Gunung Semeru Meletus

Lahar Panas Gunung Semeru Menerjang, Penambang Pasir Lari Tunggang Langgang, 550 Warga Mengungsi

Lahar panas Gunung Semeru menerjang pada Selasa (1/12/2020) dini hari. 550 warga mengungsi.

Editor: Rahimin
TRIBUNJATIM.COM/TONNY H
Lahar panas Gunung Semeru menerjang aliran Sungai Besuk Kobokan, Selasa (1/12/2020). Lahar Panas Gunung Semeru menerjang, penambang pasir lari tunggang langgang, 550 Warga Mengungsi 

Lahar Panas Gunung Semeru Menerjang, Penambang pasir Lari Tunggang Langgang, 550 Warga Mengungsi

TRIBUNJAMBI.COM - Lahar panas Gunung Semeru menerjang pada Selasa (1/12/2020) dini hari. 550 warga mengungsi.

Seluruh penambang pasir di Sungai Besuk Kobokan Lumajang melarikan diri.

Sungai Besuk Kobokan selama ini digunakan warga untuk menambang pasir.

Muhammad salah satu petugas yang berjaga di lokasi tambang bercerita, lahar panas datang sekitar pukul 02.30 WIB.

Menurutnya tidak ada tanda-tanda datangnya lahar panas. Walaupun demikian, seluruh penambang pasir yang berada di sungau tersebut berhasil menyelamatkan diri.

Baca juga: Begini Fakta-fakta Letusan Gunung Semeru, dari 3 Jam Muntahkan Lava Panas hingga Warga Mengungsi

Baca juga: Ahok Bermasalah Lagi, Kasus Pembelian Lahan di Cengkareng Kembali Diungkap MAKI

Baca juga: Hore, Gaji PNS dan PPPK Dinaikkan, Cek Daftar Besaran Gaji PNS dan PPK Yang Terbaru

Namun di sungai yang sudah dipenuhi lahar panas, dua truk dan satu ekskavator terjebak dan tak bisa diselamatkan.

"Langsung datang tiba-tiba, tidak ada tanda-tanda suara gemuruh maupun tanda-tanda kayak api," ujar Muhammad dikutip dari Tribunjatim, Selasa (1/12/2020).

Sementara itu di lokasi sungai tersebut material vulkanik masih terlihat mengeluarkan asap tebal.

Menurut Bupati Lumajang Thoriqul Haq, ketinggian lahar panas di daerah aliran sungai (DAS) di wilayahnya mencapai 30 meter dari dasar sungai. "Dan pasirnya masih panas," terangnya.

Ia khawatir lahar panas tersebut mengeluarkan letupan sekunder sehingga meminta masyarakat untuk menghindari lokasi di sekitar sungai.

Tangkapan layar akun Instagram resmi TNBTS yang menunjukkan luncuran lava pijar di Gunung Semeru.
Tangkapan layar akun Instagram resmi TNBTS yang menunjukkan luncuran lava pijar di Gunung Semeru. ((KOMPAS.COM/ANDI HARTIK))

"Dikhawatirkan ada letupan sekunder terjadi. Apalagi kalau sewaktu-waktu hujan yang tentu arusnya ke mana-mana sehingga semua harus waspada, terutama masyarakat di sekitar DAS," kata Thoriqul seperti dikutip dari Antara.

Awan panas meluncur sejauh 11 kilometer

Gunung Semeru meletus pada Selasa (1/12/2020) menyebabkan awan panas letusan terus meluncur ke arah Curah Besuk Kobokan hingga sepanjang 11 kilometer.

Luncuran sepanjang itu disebabkan karena durasi kemunculan awan panas yang cukup lama, yakni selama tiga jam.

Pengamat Gunung Api Semeri di Pos Pantau Gunung Api Sawur, Yadi Yuliandi mengatakan luncuran awan panas terjadi dua kali pada Selasa (1/12/2020) dini hari.

Luncuran pertama terjadi pukul 01.23 WIB, dan kedua 01.45 WIB. "Satu awan panas guguran yang satu awan panas letusan," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (1/12/2020).

Baca juga: Mahfud MD Berang, Rumah Ibunya di Madura Digeruduk Ratusan Orang: Mereka Mengganggu Ibu Saya!

Baca juga: Karier Zodiak Rabu 2 Desember 2020 - Libra Jangan Menyesali Keputusanmu, Pisces Tak Perlu Berlebihan

Baca juga: KPK Kumpulkan Bukti, Ada Indikasi Aliran Dana ke Ali Mochtar Ngabalin di Kasus Suap Ekspor Lobster

Sementara itu Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memastikan seluruh pendaki di Gunung Semeru sudah turun sebelum gunung tersebut mengeluarkan awan panas pada Selasa dini hari.

Rombongan pendaki yang turun terakhir berjumlah lima orang dan dalam kondisi sehat.

TNBTS sendiri telah menutup aktivitas pendakian Gunung Semeru sejak Senin (30/11/2020) setelah adanya peningkatan aktivitas vulkanologidi Gunung Semeru.

550 warga mengungsi

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 550 warga dari Dusun Kobokan, Desa Supiturang, dan Gunung Sawur di Desa Sumber Wulu, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mengungsi.

Warga tersebut adalah mereka yang tinggal di radius 10 kilometer dari kawah Semeru. Untuk sementara warga diungsikan ke Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Sawur dan di Balai Desa Supiturang.

Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi mengatakan pihaknya sudah membagikan 2.000 masker untuk warga.

Masker tersebut dibagikan karena daerah kaki Gunung Semeru dihujani abu vulkanik.

Sampai saat ini, semua warga yang mengungsi dalam kondisi sehat. BPBD sudah menyiagakan ambulans dan tim medis.

"Kondisinya sehat, tim kesehatan juga sudah turun. Makan sudah dua kali, dan terus kita siagakan ambulans dan petugasnya," katanya.

Baca juga: 11 Orang Teroris Jaringan MIT Pimpinan Ali Kelora Diburu, Foto-fotonya Disebar Polisi, Simak Ini Dia

Aisyah salah satu warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo mengatakan, ia mendengarkan suara letusan Gunung Semeru sekitar 02.00 WIB saat sedang tertidur.

Ia kemudian mengungsi karena hujan abu Gunung Semeru melanda pemukiman. "Mengungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini," kata Aisyah, dikutip dari Surya, Selasa.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Hartik | Editor: David Oliver Purba), Tribunjatim.com, Antara

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lahar Panas Gunung Semeru Menerjang, Penambang Pasir di Lumajang Lari Selamatkan Diri",  

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved