Kisah Kopassus
Kisah Kopassus, Pecahkan Rumor Putra Raja Minyak yang Dimakan Suku Terasing
Kabar kematian Rockfeller, yang keluarga miliarder, dengan cara yang sangat tragis itu menjadi perhatian dunia internasional. Termasuk rumor bahwa Mic
TRIBUNJAMBI.COM - Beberapa tahun sebelum misi Kopassus di Papua, ditemukan potongan kaki yang menggegerkan dunia.
Potongan kaki itu milik putra raja minyak AS super kaya, Michael Rockfeller.
Dia melakukan ekspedisi ke pedalaman Papua Nugini, namun hilang.
Sekira dua bulan kemudian, setelah upaya pencarian, jasad Michael Rockfeller hanya ditemukan berupa sepotong kaki yang masih mengenakan sepatu. (pasukan elite TNI)
Baca juga: Kisah Kopassus, Kisah Heroik Operasi Militer di Papua untuk Misi Pembebasan Sandera
Baca juga: Kisah Kopassus, Menembak Tepat 11 Target Dalam Jarak 600 Meter dengan Sebuah Peluru
Baca juga: Kisah Kopassus, Bermodalkan Buah Durian, Anggota Baret Merah Ini Berhasil Masuk Ke Lingkaran Musuh
Setelah penelitian, berdasar jenis sepatu, potongan kaki tersebut dikenali sebagai jasad dari mendiang Rockfeller. ( RPKAD )
Kabar kematian Rockfeller, yang keluarga miliarder, dengan cara yang sangat tragis itu menjadi perhatian dunia internasional. Termasuk rumor bahwa Michael Rockfeller telah dimakan suku terasing yang tinggal di hutan belantara Papua Nugini.
Rumor keberadaan suku pemakan manusia tidak hanya beredar di Papua Nugini, tapi juga menyebar ke kawasan pedalaman Irian Barat (Papua), yang pada 1960-an masih merupakan hutan lebat yang belum terjamah.
Beberapa tahun setelah peristiwa itu terjadi, Kopassus dikirim ke hutan belantara Papua.
Pada waktu itu, hutan Papua masih sangat liar dan berisiko untuk didatangi, termasuk RPKAD (sekarang Kopassus) sekalipun.
RPKAD menelusuri hutan
Pada 5 Mei 1969, meski rumor tentang keberadaan suku pemakan manusia di pedalaman Papua masih santer, dilakukan misi ke sana.
Ada tujuh anggota RPKAD, lima anggota Kodam XVII Cenderawasih Papua dan tiga warga asing yang juga kru televisi NBC, AS serta satu wartawan TVRI, Hendro Subroto.
Mereka melaksanakan ekspedisi ke Lembah X, lokasinya di lereng utara Gunung Jayawijaya.
Tim ekspedisi berjumlah 16 orang itu dipimpin personel RPKAD Kapten Feisal Tanjung, sebagai Komandan Tim, dan Lettu Sintong Panjaitan sebagai Perwira Operasi.
Lembah X berpemandangan indah, sekaligus merupakan tempat yang belum pernah dijamah manusia dari luar.