat Menumpas Para Pembajak dan Selamatkan Sandera

Semua berawal dari Operasi Woyla, saat personel Kopassandha atau kini bernama Kopassus melumpuhkan para teroris yang menyandera pesawat Garuda Indones

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
anggota Kopassus 

Pemimpin pembajak, Imran bin Muhammad Zein selamat dalam kontak senjata itu dan ditangkap oleh pasukan anti teror.

Dalam tiga menit pasukan para komando telah menguasai situasi.

Pukul 02.46, seorang anggota pasukan khusus keluar dari pintu depan pesawat mengacungkan jempol.

Menit-menit berikutnya terdengar raungan sirine ambulans mendekati pesawat yang sudah tiga hari lebih terparkir di landasan.

Beberapa orang segera diangkut ke rumah sakit. Sebuah bus kemudian datang menjemput para sandera.

Seluruh penumpang selamat.

Pukul 03.20, ambulans terakhir meninggalkan lokasi kejadian. Letnan Satu (Anumerta) Achmad Kirang dan Kapten Pilot Herman Rante meninggal saat dirawat di rumah sakit.

Indonesia punya sejarah cemerlang dalam mengatasi pembajakan pesawat, yaitu saat Pasukan Anti Teror melumpuhkan pembajak Pesawat Garuda DC-9 atau Woyla pada 1 April 1981 di Don Mueang, Thailand.

Atas jasanya dalam operasi pembebasan sandera itu, Kirang yang saat itu berpangkat capa (calon perwira) mendapat Bintang Sakti dan kenaikan pangkat istimewa dua tingkat, prajurit para komando lainnya juga mendapat Bintang Sakti dan kenaikan pangkat satu tingkat.

Pembajakan pesawat GA-206 rute Palembang-Medan –kemudian dibelokkan ke Bangkok setelah mengisi bahan bakar di Penang (Malaysia)— itu bermotif tuntutan pembebasan beberapa orang yang ditahan karena terlibat pembunuhan empat anggota polisi dalam Peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat.

Para pembajak juga menuntut tebusan 1,5 juta dollar AS.Kompas mencatat dua kali peristiwa pembajakan pesawat maskapai Indonesia sebelumnya.

Pertama, pesawat jenis Vickers Viscount milik Merpati Nusantara Airlines rute Surabaya-Jakarta, dengan nomor penerbangan 171, pada 5 April 1972 di Bandara Adi Sucipto, Jogjakarta.

Kedua, pesawat DC-9 milik Garuda dengan nomor penerbangan GA-488 dari Jakarta menuju Surabaya, 5 September 1977

Baca juga: Kisah Kopassus, Kisah Heroik Operasi Militer di Papua untuk Misi Pembebasan Sandera

Baca juga: Kisah Kopassus, Pecahkan Rumor Putra Raja Minyak yang Dimakan Suku Terasing

Baca juga: SENJATA Pisau Kopassus yang Bikin Musuh Ciut, Berbilah Dua & Sekali Tusuk Bisa Kena ke Jantung

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved